"Ada apa ini? Ayo kita bergegas keluar menuju pusat desa!" Ajak seorang pria pada teman-teman satu rumahnya setelah mendengar suara kentongan tanda bahaya.
Dia adalah Genta, pria 22 tahun yang ingin mengubah dunia dengan penemuaannya. Petang itu, ia sedang menikmati semangkuk sup tanpa rasa bersama kerumunan pria lain di rumah sempit yang mereka sewa.Â
Genta dan ke lima temannya adalah mahasiswa jurusan kimia dari sebuah universitas di pusat kota. Mereka sengaja pergi ke desa terpencil untuk meneliti kandungan kimia di dalam tanahnya.Â
Desa itu bernama Napakharjo, terletak di kaki bukit yang begitu indah. Tanahnya telah berhasil menumbuhkan hampir sepertiga cadangan buah-buahan, umbi-umbian, dan biji-bijian bagi kota besar yang mereka tempati.Â
Desa itu juga mampu menghasilkan minyak mereka sendiri. Selama ini, warga desa menambang minyak mereka dengan kilang sederhana. Hal itu dilakukan agar tidak sampai merusak tanah subur yang dimiliki. Mereka hidup begitu damai.
Namun petang ini tidak seperti biasanya. Kentongan tanda bahaya di bunyikan. Saat hendak pergi ke pusat desa, Genta dan ke lima temannya menyaksikan desa mengalami huru-hara.Â
Banyak orang berlari, berteriak dan saling menabrak satu sama lain. Bahkan listrik di desa itu padam. Mereka melihat hewan menyerupai tikus semakin banyak datang. Hewan-hewan itu berasal dari arah bukit. Mereka kebingungan dan hanya bisa diam terpaku menyaksikan hewan pengerat itu menyerang setiap makhluk hidup yang dijumpai, termasuk manusia. Genta kembali pada kesadarannya setelah ada yang menarik tangannya.
Pria itu Anto, berteriak pada mereka berlima dengan napas yang masih tersengal, "ayo lari, cepat...cepat!"
"A...ada apa? Kenapa kekacauan ini muncul?" Tanya seorang dari mereka bernama Pram sambil berlari mengikuti Anto.
Dengan nada yang bergetar Anto segera menjawab, "ayolah cepat! Aku akan menjelaskannya di dalam rumah sewa kalian."