Mohon tunggu...
Maryam Dumako
Maryam Dumako Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Universitas Pohuwato

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat, Manusia dan Pendidikan.

22 Desember 2022   14:48 Diperbarui: 2 Januari 2023   21:01 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Maryam H. Dumako, Ansar, Hariadi Said, Arwildayanto.

Filsafat merupakan ungkapan yang tidak saja dibicarakan para cerdik cendekia, bahkan  sering menjadi bahan perbincangan di kalangan masyakat umum.  Dari berbagai sumber bacaan menunjukkan  bahwa filsafat hadir sejak manusia dilahirkan.   Histori  filsafat  hadir sejak berabad-abad sebelum lahirnya Nabi Isa AS (before chrismas). Negara atau wilayah-wilayah yang menjadi banyak sumber informasi tentang filsafat, yakni Yunani, India, Persia (Iran), China, dan bahkan Arab (islam).

Manfaat berfikir secara filsafat, dapat mengajarkan kita cara berfikir dengan kritis. Sebagai dasar mengambil keputusan menggunakan akal sehat pola fikir kita, berfikir secara filsafat dapat menguasai, mendasari, dan spekulatif. Artinya berfikir secara menyeluruh dari pemikiran karakteristik berfikir kita dapat memahami semua materi yang ada. Cara berfikir ini juga ingin mengetahui pengetahuan yang lainnya juga ingin mengetahui kaitan ilmu dan moral, kaitannya dengan ilmu agama dan meyakini apa materi ilmu yang membawa kebagiaan pada manusia (Mardiyanti, 2020).

Berfilsafat berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun berpikir secara radikal sampai ke akar-akarnya, oleh karena itu meskipun berfilsafat mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap kegiatan berfikir berarti filsafat atau berfilsafat. Sutan Takdir Alisjahbana menyatakan bahwa pekerjaan berfilsafat itu ialah berfikir, dan hanya manusia yang telah tiba di tingkat berfikir, yang berfilsafat (Alisyahbana:1981 dalam Widyawati: 2013).

Dalam konteks ilmu pendidikan, terdapat beberapa landasan atau atau azas, yakni Ada berbagai jenis landasan pendidikan, berdasarkan sumber perolehannya, antara lain adalah: (a) landasan religius pendidikan; (b) Landasan filosofis pendidikan; (c) landasan ilmiah pendidikan; (d) landasan yuridis atau hukum pendidikan, dan (e) landasan budaya atau yang biasa dikenal sebagai etnopedagogik (Sutirna dan Asep Samsudin, 2015; Uno, H. dan N. Lamatenggo, 2016). Menurut Falah (2017), bahwa Landasan filosofis pendidikan merupakan seperangkat asumsi yang bersumber dari filsafat yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Seperangkat asumsi ini dideduksi atau dijabarkan dari sistem gagasan filsafat secara umum dengan cakupan Metafisika, Epistemologi, Aksiologi yang dirumuskan oleh suatu aliran filsafat tertentu.

Filsafat merupakan induk ilmu pengetahuan yang melahirkan displin ilmu lainnya. Filsafat dapat melahirkan berbagai cabang ilmu dikarenakan peran cabang-cabang filsafat itu sendiri. Cabang filsafat yang kita ketahui bersama adalah Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Ontologi adalah cabang filsafat yang mengkaji tentang keberadaan sesuatu ilmu, Epistemologi adalah cabang filsafat yang mengkaji tentang bagaimana mendapatkan sebuah pengetahuan yang melahirkan ilmu, sedangkan aksiologi adalah cabang filsafat yang mengkaji manfaat dari sebuah ilmu. 

ONTOLOGI

Ontologi dari sebuah pendidikan adalah mengubah baik perilaku, kognitif, dan psikomotor sebagai sebuah perubahan yang riil dimana penerapannya kepada peserta didik harus dilandasi dengan humanisme yang akan merubah dari ketiga aspek tersebut dari background atau intake yang buruk atau kurang baik menjadi lebih baik. Hakekat dari sebuah pendidikan haruslah secara proper berniat dan berperilaku sebagai penerang suatu bangsa dari kegelapan berpikir. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus memiliki peran dan tindakan serius di dalam memecahkan persoalan pendidikan.

Dalam membuat, ataupun menerapkan aturan perundang - undangan di dalam proses pendidikan hendaklah pemerintah menyatukan konsep ontologi dalam tataran praktis bukan dalam tataran teoretis. Pencapaian tujuan pendidikan haruslah benar - benar di imbangi dengan undang-undang yang berhakekat dengan pendidikan agar para generasi pendidik dan peserta didik memiliki wawasan, jiwa, karakter yang benar - benar pembelajar sejati bukan hanya belajar dimaknai sebagai cara untuk mendapatkan gelar ataupun ijasah, tetapi hakekat dari pencarian ilmu haruslah menjadi landasan yang utama di dalam medesain, merumuskan, melaksanakan, mengevaluasi sebuah sistem pendidikan Indonesia.

EPISTEMOLOGI

Proses pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari bagaimana pendidikan itu di rancang, di rumuskan, dilaksanakan, ataupun di evaluasi. Dalam epistimologi dikenal sebuah cara untuk mendapatkan sebuah ilmu, maka di dalam pendidikan mulai dari perancangan sampai evaluasi pendidikan haruslah dilakukan secara benar, tepat dan ilmiah. Pendidikan tidak bisa dilaksanakan secara pengalaman, oleh karena itu di dalam mengkaji sebuah sistem proses pendidikan haruslah sebuah hasil dari kajian yang amat mendalam. Peraturan baik itu perundang-undangan sampai kurikulum harus memiliki dasar ilmiah dan kuat sehingga dalam pengambilan tindakan tidak serta merta berdasakan pengalaman dari sebuah kebijakan masa lampau. Desain sebuah pendidikan merupakan proses yang sangat bermakna di dalam pencerdasan bangsa. Patokan atau pedoman yang akan dilaksanakan merupakan sebuah mekanisme bagi para pelaksana baik di tingkat pusat sampai pada guru yang sebagai ujung tombak pendidikan. Analisis data, pengujian data harus selalu dilakukan agar menciptakan sebuah pengembangan metode ataupun sistem pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun