Namun, semangat kepemimpinan yang melayani dan menghamba tetap harus dihayati oleh Presiden dan Wakil Presiden. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara mengatakan guru harus menghamba kepada murid, Presiden dan Wakil Presiden pun haruslah menghamba kepada rakyat. Kita berharap semua kekuatan yang diberikan dan berada di tangannya saat ini digunakan sebaik mungkin untuk mewujudkan pelayanan terbaik kepada rakyat. Rakyat harus dinomorsatukan dalam semua pengambilan keputusan dan kebijakan apa pun. Rakyat harus dilayani sebaik mungkin agar semakin berdaya, bukan melanggengkan kedudukan. Semangat menjadi hamba dan pelayan tetap dihayati dan dijalankan.
Presiden pastilah sudah menyadari bahwa kekuatannya sangat besar. Ia bebas memilih menteri yang akan membantunya. Agar semangat kepemimpinan yang melayani benar-benar dapat diwujudkan, Presiden hendaknya mengangkat menteri berdasarkan kompetensi, bukan emosi. Kita tidak berharap pemilihan menteri hanya sekadar bagi-bagi kue kekuasaan agar pemerintahan berjalan mulus hingga akhir dan periode kedua dapat ditembus dengan enteng. Tidak tepat seorang pemimpin negara memancangkan visi dan misinya untuk mempertahankan kekuasaan atau mewariskannya kepada kroninya, sekalipun disembunyikan lewat kebijakan yang terlihat sepintas sangat populis.
Presiden sungguh mengerti juga bahwa ia memiliki aparatur sipil dengan jumlah sangat besar mulai pusat sampai desa. Ia dapat memberdayakan mereka untuk memastikan pelayanan kepada rakyat berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Namun, harus disadari bahwa Presiden adalah pelayan utama (minister principalis) dan pelayan dari para pelayan (servus servorum). Presidenlah yang pertama-tama memberikan contoh dan teladan pelayanan kepada rakyat dan bawahannya. Ingat, ikan busuk selalu berawal dari kepalanya. Semua tindakan pelayan publik yang tidak berdampak kepada rakyat berawal dari tindakan Presiden yang lalai terhadap panggilannya sebagai hamba dan pelayan.
Selamat bekerja Presiden dan Wakil Presiden! Selamat menjadi pelayan dan hamba bagi rakyatmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H