Meskipun demikian, karena tidak ada definisi resmi kawasan Asia Pasifik dan batas-batasnya, daftar negara APAC dapat bervariasi tergantung konteksnya. Beberapa daftar termasuk Rusia, yang terletak di utara namun secara teknis merupakan bagian dari Asia Timur; lainnya termasuk Amerika Serikat, Kanada, Chili, dan negara-negara lain di Amerika yang terletak di sepanjang pantai timur Samudra Pasifik.Â
Beberapa daftar APAC mencakup negara-negara dengan wilayah dependen di kawasan tersebut, seperti AS (Samoa Amerika, negara bagian Hawaii, dll.), Perancis (Polinesia Perancis, Kaledonia Baru), dan Inggris Raya (Pulau Pitcairn, Wilayah Samudra Hindia Inggris), sementara yang lain hanya menyertakan negara berdaulat dan mengecualikan wilayah yang bergantung seperti Niue (Selandia Baru), Guam (Amerika Serikat), dan Pulau Norfolk (Australia). Daftar lain tidak menyertakan AS dan Kanada, tetapi mencakup seluruh Asia selain Australasia, Oceania, dan negara kepulauan Pasifik.
Security Dilemma di Asia Pasifik
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat meningkatkan intensitas hubungan kerjasama di berbagai bidang, yang berimplikasi pada munculnya konflik sebagai akibat dari kompetisi untuk meraih kepentingan masing-masing dalam interaksi yang terjadi.Â
Termasuk wilayah Asia Pasifik yang saling memiliki security dilemma di beberapa unsur seperti peningkatan anggaran belanja militer, terbentuknya aliansi atau kerjasama di bidang militer, konflik di wilayah perbatasan dan sengketa pulau atau wilayah.
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara biasanya mempengaruhi besaran anggaran yang akan dikeluarkan, negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang besar maka negara tersebut juga akan memberikan anggaran yang besar untuk meningkatkan kekuatan militer atau pertahanan negaranya. Seperti yang diketahui bahwa Asia Pasifik merupakan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, maka secara otomatis kompetisi peningkatan kekuatan militer akan marak terjadi dan berimplikasi pada security dilemma di kawasan (Borthwick, 1992).
Anggaran belanja negara yang terus meningkat sesuai dengan data yang dirilis oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang menyebutkan bahwa negara-negara di Asia Tenggara menghabiskan 35,4 miliar dollar untuk dialokasikan di bidang pertahanan dan keamanan hingga tahun 2019 yang mana mengalami peningkatan 4% dari tahun sebelumnya.Â
Meningkatnya anggaran belanja merupakan akibat dari adanya kompetisi kekuatan militer antar negara yang merasa bahwa negaranya harus bisa bersaing dan mendapat pengakuan kekuatan dari negara-negara lain.
Resolusi Security Dilemma di Asia Pasifik
Sebagaimana yang telah saya sebutkan diatas, pertumbuhan ekonomi yang pesat sering kali diikuti oleh peningkatan anggaran belanja militer dan upaya meningkatkan kekuatan pertahanan negara.Â
Beberapa negara di kawasan mengalokasikan sebagian besar sumber daya mereka yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan bersenjata mereka, hal itu dapat membuat negara-negara lain merasa terancam, dan mereka mungkin merespons dengan mengambil tindakan yang sebanding untuk menjaga keseimbangan kekuatan atau menjaga kepentingan keamanan mereka sendiri.Â