Mohon tunggu...
Marulam Nainggolan
Marulam Nainggolan Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh

Kementerian Agama Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Moderasi Beragama menurut Nostra Aetate

26 Juli 2024   21:25 Diperbarui: 27 Juli 2024   16:06 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar kanal Youtube Komsos KAM

Dialog dan kerja sama merupakan kunci sukses moderasi beragama. Sebab, moderasi tanpa dialog akan jatuh pada sebatas toleransi belaka yang bermakna ‘membiarkan, menerima, menanggung’. Toleransi itu pasif, sedangkan dialog itu aktif. Dalam dialog, kita belajar mendengarkan dengan empati, menghormati pandangan dan keyakinan yang berbeda, dan mencari solusi bersama terhadap tantangan yang dihadapi.

Keempat, komit untuk menolak diskriminasi dan kekerasan (NA 5). Dokumen ini dengan tegas menolak segala bentuk diskriminasi dan kekerasan. Moderasi beragama hanya mungkin jadi kenyataan apabila hak asasi manusia dihargai serta ada kerja sama dalam memajukan keadilan dan perdamaian. Diskriminasi dan kekerasan bernuasa agama mengkhianati jati diri agama, yang seharusnya membawa kasih dan damai.

Mewujudkan Spirit Nostra Aetate

Untuk mewujudkan moderasi beragama seperti yang diajarkan dalam Nostra Aetate, umat Katolik didorong untuk mengambil langkah-langkah praktis dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak hal yang bisa dilakukan. Satu di antaranya merayakan Hari Toleransi Internasional setiap 16 November. Gereja Katolik Keuskupan Agung Medan, misalnya, selalu menjadi tuan rumah perayaan ini setiap tahun sejauh ini.

Gereja Katolik juga membuka dialog antaragama dan keyakinan dengan cara berkunjung ke rumah-rumah ibadah agama lain dan mengadakan komunikasi dan persaudaraan dengan tokoh-tokoh agama. Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan setiap keuskupan di Indonesia bahkan memiliki satu komisi yang khusus mengurus dialog antaragama dan kepercayaan, yaitu Komisi Hubungan Antaraagama dan Keyakinan (HAK).

Moderasi beragama mendapat porsi yang signifikan dalam pendidikan di sekolah-sekolah Katolik dan kepada murid-murid Katolik. Buku-buku pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti mulai dari tingkat dasar hingga universitas memuat sikap menerima dan menghargai perbedaan agama. Para murid dididik untuk menerima perbedaan sebagai taman indah yang dihiasi dengan berbagai warna dan jenis bunga.

Jadi, Nostra Aetate tidak hanya menawarkan pandangan yang mendalam dan komprehensif mengenai moderasi beragama, tetapi juga mendorong dialog yang konstruktif, penolakan terhadap diskriminasi dan kekerasan, serta pendidikan untuk perdamaian. Implementasinya dalam kehidupan sehari-hari nyata melalui dialog antaragama, menyebarkan pesan perdamaian, serta menerima dan mengagumi perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun