Meme lucu yang menggugah selera humor kita yang sering terdengar di masyarakat menjelang Pilkada salah satunya adalah apa bedanya PIL KB dengan PIL KADA?
Jawabannya : PIL KADA kalo jadi pasti lupa, Pil KB kalo lupa pasti jadi'
Meme ini sering dijadikan sebagai sebuah sindiran kepada sejumlah politisi yang kerap meneriakkan janji-janjinya saat kampanye, kemudian lupa memenuhi janjinya ketika sudah terpilih.
Sementara itu, fungsi normal pil KB atau pil kontrasepsi adalah untuk mencegah kehamilan. Namun pada beberapa kasus, sekali wanita melewatkan minum pil KB alias lupa tidak minum pil KB maka kehamilan akan terjadi.
Tokoh politik legendaris Rusia Nikita Khrushchev berkata, "Dimana-mana politisi itu sama saja. Mereka suka berjanji. Berjanji membangun jembatan, meski pun sebenarnya di sana tidak ada sungai.".
Politis itu sama seperti tukang sulap menurut seorang penulis Afrika Ben Okri pernah mengingatkan adanya persamaan antara politisi dan tukang sulap. "Politisi dan tukang sulap penjual obat memiliki banyak kesamaan. Keduanya menarik perhatian kita untuk melupakan apa  yang sesungguhnya mereka lakukan (di balik penglihatan kita), hingga kita pun terkecoh karena larut dalam hiburannya. Targetnya sama, untuk menyenangkan kita, dengan tujuan yang sama pula, yaitu membeli obatnya dan memilihnya di bilik suara.
Dunia politik memang dipenuhi para pengumbar janji yang luar biasa bahkan banyak hal yang dijanjikan sebenarnya di luar kewenangan yang dimilikinya ketika politikus tersebut terpilih. nantinya, tapi apalah arti politikus tanpa janji Dunia politik tanpa janji, laksana langit tak berbintang. Eksistensi dunia politik identik dengan dunia janji. Politisi yang tak pandai berjanji akan terlupakan dan sulit eksis. Peran para politisi dibangun di atas dunia janji.
Negara tanpa politikus khayalan. Meskipun tidak sedikit negara terpuruk karena ulah politikus yang menyebabkan terjadinya konflik, maraknya korupsi, hingga bangkrut karena salah urus. Â Politikus itu memang multi makna dan fungsi. Bisa jahat dan baik, bisa benar dan salah. Bisa membawa mamfaat atau mudharat, bisa membangkitkan atau menjatuhkan. Bisa benar dan salah.
Dan politik itu sendiri  tidak mengharamkan sebuah kesalahan, tetapi hanya mewajibkan sebuah kemenangan. Bahkan, ada yang meyakini, lebih baik menang bermasalah, daripada kalah terhormat. Kelicikian lebih penting daripada kecerdasan.
Mengutip pernyataan Professor Yusril Ihza Mahendra berkata, "Segudang kepintaran tak ada artinya dibanding segenggam kekuasaan."
Jalan pintas menuju kekuasaan, adalah dengan menebar janji. Jangan mudah menyalahkan politisi yang tak menunaikan janji politiknya, tetapi tanyalah dan persoalkan  diri sendiri mengapa mudah percaya dan terperdaya dengan janji yang berubah kebohongan.
Tetapi semakin maju pola berfikir masyarakat dan semakin mudah masyarakat memperoleh informasi di dunia digital ini tentang kewenangan-kewenagnan seorang pejabat politik yang akan dipilihnya maka semakin masyarakat dapat menyaring janji- janji dari politisi tersebut, masyarakat pemilih makin pandai memilah mana politisi pemberi harapan palsu (php) dan mana politisi yang memang berjuang untuk kepentingan rakyat pemilih.
Ketika berbicara pilkada maka akan banyak energi yang akan tercurah banyak konflik politik yang akan terjadi di masyarakat, walaupun nanti yang terpilih adalah politisi yang menurut sebagaian besar adalah yang terbaik tapi tetap saja dikarenakan  banyaknya janji-janji politik maka janji-janji itu yang akan menguap dengan sendirinya (tidak ditepati). (Mr)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H