Mohon tunggu...
Maruhum Sanni Sibarani
Maruhum Sanni Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - NIM: 55522120005 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Welcome !

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebatinan Mangkunegaran IV Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri

8 Juli 2024   09:27 Diperbarui: 8 Juli 2024   09:30 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc. Pri Prof Apollo (2014)

Selain itu, Mangkunegaran IV juga turut aktif dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya Jawa. Ia menjadi pelindung bagi seniman-seniman dan budayawan-budayawan yang berkontribusi dalam seni pertunjukan tradisional seperti wayang, gamelan, dan tari Jawa.

Warisan dan Pengaruh

Setelah wafatnya pada tahun 1881, Mangkunegaran IV meninggalkan warisan yang penting dalam sejarah Jawa Tengah. Kepemimpinannya yang bijaksana dan progresif telah membawa kesultanan ke masa keemasan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya.

Nama Mangkunegaran IV tetap diabadikan dalam sejarah Jawa sebagai salah satu penguasa yang berpengaruh dan dihormati. Peninggalannya tidak hanya berupa struktur administratif yang kuat, tetapi juga dalam bentuk dukungan terhadap budaya dan keagamaan yang masih terasa hingga saat ini.

Dengan demikian, Mangkunegaran IV merupakan tokoh yang tidak hanya berhasil mempertahankan kedaulatan kesultanan dalam situasi yang sulit, tetapi juga aktif dalam membangun dan memajukan masyarakat dan budaya Jawa di masa pemerintahannya.

Prinsip-prinsip kepemimpinan dalam Kebatinan Mangkunegaran IV dalam Kepemimpinan "Raos Gesang"

Mangkunegaran IV menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang didasarkan pada nilai-nilai spiritual dan filsafat kebatinan Jawa, yang dikenal sebagai "Raos Gesang". Berikut adalah beberapa prinsip kepemimpinan dalam Kebatinan Mangkunegaran IV, khususnya dalam konteks "Raos Gesang":

1. Kedaulatan dan Keseimbangan

Dalam tradisi kebatinan Jawa, konsep "kedaulatan" tidak hanya berarti kekuasaan politik, tetapi juga harmoni dan keseimbangan antara alam semesta, manusia, dan Tuhan. Seorang pemimpin yang mengikuti prinsip "Raos Gesang" percaya bahwa keberadaannya sebagai pemimpin adalah untuk menciptakan dan menjaga keseimbangan ini dalam segala aspek kehidupan.

2. Keharmonisan dan Persatuan

Pemimpin yang dipengaruhi oleh "Raos Gesang" menekankan pentingnya keharmonisan di antara rakyatnya. Mereka mengutamakan persatuan dan menghindari konflik serta perpecahan dalam masyarakat. Prinsip ini tercermin dalam upaya Mangkunegaran IV untuk mempertahankan stabilitas politik dan sosial di kesultanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun