Mohon tunggu...
Dyah Astiti
Dyah Astiti Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Menyampaikan opini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penanaman Karakter Saja Tidak Cukup Selesaikan Bullying, Ini Ternyata Solusi Jitunya!

27 Mei 2023   22:27 Diperbarui: 27 Mei 2023   22:36 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Islam memiliki standar kebahagiaan yang jelas dalam kehidupan. Hal ini menjadikan manusia tidak hanya mengedepankan hawa nafsu. Islam menjauhkan manusia dari sikap sombong dan arogan. Islam menjadikan standar kebahagiaan manusia bukanlah materi tapi keridoaan Allah. Bukan berarti manusia dilarang menikmati hal-hal yang bersifat duniawi. Islam membolehkan, asalkan manusia tetap terikat aturan Allah dalam memperoleh dan menggunakannya. Misal tidak menjadikan yang banyak harta sombong dan arogan sehingga dia bisa melakukan bullying. Seseorang yang menjadikan Islam sebagai standar akan menjauhi perbuatan yang dilarang agama, termasuk bullying.

Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Hujuraat ayat 11, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)."

Kedua, sistem pendidikan yang berbasis akidah akan mampu melahirkan individu yang berkepribadian Islam. Pendidikan dalam Islam memiliki visi dan misi yang jelas yaitu membentuk kepribadian Islam (pola pikir dan pola sikap Islam). Membekali generasi dengan Ilmu dan skill yang akan digunakan untuk kemaslahatan masyarakat. Keberhasilan pendidikan Islam ditopang oleh sistem pemerintahan dan ekonomi yang kuat. Dunia pendidikan akan disuasanakan dengan landasan yang benar. Menuntut ilmu adalah bagian dari kewajiban. Bukan hanya mengejar predikat terbaik versi manusia, apalagi hanya sekedar mengejar eksistensi. Proses pendidikan yang ditopang landasan benar akan memunculkan suasana menyenangkan. Setiap orang akan berlomba-lomba dalam kebaikan.

Ketiga, media akan dijadikan sarana menyebarkan kebaikan, bukan kerusakan. Akan ada pengawasan ketat dan sanksi dari negara atas konten-konten atau media yang memuat sesuatu yang merusak. Misal pornografi, judi online, dan lainnya. Selain itu pensuasanaan Islam di tengah masyarakat akan menjadikan mereka memilih berlomba dalam kebaikan.

Keempat, Islam akan sangat peduli dengan kekokohan bangunan keluarga. Sistem pergaulan dalam Islam akan mampu menjadikan laki-laki sebagai suami dan ayah yang ideal. Selain mendapat bekal dan ilmu menjadi suami dan ayah. Para laki-laki juga dipastikan mendapat pekerjaan dan hal tersebut dijamin negara. Karena memberi nafkah pada keluarga adalah bagian dari kewajiban. Perempuan dijadikan istri dan ibu yang sadar betul akan perannya. Mereka akan dipahamkan tentang kiprahnya di ranah privat dan umum. Para perempuan akan bangga menjadi seorang ibu yang berhasil mencetak generasi terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun