Mohon tunggu...
Marwan
Marwan Mohon Tunggu... Penulis - Analis sosial dan politik

Pembelajar abadi yang pernah belajar di FISIP.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wahai HMI, Berterimakasihlah pada Pak Saut

10 Mei 2016   19:37 Diperbarui: 10 Mei 2016   20:00 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima, pak saut telah membangkitkan pikiran HMI agar perlu melakukan otokritik. Atas konsolidasi yang terbentuk karena ulah pak saut, HMI perlu kembali melihat lebih dalam dirinya. Inilah momentum yang baik untuk berkontemplasi dan bermuhasabah (evaluasi) apalagi hari ini HMI telah menjadi kekuatan yang besar yang mampu merubah dan membangun wacana nasional bahkan internasional. Akar hijau hitam HMI telah menghujam dalam dan kuat dalam peradaban Indonesia. Zaman dan tantanganpun sudah berubah, metode dan strategi gerakan pun harus berubah. Apakah jalan yang ditempuh ini masih dalam rel gerakan atau sudah bias ? Apakah cara yang dilakukan masih relevan atau tidak? Apakah potensi anggota dan alumni sudah dimaksimalkan atau tidak? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya. ini menjadi tantangan tersendiri bagi HMI.

HMI tidak boleh hanya bernostalgia atas kebesaran tokoh-tokoh HMI yang ada. Prof. Lafran Pane sebagai pendiri organisasi ini, Prof. Nur Cholis Madjid (Cak Nur) dengan islam ke indonesiannya yang toleran, KH Hasyim Muzadi sebagai mantan ketua PBNU, Prof. Syafii Maarif (buya Hamkah) dan Prof. Din Syamsuddin sebagai mantan ketua Muhammadiyah, Prof. Azyumardi Azra sebagai intelektual besar yang menawarkan konsep-konsep islam yang damai, Prof. Komaruddin Hidyat juga sebagai pemikir besar islam, Pak JK sebagai Wakil Presiden, Pak Ade Komaruddin sebagai ketua DPR RI, Pak Anies Baswedan sebagai mentri, Prof. Mahfud md sebagai mantan ketua MK, Pak Harry Azhar Asis sebagai ketua BPK RI serta sangat banyak lagi tokoh politik, tokoh intelektual, tokoh bangsa yang ikut merawat dan membangun negara yang bernama Indonesia.

Setiap proses kejadian selalu ada hikmah yang perlu kita ambil. Pak saut memang salah dan beliau telah mengakuinya. Ini menjadi pembelajaran bagi siapa saja terutama pejabat publik agar lebih hati-hati dalam mengeluaran pernyataan. Demikian pula pelajaran yang bisa diambil oleh HMI atas kasus ini. Pak saut telah mengajarkan itu. karena “Sesungguhnya, dalam perputaran siang dan malam selalu ada tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir” (Al-Quran).

Mungkin ada baiknya, anggota-anggota HMI sejenak berhenti berdemonstrasi menuntut pak saut dan berkatalah: Terimakasih pak saut.

~Makassar, 10 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun