Fatawa Lajnah Ad-Daimah no 6718 mengatakan: diriwayatkan oleh Ad-Daruqutni dengan sanad Jayyid dengan lafal "Subhaanal Malikil Qudduus, Rabbul Malaa-ikati War-Ruuh".
- Doa : "Allaahumma Innii A'uudzubika Biridhaaka Min Sakhatika..."
Doa yang disunnah untuk dibaca usai tarawih adalah "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIRIDHAAKA MIN SAKHATIKA, WA BI MU'AAFAATIKA MIN UQUUBATIKA, WA A'UUDZU  BIKA MINKA LAA UHSHII TSANAA-AN 'ALAIKA, ANTA KAMAA ATSNAITA 'ALAA NAFSIKA", yang artinya "Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari  murka-Mu, dan dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak dapat menghitung pujian pada-Mu. Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu".
Berdasarkan hadits shahih, bahwa Rasulullah saw di akhir witirnya membaca doa "Allaahumma Innii A'uudzubika Biridhaaka Min Sakhatika...." seperti di atas. HR. An-Nasa'i no 1747, Al-Mustadrak no 1150, Abu Dawud no 1427 dan Al-Baihaqi dalam Ash-Shaghir no 793
Hadits di atas secara dhahir menunjukkan do'a tersebut dibaca pada bagian akhir dari shalat witir. Makna dhahir seperti itu diperkuat oleh dua riwayat.
Pertama, hadits yang sama riwayat At-Tirmidzi no 3566. Dalam riwayat tersebut secara tegas mengatakan "fi witrihi" (dalam witirnya). Akan tetapi Ibnu Taimiyyah menanggapi riwayat At-Tirmidz tersebut dengan mengatakan, "Dan At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Beliau membaca doa itu dalam witir. Â Akan tetapi redaksi ini perlu dipertanyakan". Majmu' Fatawa juz 17 hal 91.
Kedua, diperkuat juga dengan hadits shahih riwayat dari Aisyah ra, yang mengatakan, "Suatu malam saya kehilangan Rasulullah saw dari tempat tidurnya, kemudian saya mencarinya. Tiba-tiba tanganku menyentuh telapak kakinya -- sementara Beliau berada di masjid -- dan kedua telapak kakinya tersebut dalam posisi tegak, dan Beliau berdoa dengan mengatakan "Allaahumma Innii A'uudzubika Biridhaaka Min Sakhatika...." HR. Muslim no 486 Ibu Majah no 3841, At-Tirmidzi no 3493, An-Nasa'i dalam Al-Kubra no 158 dan Ahmad no 25655.
Akan tetapi hadits tersebut tidak secara tegas mengatakan shalat witir sekalipun shalat witir termasuk shalat malam.
Selain makna dhahir, hadits tersebut juga mengandung makna setelah selesai shalat witir. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Syu'aib Al-Arnauth dalam Tahqiqi Sunan Abu Dawud no 1427.
Pemahaman ini didasari dengan riwayat Ali bin Abi Thalib yang mengatakan, "Suatu malam saya bermalam di (rumah) Rasulullah saw, dan saya mendengar apabila selesai dari shalat dan berbaring di tempat tidurnya Beliau membaca doa  Allahahumma... dst". (seperti doa di atas dengan perubaha di ujungnya). HR. An-Nasa'i dalam Al-Kubra no 10661.
Akan tetapi Syu'aib Al-Arnauth mengatakan: Riwayat Ibrahim bin Abdullah dari Ali bin Abi Thalib adalah mursal. Dengan adanya dua riwayat tersebut dan masing-masing didukung oleh riwayat yang lain maka Ibnu qayyim mengambil kedua-duanya dengan mengatakan, "Maka boleh jadi Beliau mengucapkannya dalam shalat dan sesudah shalat". Zadul Ma'ad juz 1 hal 325.
- Doa : "Allaahummaj'al Fi Qalbi Nuura"
Doa yang disunnah untuk dibaca usai tarawih adalah "ALLAAHUMMAJ'AL FII QALBI NUURA, WA FII LISAANII NUURA, WAJ'AL FII SAM'I NUURA, WAJ'AL FII BASHARII NUURA, WAJ'AL MIN KHALFII NUURA, WA MIN AMAAMII NUURA, WAJ'AL MIN FAUQII NUURA, WA MIN TAHTI NUURA, ALLAHUMMA A'THINI NUURA", yang artinya "Ya Allah, jadikan cahaya di hatiku, dan cahaya di lisanku, dan jadikan cahaya di pendengaranku, dan jadikan cahaya di penglihatanku, dan jadikan cahaya dari belakangku dan cahaya dari depanku, dan jadikan cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah berikan cahaya kepadaku".