Mohon tunggu...
Marvel Michael Widjaya
Marvel Michael Widjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Farmasi S1 Universitas Diponegoro yang memiliki ketertarikan dalam sejarah, olahraga bela diri, kesehatan, teologi, filsafat, dan spiritualitas.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Nusantara Kuno dalam Keruntuhan Kekaisaran Romawi

23 Oktober 2024   17:19 Diperbarui: 23 Oktober 2024   18:14 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekaisaran Romawi pada puncak kekuasaannya - Wikipedia

Para nelayan yang telah menetap dan kini menjadi penduduk Madagaskar membawa budaya agrikultur mereka dari Nusantara, yakni budidaya padi. Padi dari Madagaskar ini kemudian menyebar melalui jalur dagang hingga ke Mesir, yang pada waktu itu merupakan salah satu provinsi Romawi Timur, kemudian menyebar ke wilayah Afrika Utara Kekaisaran Romawi Barat. Namun, diketahui bahwa budidaya padi memerlukan banyak air yang tidak mengalir sebagai tempat pertumbuhan padi tersebut. Air tidak mengalir tersebut merupakan tempat yang cocok untuk nyamuk berkembang biak (Chan et al., 2023). Akibatnya, jumlah nyamuk di Kekaisaran Romawi meningkat drastis dan penyebaran malaria terjadi di seluruh Kekaisaran. Wabah malaria yang terjadi di seluruh kekaisaran Romawi menyebabkan penurunan populasi (Gibbon dan Womersley, 2000).

Kelemahan Teori Dr. Roy Casagranda

Namun, tidak semua ahli setuju dengan teori yang dikemukakan oleh Dr. Roy Casagranda. Ahli seperti Profesor Mario Coluzzi setuju bahwa malaria pertama kali memasukki wilayah Eropa Kekaisaran Romawi pada abad pertama masehi akibat perdagangan dengan wilayah Afrika. Para ahli juga menyetujui bahwa malaria dapat berkembang pesat dalam sawah padi (Chan et al., 2023). Namun, tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa perkembangan sawah padi di wilayah Kekaisaran Romawi dan Timur Tengah adalah akibat datangnya para nelayan Nusantara kuno. Pada dasarnya terdapat dua jenis padi yang pada masa itu sering dibudidayakan. Jenis yang dibudidaya di Asia adalah Oryza sativa sedangkan jenis yang dibudidaya di Afrika adalah Oryza glaberrima (Choi dan Young, 2019). Jenis padi yang masuk dan mulai dibuidaya di  wilayah Romawi kemungkinan besar adalah  Oryza glaberrima, bukan Oryza sativa. Selain itu, banyak sejarawan yang berpendapat bahwa penduduk Nusantara baru mulai migrasi ke Madagaskar pada abad pertengahan, yakni sekitar abad ke-10 M (Beaujard dan Phillipe, 2011), jauh setelah Kekaisaran Romawi Barat sudah runtuh. Dengan demikian, keruntuhan Kekaisaran Romawi belum tentu disebabkan oleh nenek moyang orang Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun