Gereja Katolik Indonesia, khususnya Keuskupan Surabaya, pantas bersuka cita saat ini. Setelah menunggu dalam iman, harapan, dan kasih selama 1 tahun 2 bulan, Tahta Suci Vatikan akhirnya menemukan dan mengumumkan gembala baru untuk keuskupan sufragan yang berdiri sejak 1961 itu, yaitu RD Agustinus Tri Budi Utomo, imam diosesan Keuskupan Surabaya. Sebelumnya tahta uskup lowong (sede vacante) sejak Mgr. Vencentius Sutikno Wisaksono wafat pada 10 Agustus 2023.
Romo Didik, begitu panggilan akrabnya, merupakan lulusan Seminari Menengah St. Vincentius a Paulo Garum, Blitar, Jawa Timur. Ia menyelesaikan studi filsafat dan teologi, mata kuliah wajib bagi calon imam Katolik, di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana Malang, Jawa Timur.Â
Setelah ditahbiskan tahun 1996, Romo Didik melayani umat di banyak bidang pastoral mulai dari paroki, yayasan, hingga kategorial. Bahkan, ia sempat jadi misionaris di Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat.
"Melalui surat ini dan atas nama Nunsius Apostolik yang sedang mengambil cuti tahunan, dengan suka cita, saya secara resmi mengukuhkan bahwa Paus Fransiskus telah mengangkat RD Agustinus Tri Budi Utomo, yang saat ini menjabat sebagai Vikaris Pastoral, sebagai Uskup Surabaya yang baru", kata Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya sekaligus Administrator Keuskupan Surabaya RD Yosef Eko Budi Susilo membacakan surat Sekretaris Nunsiatura pada Perayaan Ekaristi pengumuman uskup baru, Selasa (29/10), yang disiarkan langsung di kanal Youtube Komsos Keuskupan Surabaya.
Tepuk tangan membahana di Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya mendengar dan menyaksikan hadirnya uskup baru. Doa-doa yang dipanjatkan oleh seluruh umat, komunitas, dan lembaga hidup bakti akhirnya terjawab.Â
Walau bukan yang paling lama, berharap kepada Tuhan selama 1 tahun 2 bulan tentu membutuhkan kesetiaan sebagai murid. Keuskupan Surabaya pernah menanti uskup baru selama 3 tahun 4 bulan setelah wafatnya Mgr. Johannes Sudiarna Hadiwikarta hingga ditunjuknya Mgr. Sutikno pada 3 April 2007.
"Tentu saja ini rahasia besar yang hanya diketahui oleh Allah sendiri dan orang-orang yang dipercaya oleh Allah dalam Roh Kudus dalam proses penunjukan ini yang sebenarnya secara manusiawi tidak mungkin. Tetapi ternyata itu yang dikehendaki Tuhan bagi Keuskupan Surabaya.Â
Maka pada kesempatan ini saya hanya bisa bersyukur dan taat kepada Bapa Suci yang berani mempercayakan tugas besar. Sungguh ini sebuah keberanian Gereja, keberanian Roh Kudus untuk menunjuk saya sebagai uskup Surabaya," kata Mgr. Didik dalam sambutan.
Hakikat Uskup
Dari kata sambutan, ada kesan Mgr. Didik merasa dirinya tidak pantas menjadi gembala utama di Keuskupan Surabaya. Ia pun mohon kepada para imam, biarawan-biarawati, dan seluruh umat Allah agar mendukungnya dalam menjalankan tugas penggembalaan umat Allah di Keuskupan Surabaya ke depan dengan cara menolong dan mendoakannya senantiasa.Â
Kepada para imam secara khusus uskup baru mengajak bekerja sama mengemban tugas dan panggilan ini demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan Gereja-Nya.