Benar saja, sudah sebulan tidak ada lagi kejadian aneh yang terjadi padaku dan keluarga. Namun anehnya, sebulan ini juga aku sangat malas untuk ibadah. Bahkan sering kali meninggalkan sholat. Pengajian RT juga tak pernah ku datangi. Hal serupa juga menimpa suami. Bedanya, selain malas ibadah dia juga menderita insomnia. Sedangkan anakku sering sekali rewel. Apalagi jika sedikit saja permintaannya tidak dituruti pasti dia akan menjerit dan rewel seharian.
Mungkin karena melihat keanehan yang terjadi padaku dan keluarga, suatu siang beberapa ibu-ibu dan pak Handoko datang ke rumah. Awalnya mereka menanyakan kenapa sekarang aku jarang keluar dan datang ke pengajian. Akupun menceritakan yang terjadi.
Setelahnya pak Handoko mengajakku keliling rumah, sampai tiba di dekat rumpun bambu, tiba-tiba aku tidak bisa mengontrol diri. Mulutku berteriak, mataku mengeluarkan air mata. Kakiku terasa panas dan ingin sekali aku menghentak-hentakkannya. Ku dengar pak Handoko terus melantunkan ayat-ayat. Aku merasa suara itu adalah suara yang mengganggu. Ku ingat hal seperti itu berlanjut cukup lama, sampai aku tidak mengingat apa-apa lagi.
Setelah aku terbangun, pak Handoko bertanya, "Bu, pohon bambunya bagus ya bu ?"
Meski merasa aneh dengan pertanyaannya aku berusaha tetap menjawab, "ia pak, itu tolak bala. Karena keyakinan saya pada pohon ini sebagai tolak bala, kejadian aneh yang menimpa saya beberapa waktu lalu sudah tidak terjadi."
"Bu, itu tandanya anda mengkeramatkannya. Padahal yang bisa menolak segala macam mara bahaya itu hanyalah pencipta. Mungkin karena itulah jin suka menghuni pohon itu. Jadi teror yang selama ini terjadi, termasuk perubahan sikap bu Enggar dan keluarga, penyebabnya adalah jin penunggu pohon bambu kuning itu. Sebenarnya tidak masalah menanamnya, hanya saja tidak boleh ada rasa pengagungan atau mengkeramatkan sesuatu. Bukan hanya pohon bambu kuning, apapun itu. Karena jika hal itu dilakukan jin akan senang menghuninya karena memang merasa diagungkan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H