3. Arena: Arena merujuk pada lingkungan sosial, budaya, dan institusional di mana tindakan dan interaksi terjadi. Dalam konteks CFC, Arena mencakup regulasi perpajakan, lembaga perpajakan, hubungan antara perusahaan dan pemerintah, serta dinamika bisnis internasional. Perusahaan beroperasi dalam lingkungan yang kompleks dan beragam, di mana mereka harus berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan dan menghadapi tantangan yang berkaitan dengan perpajakan. Misalnya, perusahaan dapat menghadapi tantangan dalam hal kepatuhan perpajakan di berbagai negara atau dalam hal menavigasi peraturan perpajakan yang kompleks.
Dengan mempertimbangkan Habitus, Kapital, dan Arena, teori Praksis memberikan pemahaman yang holistik tentang bagaimana perusahaan multinasional beroperasi dalam lingkungan perpajakan global, termasuk dalam konteks penerapan Controlled Foreign Corporation. Dengan menggunakan kerangka kerja ini, perusahaan dapat mengidentifikasi tantangan, memahami dinamika perpajakan yang kompleks, dan mengembangkan strategi yang efektif untuk mengelola anak perusahaan mereka di luar negeri dengan memperhitungkan berbagai aspek yang terkait dengan perpajakan.
Mari kita tinjau tantangan penerapan Controlled Foreign Corporation (CFC) di Indonesia dengan mengaitkannya dengan teori Praksis yang melibatkan Habitus, Kapital, dan Arena:
1. Habitus:
  - Tantangan: Habitus perusahaan dapat menciptakan tantangan dalam mengubah praktik perpajakan yang sudah ada. Jika perusahaan terbiasa dengan strategi penghindaran pajak, mereka mungkin menemui resistensi dalam mengubah perilaku mereka sesuai dengan aturan CFC yang lebih ketat.
  - Solusi: Penting untuk membangun kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang implikasi aturan CFC. Pelatihan dan pendidikan perusahaan tentang kepatuhan perpajakan yang lebih ketat serta risiko dari praktik penghindaran pajak dapat membantu merubah Habitus mereka.
2. Kapital:
  - Tantangan: Tantangan utama yang terkait dengan Kapital adalah keterbatasan sumber daya finansial dan non-finansial yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan kapital yang lebih rendah mungkin menghadapi kesulitan dalam mengadaptasi perubahan aturan perpajakan dan memenuhi persyaratan perpajakan yang lebih ketat.
  - Solusi: Perusahaan dapat mencari cara untuk meningkatkan kapital mereka, baik melalui investasi dalam sumber daya manusia, teknologi, atau jaringan hubungan bisnis. Membangun kapital yang lebih kuat dapat membantu perusahaan mengatasi tantangan perpajakan yang lebih kompleks.
3. Arena:
  - Tantangan: Tantangan dalam arena perpajakan meliputi kompleksitas regulasi, ketidakpastian hukum, dan kebijakan yang berubah-ubah. Perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami dan mematuhi aturan perpajakan yang berbeda di berbagai yurisdiksi, serta dalam menavigasi perubahan kebijakan perpajakan.