Mohon tunggu...
Marvell Viona Gabrielle
Marvell Viona Gabrielle Mohon Tunggu... Lainnya - not graduated yet from atma jaya yogyakarta university, so still learning!

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Perjalanan Industri Perfilman Indonesia, Seperti Apa?

22 Desember 2020   00:57 Diperbarui: 22 Desember 2020   01:03 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah negara sangat ditopang oleh kegiatan perekonomian negaranya dan hendaknya ekonomi tersebut terus berkembang dan dapat memajukan pembangunan suatu negara. Keberhasilan pembangunan suatu negara dipengaruhi oleh sebuah proses yaitu pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2005). Semakin hari, perkembangan ekonomi sangat pesat dan semakin banyak pesaing. 

Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dari masing-masing masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Pengertian ini disebut ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif adalah konsep yang berkembang berdasarkan aset kreativitas yang nantinya akan berpotensi dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. 

Dengan kata lain ekonomi kreatif lebih mengedepankan kreativitas, pengetahuan, dan ide sebagai alat utama dalam menggerakkan perekonomian. Sebuah ide kreatif haruslah dikembangkan dikalangan pelaku ekonomi karena seiring perkembangan zaman dunia ekonomi sangat perlu untuk dikembangkan pula.

Ekonomi kreatif dikatakan sangat penting karena memiliki dampak positif bagi bangsa dan negara. Pertama, tentunya ekonomi kreatif dapat membentuk citra dan identitas bangsa. 

Misalnya saja dalam dunia pariwisata. Ketika negara sendiri dikenal oleh negara lain sebagai negara yang memiliki alam yang indah, masyarakat yang sopan dan ramah, ini secara tidak langsung membentuk citra dan identitas bangsa. 

Kedua, ekonomi kreatif tentunya memiliki kontribusi ekonomi yang besar dimana sektor-sektor dalam ekonomi kreatif dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran. 

Selain mengurangi angka pengangguran, ekonomi kreatif juga dapat membuka lapangan usaha yang baru dan berbeda dari sektor-sektor lainnya. 

Sektor dalam dunia ekonomi kreatif juga membantu menaikkan pendapatan negara melalui kegiatan ekspor. Ketiga, ekonomi kreatif dapat menciptakan inovasi dari kreatifitas karena pengembangan ide, kreatifitas, dan inovasi baru sangat diperlukan. Selain itu, penciptaan nilai baru juga menjadi peluang yang besar dalam dunia ekonomi kreatif. 

Keempat, ekonomi kreatif dapat meningkatkan pemerataan kesejahteraan, meningkatkan toleransi sosial, dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan adanya sektor-sektor dalam dalam ekonomi kreatif yang tentunya akan menciptakan kesempatan kerja dan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan. Kelima, dengan adanya sektor-sektor kreatif yang mengutamakan pengetahuan dan kreativitas, sumber daya dalam masyarakat dapat terbarukan.

Ekonomi kreatif lebih banyak digerakkan oleh industri-industri kreatif yang lebih mengutamakan kekuatan atau kekayaan intelektual (Suryana,2013).

Industri kreatif adalah industri yang lebih mengedepankan kreativitas, keterampilan, talenta, dan pengetahuan sebagai elemen utamanya yang berpotensi  meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual (Suryana,2013).

Pelaku dari industri kreatif kebanyakan adalah usaha kecil dan menengah yang sangat banyak menyerap Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu industri kreatif dalam ekonomi kreatif ialah industri perfilman. 

Industri perfilman sendiri di Indonesia sudah sangat berkembang dan dunia film sendiri sudah banyak diminati masyarakat. Masyarakat Indonesia lebih cenderung memilih sebuah tayangan yang menampilkan gambar bergerak (video) beserta audio sehingga dunia perfilman membutuhkan pengembangan.

Film adalah gambar-hidup yang juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sebagai sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. 

Definisi Film Menurut UU No.8 Tahun 1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi, direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya. Dapat disimpulkan bahwa film adalah sebuah kisah tentang seorang tokoh tertentu dalam sebuah cerita yang dibuat secara terstruktur.

Marcel Danesi dalam buku Semiotik Media, menuliskan tiga jenis atau kategori utama film, yaitu film fitur, film dokumenter, dan film animasi. Film fitur adalah karya fiksi yang terstruktur dalam bentuk narasi. Kemudian, dokumenter adalah film non-fiksi yang memperlihatkan situasi kehidupan nyata dengan semua orang dan memperlihatkan perasaan serta pengalamannya dalam situasi tersebut sehingga dapat memotret langsung ke kamera tanpa persiapan atau pewawancara. Yang terakhir adalah Animasi. Animasi  adalah teknik yang menggunakan pembuatan film ilusi gerakan serangkaian gambar dari dua atau tiga dimensi.

Sejak awal abad ke-19, di tahun 1888, saat Thomas Alfa Edison menemukan mesin sinema pertama yang bernama kinematografi dan pada saat itu industri perfilman dunia terus berkembang. Pada awalnya, pembuatan film Prancis menjadi kekuatan pendorong kebangkitan film dunia yang ditandai dengan adanya film besar pertama Charles Pathe. Namun, setelah berakhirnya Perang Dunia Pertama, Industri film Hollywood mendominasi pasar film dunia.

Sementara itu, Indonesia mengenal film pada 5 Desember 1990 di Batavia atau sekarang disebut sebagai Jakarta. Pada masa itu film disebut "Gambar Idoep". Pemutaran film pertama kali di Tanah Abang dengan tema film dokumenter yang menggambarkan perjalanan Raja dan Ratu Belanda di Den Haag. Dengan alasan harga tiketnya yang dinilai terlalu mahal, pertunjukan pertama menjadi tidak terlalu berhasil. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1901, harga tiket diturunkan 75% untuk merangsang minat penonton pada saat itu juga film mulai banyak peminat.

Industri film pun berkembang dari zaman ke zaman. Perubahan tersebut tidak secara langsung, cepat, dan, instant, namun ada proses atau tahapan dalam industri film. Memang awalnya, saat Indonesia mengawali industri film Indonesia masih menayangkan film bisu saat negara lain sudah menayangkan film audio. Namun, seiring berjalannya waktu Indonesia menyusul negara-negara lain menggunakan audio. Butuh tahapan agar Indonesia dapat berkembang dengan baik.

Film merupakan salah satu bidang industri kreatif  karena memiliki potensi yang besar dalam pengembangan ekonomi kreatif. Sheila Timothy, produser dari Lifelike Pictures sekaligus Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi), mengatakan bahwa film adalah benda budaya yang punya nilai ekonomi, film terlihat seperti soft power tapi super power (Rulianto, 2013).  Hal tersebut dapat terjadi karena film merupakan salah satu penyumbang besar dalam ekonomi di Indonesia. Apalagi dengan banyaknya penikmat film seperti pada saat ini.

Industri perfilman Indonesia sempat mengalami kondisi naik turun terutama pada tahun 1900-an, namun sejak memasuki tahun 2000-an, perfilman Indonesia menanjak perlahan-lahan semenjak munculnya film Petualangan Sherina, Jelangkung dan Ada Apa Dengan Cinta?. Ketiga film menjadi awal munculnya harapan bagi film-film di Indonesia untuk tahun yang akan mendatang. Setelah itu, munculah film horor hingga film action yang garap semakin serius hingga saat ini. Namun, bagaimanakah kondisi perfilman Indonesia sekarang?  

Saat ini, perfilman di Indonesia sudah berkembang secara kasat mata. Film Indonesia selalu masuk dan merajai banyak bioskop di hampir seluruh kota, bahkan dalam waktu satu minggu bisa tebus lebih dari 500 ribu sampai 1 juta penonton. Selanjutnya, semakin banyak genre-genre yang digarap oleh produksi film, tak lagi hanya horor tapi juga yang menginspiratif, mengedukasi dan fiksi. Akibat dari banyaknya film Indonesia yang bagus, muncul banyak aktris dan aktor yang berbakat yang bahkan bisa bergabung di film Hollywood, seperti Joe Taslim. Tak hanya aktornya, film Indonesia bertema action dan horor, Gundala dan Pengabdi Setan yang disutradarai oleh Joko Anwar, tayang di berbagai mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Thailand, Taiwan dan Spanyol dan dilihat oleh distributor asal Amerika dan Eropa. Bagaimana, keren bukan perfilman Indonesia sekarang?

Walaupun film Indonesia masih belum bergerak di film animasi, tetapi film bertemakan dokumenter juga cukup terkenal, salah satunya yaitu Habibie & Ainun. Film ini juga cukup terkenal secara lokal hingga dibuatkan 3 seri yang menceritakan tentang kisah hidup dan cinta Presiden ke-3 Indonesia, B.J. Habibie dan istrinya Ainun. Film ini laris manis di hampir semua kalangan karena ceritanya yang seru dan menyentuh.

Ditambah lagi, untuk memantapkan isi dari film, terkadang banyak novel-novel yang diangkat menjadi sebuah film dan tentu saja diakui oleh publik karena pemilihan tokoh dan alur cerita yang sesuai dengan isi novel, contohnya ialah seperti Laskar Pelangi, 5 Cm, Dilan 1990, Dilan 1991 dan Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Film-film tersebut tentu mengundang banyak perhatian karena banyak pecinta novel yang antusias karena novel yang dibaca akan diangkat menjadi sebuah film. Pengangkatan film berdasarkan novel merupakan salah satu ide kreatif di industri perfilman karena bisa mewujudkan situasi secara nyata dari yang tadinya hanya berupa tulisan, namun sekarang bisa dirasakan lewat gambar dan audio.

Melihat dari uraian diatas, mengungkapkan bahwa di masa sekarang, industri perfilman Indonesia sudah sangat maju, bahkan secara produksi dan visual yang sudah sangat mendukung film tersebut sehingga film-film tersebut bisa diakui secara global. Terlebih sekarang kita punya produser, sutradara dan penulis yang berbakat untuk membawakan film yang sesuai dengan ekspektasi khalayak. Kemajuan ekonomi kreatif di industri perfilman sudah sangat membantu Indonesia untuk dikenal secara luas ke mancanegara, tak hanya itu, kelarisan film yang tayang di bioskop juga menguntungkan bagi negara karena adanya perkembangan dan kemajuan dari salah satu sektor dalam ekonomi kreatif ini.

bioskoponline.com
bioskoponline.com
Akan tetapi, karena pandemi ini banyak bioskop yang hampir di seluruh kota dipaksa untuk tutup demi mencegah penyebaran virus Covid-19 ini. Pembuatan film juga tertunda karena adanya PSBB dan social distancing yang cukup ketat terutama di kota-kota besar. Namun, penayangan film tetap ada yang dikembangkan secara inovatif, yaitu melalui bioskop online seperti Netflix, iFlix dan Viu. Tetapi kita mempunyai bioskop online sendiri yang bisa diakses melalui https://bioskoponline.com/.  

Bioskop online ini sudah menayangkan film Story of Kale dengan total penonton lebih dari 100 ribu dalam waktu 5 hari. Ini merupakan rekor yang patut diacungi jempol karena di masa pandemi yang semua serba online, antusiasme khalayak sebagai penonton tidak melemah. Maka dari itu, adanya kendala seperti ini menjadi sebuah tantangan dalam industri perfilman Indonesia untuk bisa melakukan plan B jika adanya kesulitan untuk membuat film, tapi siapa sangka virus yang datang secara tiba-tiba mempengaruhi kinerja semua sektor, termasuk perfilman. Namun, bisa dilihat bahwa tantangan ini bisa dilalui dengan adanya inovasi dan kreatifitas dari masyarakat untuk tetap bisa menjaga reputasi dan kelarisan film. Bukan berarti saat pandemi seperti ini, perkembangan industri film Indonesia menurun, tetapi ini sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi.

Oleh : Anastasia Nessa Widiasti, Marvell Viona Gabrielle, Yemima Anugrah Lestari.

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun