Berdasarkan dari hasil penelitian yang diambil dan diamati, terdapat pemanfaatan lahan basah pada sektor pariwisata, yang terletak di Pulau Bakut, Marabahan Baru, Kecamatan Anjir Muara, Kalimantan Selatan. Tepatnya berada di Kabupaten Barito Kuala, memiliki luas 15,58 ha di bawah Jembatan Barito yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah. Jenis tanahnya termasuk alluvial berwarna abu-abu dan bertekstur lempung dengan kandungan humus tebal.Â
Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut merupakan kawasan konservasi ber-ekosistem lahan basah yang tergolong pemanfaatan lahan basah-nya unik. Pulau Bakut memiliki potensi flora dan fauna yang beragam, menawarkan keindahan kawasan hutan mangrove dengan lantai tanah yang digenangi air serta dipengaruhi oleh pasang surut air sungai.Â
Potensi fauna yang menjadi tawaran unggulan adalah eksotisme Bekantan, karena seperti yang diketehui bekantan merupakan salah satu primata langka yang dilindungi dan seperti yang kita kenal, bekantan merupakan maskot Kalimantan Selatan, sehingga tidak heran orang-orang banyak yang datang ingin melihat keunikan Bekantan secara langsung.Â
Tidak hanya untuk destinasi wisata, Pulau Bakut merupakan tempat konservasi penyelamatan populasi bekantan oleh pihak SBI. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai site monitoring spesies prioritas terancam punah sejak tahun 2012 dengan ditetapkan Surat Keputusan BKSDA Kalimantan Selatan Nomor : SK. 1653/IV-K.23/KKH/2012 tanggal 31 Juli 2012. Â
Sebanyak 14 spesies prioritas utama terancam punah. Keanekaragaman flora dan fauna yang ada di pulau bakut dan cukup beragam. Jenis flora yang tumbuh di Taman Wisata Alam Pulau Bakut diantaranya adalah Jeruju (Acanthus ilicifolius), Piai (Acrostichum aureum), Api-api (Acicennia officinalis), Putat (Baringtonia asiatica), Kelampa (Cerbera manghas), Bakung (Crimum asiaticum), Buta-buta (Excoecaria agallocha), Beringin karet (Ficus retusa), Kayu bulan (Fragraea erenulata), Jingah (Gluta renghas), Waru (Hibiscus tiliaceus L.), Nipah (Nypa frusticans), Pandan (Pandanus tectorius), Rambai (Sonneratia caseolaris), dan Mirih (Xylocarpus granatum).
Sedangkan jenis fauna yang ada di Taman Wisata Alam Pulau Bakut cukup beragam untuk kawasan yang tidak terlalu luas diantaranya adalah Burung madu ekor merah (Aethopyga temminckii), Burung madu kelapa (Anthreptes malacensis*), Wallet sapi (Collocalia esculenta), Layang-layang rumah (Delichon dasypus), Celadi belacan (Dendrocopus canicapillus), Cekakak sungai (Halcyon chloris*), Elang bondol (Haliastur indus*), Elang laut perut putih (Heliaeetus leucogaster*), Layang-layang batu (Hirundo tahitica), Bondol Kalimantan (Lonchura fuscans), Cinenen merah (Orthotomus sericeus), Pekaka emas (Pelargopsis capensis*), Trinil pantai (Tringa hypoleucos), Bajing kelapa (Callosciurus natatus), Bekantan (Nasalis larvatus*), Kalong besar (Pteropus vampyrus), Ular air (Cerberus rynchops), Kadal (Mabouya multifasciata), Ular sawah (Phyton reticulatus), Buaya sapit (Tomistoma schlegeli*), Biawak (Varanus salvator). Jenis fauna yang ada merupakan jenis fauna yang mudah didapat pada kawasan ekosistem hutan mangrove.
 5. Pemanfaatan lahan basah di hutan mangrove