Mohon tunggu...
Mahpudin
Mahpudin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Asisten Peneliti

Tertarik terkait topik sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politisi PDIP Kerap Menangis di Hadapan Publik, Coba Cari Simpati?

27 Mei 2024   10:10 Diperbarui: 27 Mei 2024   10:47 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kader partai PDI Perjuangan kerap kali menunjukan ekspresi menangis ketika menanggapi suatu hal dihadapan publik. Teranyar, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani sambil tersedu sedan, meminta maaf ada kader PDI-P tak beretika dan langgar konstitusi.

"Sehubungan dengan adanya perilaku kader Partai yang tidak menjunjung tinggi etika politik, tidak berdisiplin, dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ideologi partai, serta melakukan pelanggaran konstitusi dan demokrasi Rakernas V Partai menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia," ujar Puan Minggu (26/5/2024) dikutip dari chanel Youtube PDI Perjuangan, Senin (27/5/2024).

Besar kemungkinan apa yang dibicarakan Ketua DPR RI tersebut berkaitan dengan pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Bukan hanya Puan, hal serupa juga pernah dilakukan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Megawati Soekarnoputri saat menangis dalam Rakernas PDIP di Makassar, Selasa (27/5/2008). [Capture tayangan televisi/suara.com]
Megawati Soekarnoputri saat menangis dalam Rakernas PDIP di Makassar, Selasa (27/5/2008). [Capture tayangan televisi/suara.com]

Seperti dilaporkan oleh Kompas, pada 2008 Pemerintahan dibawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikan harga BBM yang kemudian mendapat penolakan dari berbagai unsur termasuk dari PDI Perjuangan.

Megawati bereaksi keras menolak kenaikan harga BBM tersebut. Bahkan, presiden kelima Indonesia ini menangis saat memberikan sambutan dalam rapat kerja nasional PDI Perjuangan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 27 Mei 2008.

"Banyak rakyat lapar karena tingginya angka kemiskinan, tidak mendapatkan pendidikan yang bagus, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik," ucap Megawati dengan suara parau menahan tangis.

"Saya sedih melihat rakyat banyak yang menderita, padahal kita punya banyak kekayaan alam, namun angka kemiskinan tinggi," lanjutnya.

Kala itu, bertepatan pula dengan pencalonan Megawati dalam Pemilihan Presiden tahun 2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun