Sesampainya aku dirumah,aku bergegas untuk menyiapkan pakaian serta makan terlebih dahulu. Aku yang baru mengalas nasi,tiba-tiba ponselku berbunyi dan tepat pada saat itu adikku pulang. Ibuku langsung mengangkat ponselku. Aku melihat matanya yang berkaca-kaca serta raut muka yang tak terbaca.
"Mah ada apa?" tanya adikku yang baru meletakkan tasnya,tak sempat ia memgucapkan salam karena melihat raut kegelisahan ibuku
"Ayo kita kesana" ucap ibuku terburu-buru tanpa menjelaskan apa yang terjadi
"Apa yang terjadi Ma? Apa ada sesuatu yang terjadi sama Papa?" ucapku dengan menangis sarat akan kegelisahan
"Papamu meninggal nak."
Hanya tiga kata namun kata itu benar-benar membuat hatiku menjerit,hidupku terasa berhenti dalam sekejap.
Ayah pergi secepat ini
Tiba disana aku melihat ayah yang sudah tertutup kain,aku dipersilahkan untuk membuka kain itu,melihat ayahku tuk terakhir kalinya. Kulitnya yang putih menjadi kuning bercahaya,bibirnya yang tipis tersenyum dengan indahnya.Â
Seakan ia benar-benar bahagia. Aku tergugu lama,menyaksikan ayahku tuk terakhir kalinya. Kini aku mengerti mengapa ia terus melambaikan tangannya padaku,kini aku mengerti bahwa ia menunggu keikhlasanku.Â
Sekarang ayahku telah pergi. Semua kenangan yang terjadi tiba-tiba menguap kembali bagaikan kilasan film yang diputar tanpa henti. Disini,aku berada disampingnya sembari membisikkan perkataanku tepat ditelinganya
" Pa,meskipun sekarang Papa sudah pergi. Aku berjanji akan menjadi anak Papa yang tumbuh dengan baik,berkunjung kemakam Papa. Dan berdoa agar kita dapat berkumpul kembali meskipun tidak disini lagi.Â