Mohon tunggu...
Maruhum Sanni Sibarani
Maruhum Sanni Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - NIM: 55522120005 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Welcome !

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Genealogi Transfer Pricing

12 Juni 2024   00:02 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:20 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan menggunakan analogi mitologis, kita dapat melihat Transfer Pricing bukan hanya sebagai proses teknis dalam manajemen keuangan, tetapi juga sebagai narasi yang mencerminkan dinamika kekuasaan, persaingan, kompromi, dan nilai-nilai yang mendasari dunia bisnis. Ini membantu kita untuk lebih memahami kompleksitas dan konsekuensi dari keputusan harga internal dalam konteks yang lebih luas.

Transfer Pricing (TP) sering kali menjadi subjek kontroversi karena dapat digunakan oleh perusahaan multinasional untuk menghindari pajak secara legal atau memindahkan keuntungan antar yurisdiksi secara tidak adil. Beberapa kontroversi utama terkait TP meliputi:

1. Penghindaran Pajak: Salah satu kontroversi terbesar terkait TP adalah penggunaannya oleh perusahaan multinasional untuk menghindari pembayaran pajak secara legal. Perusahaan dapat menggunakan harga transfer untuk memindahkan keuntungan dari yurisdiksi dengan tingkat pajak tinggi ke yurisdiksi dengan pajak rendah atau tanpa pajak, sehingga mengurangi total kewajiban pajak mereka.

2. Ketidakadilan Pajak: Beberapa yurisdiksi mungkin menuntut bahwa harga transfer yang digunakan oleh perusahaan tidak mencerminkan nilai pasar yang sebenarnya, yang dapat menyebabkan ketidakadilan dalam pembayaran pajak. Hal ini terutama terjadi ketika perusahaan menggunakan praktik TP untuk mentransfer keuntungan ke anak perusahaan di yurisdiksi yang menawarkan insentif pajak yang tinggi.

3. Ketidaktransparanan: Praktik TP sering kali melibatkan kompleksitas yang tinggi dan sulit dipahami oleh pihak luar, termasuk pemerintah dan masyarakat umum. Kurangnya transparansi dalam penetapan harga transfer dapat menyulitkan pemerintah dalam memantau dan mengatur praktik-praktik yang berpotensi merugikan.

4. Keseimbangan Daya Tawar yang Tidak Adil: Perusahaan multinasional sering memiliki keunggulan dalam menetapkan harga transfer karena mereka memiliki pengetahuan dan sumber daya yang lebih besar daripada pemerintah atau lembaga pengatur pajak. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan daya tawar yang tidak adil, di mana perusahaan memiliki keuntungan lebih besar dalam menegosiasikan harga transfer yang menguntungkan bagi mereka sendiri.

5. Pengaruh terhadap Pembangunan Ekonomi: Praktik TP yang tidak adil dapat memiliki dampak negatif pada pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang. Hal ini dapat mengurangi penerimaan pajak yang seharusnya dari perusahaan multinasional, mengurangi sumber daya yang tersedia untuk investasi dalam infrastruktur, layanan publik, dan pembangunan sosial lainnya.

Kontroversi ini telah mendorong banyak negara untuk mengadopsi peraturan dan kerangka kerja yang lebih ketat untuk mengatur praktik TP, serta untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam pertukaran informasi dan penegakan pajak. Meskipun TP dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam mengelola risiko dan memaksimalkan laba, penting untuk memperhatikan dampaknya secara luas terhadap keadilan pajak, transparansi, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Masa depan Transfer Pricing (TP) akan terus dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global, teknologi, regulasi perpajakan, dan tuntutan untuk lebih transparan dan adil dalam penetapan harga transfer. Beberapa tantangan dan tren yang mungkin dihadapi TP di masa depan termasuk:

1. Peraturan yang Semakin Ketat: Banyak negara telah meningkatkan regulasi dan pemantauan terkait TP untuk mencegah penghindaran pajak dan kecurangan. Masa depan TP kemungkinan akan melibatkan peningkatan aturan dan persyaratan pelaporan yang lebih ketat dari pemerintah di seluruh dunia.

2. Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi, seperti big data dan kecerdasan buatan (AI), dapat mempengaruhi cara perusahaan memperkirakan harga transfer dan memenuhi persyaratan pelaporan. Hal ini dapat memungkinkan analisis yang lebih canggih dan prediksi yang lebih akurat tentang nilai pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun