Badan saya terbilang kurus, tapi perut saya pernah gede. Bagi saya itu sangat mengganggu, karena kesannya seperti orang busung lapar hehehe.
Memang sih konon katanya sekarang jaman cowok prenagen, tapi saya gak mau jadi bagian dari komunitas cowok prenagen, karena biar gimanapun juga lemak berlebihan di perut itu gak bagus.
Tapi kerjaan yang tiap hari nongkrong di depan laptop selama berjam-jam makin berkontribusi untuk membuat perut saya susah mengecil.
Akhirnya waktu jaman OCD populer, saya pun coba ikut-ikutan diet OCD. Hasilnya? Maag saya kambuh. Bahkan meskipun katanya itu soal sugesti, tapi tetap saja saya tidak tahan perihnya.
Kemudian ada yang memberitahu saya untuk mencoba food combining. Ini masih lebih cocok buat saya karena pagi hari tetap sarapan meski sarapannya buah.
Tetapi, budget makan jadi bertambah dengan belanja buah. Apalagi makan buahnya banyak, karena dari pagi sampai siang saya makan buah berkali-kali, mungkin karena tidak terbiasa makan buah saja sehingga jadi mudah lapar.
Selain itu, kalau sudah ngumpul-ngumpul sama teman-teman dan makan bareng, saya jadi suka lupa untuk memisahkan karbohidrat dan protein hewani. Pokoknya menu yang kelihatan enak hajar saja.
Akhirnya entah sejak kapan saya jadi kembali makan apa saja tanpa peduli kombinasinya, dan food combining saya pun berubah menjadi combine everything. Tentu saja perut pun tetap menggelembung.
Mau diet lagi sudah malas rasanya. Hingga suatu hari saya bertemu teman lama, seorang fitness trainer yang memberitahu pada saya bahwa diet itu harus disesuaikan dengan kondisi orangnya, dalam arti tidak ada satu metode diet pun yang paling cocok untuk semua orang.
Merasa mendapat petunjuk, saya pun mencoba lagi mencari-cari berbagai metode diet, dan akhirnya membaca sebuah artikel tentang seorang gadis yang berhasil menurunkan berat badan hanya dengan mengurangi porsi makan.
Saya merasa metode ini cocok, karena kalau hanya mengurangi porsi makan dari yang biasanya sepiring penuh menjadi tidak terlalu penuh rasanya tidak sulit. Selain itu saya pun baru menyadari kalau saya selama ini lebih banyak lapar emosi daripada lapar yang sebenarnya. Karena itulah saya aplikasikan metode ini dan cukup cocok buat saya.
Namun saya tidak berhenti di situ, saya juga mulai melawan kemalasan untuk bergerak. Apalagi karena kerjaan saya banyak diam di depan laptop, maka saya merasa harus melakukan penyeimbangan. Saya pun mulai berolahraga 3x seminggu dengan melakukan bodyweight exercises seperti push up dan pull up yang memakan waktu paling lama 30 menit. Tapi saya gak pake sit up lho, karena badan saya gak nyaman melakukan gerakan sit up.
Apakah metode ini cocok untuk semua orang?
Belum tentu. Karena tubuh tiap orang berbeda. Ini cara saya, dan mungkin tidak bisa dibilang benar-benar sehat, karena saya tidak makan buah di pagi hari, malah tetap makan nasi.
Tapi yang penting bagi saya adalah tidak makan berlebihan dan seimbangkan kerjaan dengan menggerakkan badan.Â
Sumber:
http://solusiperutbuncit.com/tips-sederhana-untuk-mengecilkan-perut/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H