Mohon tunggu...
Dyah Astiti
Dyah Astiti Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Menyampaikan opini

Selanjutnya

Tutup

Horor

Teror Jin Penghuni Bambu Kuning

15 Agustus 2023   12:06 Diperbarui: 15 Agustus 2023   12:23 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Kliktimes.com

"Maksutnya bu ?" aku bertanya sambil kebingungan karena memang tadi malam setelah lampu teras mati aku langsung pergi tidur.

"Gini bu, tadi malam itu kan saya sama suami pulang dari rumah mertua sudah larut sekali. Sekitar jam sebelas tiga puluh. Waktu kami lewat depan rumah bu Angger, kami lihat bu Angger sedang duduk nyantai di teras sambil siul-siul lo bu. Malahan awalnya kami kira bukan orang. Tapi setelah kami sapa dan ada jawaban. Kami baru yakin itu bu Angger."

Sontak hal tersebut membuat aku merinding, "Lohh bu, itu bukan saya. Saya tadi malam sudah tidur dari jam delapan."

"Bu, jangan bercanda saya jadi merinding ini."

Lama kami berbicara tentang keanehan rumahku. Sampai akupun akhirnya harus pulang karena sudah siang. Aku berusaha melakukan banyak hal agar aku tidak memikirkan cerita tetanggaku tadi. Namun ketika aku sedang menyuci, tiba-tiba ku dengar pintu depan di buka. Aku bergegas melihat siapa yang datang. Tapi masak ia tamu datang langsung buka pintu ? Setelah aku ke depan, ku lihat pintu itu masih tertutup rapat. Jelas-jelas tadi aku mendengar suara orang membuka pintu.

Malam hari aku sengaja menemani Rea bermain di ruang tengah. Tapi ada yang tak biasa dengan anakku ini, dia hanya duduk tanpa berkedip menghadap arah pintu depan. Akupun menepuk pundaknya. Saat itu juga, ia menangis sangat keras. Aku berusaha menenangkannya tapi tetap saja dia terus menangis. Sampai-sampai dua tetanggaku datang untuk membantuku. Akhirnya dia berhenti menangis saat meminum air yang sudah di bacakan ayat suci Al Qur'an oleh salah satu tetanggaku.

Teror itu tidak berhenti, dua hari setelah kejadian yang menimpa Rea. Kejadian serupa terjadi padaku. Tiba-tiba semua berubah jadi gelap dan aku sudah tidak mampu mengingat apa-apa lagi. Bangun-bangun aku sudah di sofa dengan banyak ibu-ibu mengerumuniku.

"Bu, saya kenapa bu?" tanyaku penasaran.

"Bu Angger tadi pas maghrib kami lihat hanya duduk termenung di bawah rumpun bambu kuning di pojokan. Karena khawatir saya berniat memanggil, tapi bu Angger tidak menyahut tapi malah ketawa-tawa sendiri bu."

"Akhirnya karena takut kami panggil Pak Handoko, salah seorang imam masjid komplek bu,"ucap salah seorang ibu menjelaskan.

Aku benar-benar tak habis pikir tentang yang menimpaku. Bukankah aku sudah menanam bambu kuning itu. Tapi kenapa ya hal aneh ini tetap terjadi padaku ? Akhirnya aku menelfon makku dan menanyakan tentang kejadian ini. Katanya aku tidak boleh ragu jika bambu kuning itu bisa menolak segala hal yang membahayakan keluargaku. Katanya yang terjadi padaku itu hanya pengingat supaya aku tidak ragu-ragu. Akupun mengikuti saran dari ibuku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun