Sementara, dikutip dari Antaranews, Hasto Kristiyanto menangis ketika memberikan keterangan kepada wartawan mengenai pengunduran diri Abdullah Azwar Anas dari pencalonan sebagai wagub di Pilgub Jatim, di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Tengku Umar, Jakarta, Sabtu (6/1/2018). Hasto Kristiyanto mengatakan, ada pihak yang sengaja menggunakan "cara-cara kotor" untuk mengagalkan Azwar Anas maju mendampingi bakal Cagub Jatim Saifullah Yusuf di Pilkada Jatim tahun 2018.
Murray Edelman dalam bukunya "The Symbolic Uses of Politics" (1964) menjelaskan bagaimana tindakan simbolik, termasuk ekspresi emosional seperti menangis, digunakan oleh politisi untuk mempengaruhi persepsi publik. Sementara, menurut Jeffrey C. Alexander dalam buku "The Performance of Politics: Obama's Victory and the Democratic Struggle for Power" (2010) mengatakan bahwa performa dan penampilan politisi memainkan peran penting dalam membentuk narasi politik serta mendapatkan dukungan publik.
Namun, apa yang dilakukan oleh petinggi PDIP itu belum tentu salah. Apalagi jika hal tersebut datang dari hati nurani. Bahkan dalam politik, terdapat idiom yang terkenal dari Niccol Machiavelli dalam karyanya "The Prince" (Il Principe) bahwa tujuan politik dapat menghalalkan segala cara sebagai prinsip dasar dalam strategi politiknya.
Sudah seharusnya politisi harus menunjukan keberpihakannya terhadap kepentingan masyarakat luas. Namun, apa yang ditunjukan dan dikerjakan haruslah tindakan yang subtantif bukan hanya sekedar mempengaruhi persepsi publik apalagi semata-mata agenda lima tahunan menjelang Pemilu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H