Mohon tunggu...
maryamtazqiyah
maryamtazqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Minat dengan topik Self Improvement

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengupas Kesetaraan Gender di Media Populer: Drama Korea Good Partner

24 Desember 2024   20:04 Diperbarui: 24 Desember 2024   20:04 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Good Partner. Sumber: Pinterest

Namun, kekuatannya tidak hanya terletak pada kemampuannya sebagai pengacara, tetapi juga dalam caranya menghadapi kritik dan keraguan yang diarahkan kepadanya sebagai perempuan. Dalam salah satu momen emosional, ia mengatakan, "Keahlian saya tidak bisa diukur dari gender saya," yang menjadi pesan kuat tentang pentingnya meritokrasi di dunia kerja. Karakter ini menjadi simbol perlawanan terhadap stereotip gender, yang sering kali menganggap perempuan kurang mampu dalam profesi yang dianggap maskulin seperti hukum.

Han Yu-Ri & Cha Eun-Kyung. Sumber: Pinterest
Han Yu-Ri & Cha Eun-Kyung. Sumber: Pinterest

Dinamika Mentor-Mentee antara Cha Eun-Kyung dan Han Yu-Ri

Hubungan Cha Eun-Kyung dan Han Yu-Ri menjadi elemen penting dalam drama ini. Pada awalnya, hubungan mereka penuh dengan ketegangan. Cha Eun-Kyung dikenal sebagai mentor yang keras, sering memberikan kritik tajam pada Han Yu-Ri. Namun, seiring waktu, Han Yu-Ri mulai memahami bahwa pendekatan ini adalah cara Cha Eun-Kyung mempersiapkannya untuk menghadapi dunia kerja yang penuh tantangan.

Salah satu momen paling berkesan dalam hubungan mereka adalah ketika Cha Eun-Kyung membela Han Yu-Ri di depan rekan-rekan pria yang meremehkan kemampuannya hanya karena ia seorang perempuan muda. Dalam adegan itu, Cha Eun-Kyung mengatakan, "Dia lebih dari sekadar pengacara baru. Dia adalah pengacara yang berani, dan keberanian itulah yang membuat kita menang." Hubungan ini merefleksikan pentingnya solidaritas perempuan dalam melawan hambatan gender di tempat kerja.

Di sisi lain, Han Yu-Ri juga memberikan pengaruh positif bagi Cha Eun-Kyung. Sebagai generasi muda, Han Yu-Ri membawa perspektif baru yang sering kali mengingatkan Cha Eun-Kyung untuk tetap terbuka terhadap perubahan. Hubungan mereka menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya satu arah, tetapi juga saling melengkapi.

Tantangan Perempuan dalam Menyeimbangkan Karir dan Kehidupan Pribadi

Cha Eun-Kyung, sebagai karakter utama dalam Good Partner, menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan kariernya yang menuntut dengan tanggung jawab keluarga. Sebagai pengacara yang berdedikasi, ia seringkali mengutamakan pekerjaannya, yang memicu ketegangan dengan suaminya, Kim Ji-Sang, seorang dokter. Konflik rumah tangga ini mencapai puncaknya ketika Kim Ji-Sang merasa kesal karena Cha Eun-Kyung jarang berada di rumah untuk menjalankan perannya sebagai istri dan ibu bagi anak mereka, Kim Jae-Hee. Ketegangan yang terus terjadi akhirnya membuat mereka memutuskan untuk bercerai.

Namun, di balik obsesinya terhadap pekerjaan, ada alasan mendalam yang mendorong Cha Eun-Kyung menjadi seorang workaholic. Ia ingin memastikan bahwa anaknya memiliki kehidupan yang baik dan terjamin secara finansial. Setelah perceraiannya, Cha Eun-Kyung perlahan menyadari pentingnya keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi. Ia mulai berusaha menjadi sosok ibu yang lebih hadir untuk anaknya, Kim Jae-Hee. Perubahan ini tidak hanya menunjukkan sisi manusiawinya tetapi juga menggambarkan perjalanan emosional yang sering dihadapi perempuan pekerja di dunia nyata.

Kisah Cha Eun-Kyung mencerminkan dilema yang dihadapi banyak perempuan modern, termasuk di Indonesia, yang kerap berada di persimpangan antara ambisi profesional dan ekspektasi keluarga. Drama ini dengan realistis menggambarkan bagaimana perempuan sering kali harus menghadapi kritik dan tekanan, baik dari pasangan, keluarga, maupun masyarakat, ketika mencoba menjalankan berbagai peran dalam hidup mereka.

Melalui perjuangan Cha Eun-Kyung, Good Partner menyampaikan pesan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari pencapaian profesional tetapi juga dari hubungan yang sehat dan peran yang seimbang dalam keluarga. Ini menjadi refleksi penting untuk memahami kebutuhan perempuan pekerja akan dukungan, baik dari pasangan maupun lingkungan sosial mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun