Oleh : Ma'ruf Amari, Lc., M.Si.
Pada setiap bulan Ramadhan, umat Islam disunnahkan melaksanakan shalat Tarawih dan diakhiri dengan shalat Witir. Usai shalat Witir, ada tuntunan doa-doa untuk dibaca. Berikut saya sampaikan doa-doa setelah Witir yang dituntunkan oleh Nabi saw.
- Doa : "Subhaanal Malikil Qudduus"
Doa yang disunnah untuk dibaca usai tarawih adalah "SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS". Artinya: "Maha Suci  Tuhan yang Merajai dan Yang Maha Suci".
Berapa kali membaca doa tersebut? Terdapat beberapa riwayat:
Pertama, dibaca sekaliÂ
Berdasarkan hadits shahih bahwa Rasulullah saw shalat witir membaca "Sabihisma", "Al-Kafirun" dan "Al-Ikhlas". Apabila selesai dari witir beliau berdoa dengan membaca "Subhaanal Malikil Qudduus". HR. An-Nasa'i  no 447 dan Abu Dawud no 1430
Al-Albani mengatakan, hadits ini shahih.
Kedua, dibaca tiga kaliÂ
Berdasarkan hadits shahih bahwa Rasulullah saw dalam shalat witir membaca "Sabihisma", "Al-Kafirun" dan "Al-Ikhlas". Dalam riwayat An-Nasa'i no 1701 tidak salam kecuali di akhir-- apabila salam beliau berdoa dengan membaca "Subhaanal Malikil Qudduus" tiga kali. HR Ahmad no 21142 dan An-Nasa'i no 1729.
Syaikh Syu'aib Al-Arnauth mengatakan: Sanadnya shahih sesuai syarat Muslim (Tahqiq Musnad Ahmad no 21142). Syaikh Al-Albani mengatakan: Shahih ( Tahqiq An-Nasa'i no 1729)
Ketiga, tiga kali dengan meninggikan suara pada bacaan yang ketigaÂ
Berdasarkan hadits shahih bahwa Rasulullah saw shalat witir membaca "Sabihisma", "Al-Kafirun" dan "Al-Ikhlas", dan apabila salam Beliau membaca "Subhaanal Malikil Qudduus" tiga kali, dan Beliau tinggikan suaranya pada bacaan yang ketiga. HR. An-Nasa'i no 1732 dan Al-Hakim no 1009.
Al-Hakikm mengatakan: Sanandnya ini shahih berdasar syarat Bukhari dan Muslim. Imam Adz-Dzahabi : Hadits ini shahih (Tahqiq Al-Mustadrak no 1009). Syaikh Al-Albani mengatakan shahih (Tahqiq An-Nasa'i no 1732).
Keempat, tiga kali dengan memanjangkan bacaan yang ketigaÂ
Berdasarkan hadis shahih bahwa Rasulullah saw witir dengan membaca "Sabihisma", "Al-Kafirun" dan "Al-Ikhlas", dan apabila selesai Beliau membaca "Subhaanal Malikil Qudduus", dengan memanjangkan suara -- bacaan -- Â pada kali yang ketiga. HR. An-Nasa'i no 1741 dan Ahmad no 15362.
Syaikh Al-Albani mengatkan: shahih (tahqiq sunan An-Nasa'i no 1741). Syaikh Al-Arnauth mengatakan shahih sesuai dengan syarat Syaikhaini (Tahqiq Musnad Ahmad no 15362).
Kelima, tiga kali dengan meninggikan suara bacaan dan memanjangkannya pada kali ketiga
Berdasarkan hadits shahih bahwa Rasulullah saw witir dengan membaca "Sabihisma", "Al-Kafirun" dan "Al-Ikhlas", dan apabila salam Beliau membaca "Subhaanal Malikil Qudduus" tiga kali dengan meninggikan suara saat membacanya. Dalam riwayat Ibnu Hazim dari Zaid, Rasulullah saw memanjangkan suaranya pada bacaan ketiga dan meninggikan suaranya. HR. An-Nasai no 1752.
Syaikh Al-Albani mengatakan: shahih (Tahqiqi Sunan An-Nasa'i no 1752)
- Doa : "Rabbul Malaa-ikati War-Ruuh"
Doa yang disunnah untuk dibaca usai tarawih adalah "SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS" yang artinya "Maha Suci  Tuhan yang Merajai dan Yang Maha Suci", kemudian disambung dengan "RABBUL MALAA-IKATI WAR RUUH", yang artinya "Tuhan Yang Menguasai malaikat dan malikat Jibril".
Berdasarkan hadits bahwa Rasulullah saw witir dengan membaca "Sabihisma", "Al-Kafirun" dan "Al-Ikhlas", dan apabila salam Beliau membaca "Subhaanal Malikil Qudduus" tiga kal, dan kali terakhir Beliau panjangkan suaranya dan membaca "Rabbul Malaa-ikati War-Ruuh". HR. At-Thabrani dalam Al-Awsat no 8115 dan Al-Baihaqi dalam Al-Kubra no 4862 dan Ad-Daruquthni no 1660 dengan tambahan Qunut sebelum ruku'
Syu'aib Al-Arnaut dan Abdul Qadir Al-Arnauth dalam tahqiq Zadul Ma'ad mengatakan diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni bab ma yuqra' fi raka'atil witri wal qunut dan sanadnya shahih. (Zadul Ma'ad, Muassasatur Risalah juz 1 hal 326)
Fatawa Lajnah Ad-Daimah no 6718 mengatakan: diriwayatkan oleh Ad-Daruqutni dengan sanad Jayyid dengan lafal "Subhaanal Malikil Qudduus, Rabbul Malaa-ikati War-Ruuh".
- Doa : "Allaahumma Innii A'uudzubika Biridhaaka Min Sakhatika..."
Doa yang disunnah untuk dibaca usai tarawih adalah "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIRIDHAAKA MIN SAKHATIKA, WA BI MU'AAFAATIKA MIN UQUUBATIKA, WA A'UUDZU  BIKA MINKA LAA UHSHII TSANAA-AN 'ALAIKA, ANTA KAMAA ATSNAITA 'ALAA NAFSIKA", yang artinya "Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari  murka-Mu, dan dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak dapat menghitung pujian pada-Mu. Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu".
Berdasarkan hadits shahih, bahwa Rasulullah saw di akhir witirnya membaca doa "Allaahumma Innii A'uudzubika Biridhaaka Min Sakhatika...." seperti di atas. HR. An-Nasa'i no 1747, Al-Mustadrak no 1150, Abu Dawud no 1427 dan Al-Baihaqi dalam Ash-Shaghir no 793
Hadits di atas secara dhahir menunjukkan do'a tersebut dibaca pada bagian akhir dari shalat witir. Makna dhahir seperti itu diperkuat oleh dua riwayat.
Pertama, hadits yang sama riwayat At-Tirmidzi no 3566. Dalam riwayat tersebut secara tegas mengatakan "fi witrihi" (dalam witirnya). Akan tetapi Ibnu Taimiyyah menanggapi riwayat At-Tirmidz tersebut dengan mengatakan, "Dan At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Beliau membaca doa itu dalam witir. Â Akan tetapi redaksi ini perlu dipertanyakan". Majmu' Fatawa juz 17 hal 91.
Kedua, diperkuat juga dengan hadits shahih riwayat dari Aisyah ra, yang mengatakan, "Suatu malam saya kehilangan Rasulullah saw dari tempat tidurnya, kemudian saya mencarinya. Tiba-tiba tanganku menyentuh telapak kakinya -- sementara Beliau berada di masjid -- dan kedua telapak kakinya tersebut dalam posisi tegak, dan Beliau berdoa dengan mengatakan "Allaahumma Innii A'uudzubika Biridhaaka Min Sakhatika...." HR. Muslim no 486 Ibu Majah no 3841, At-Tirmidzi no 3493, An-Nasa'i dalam Al-Kubra no 158 dan Ahmad no 25655.
Akan tetapi hadits tersebut tidak secara tegas mengatakan shalat witir sekalipun shalat witir termasuk shalat malam.
Selain makna dhahir, hadits tersebut juga mengandung makna setelah selesai shalat witir. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Syu'aib Al-Arnauth dalam Tahqiqi Sunan Abu Dawud no 1427.
Pemahaman ini didasari dengan riwayat Ali bin Abi Thalib yang mengatakan, "Suatu malam saya bermalam di (rumah) Rasulullah saw, dan saya mendengar apabila selesai dari shalat dan berbaring di tempat tidurnya Beliau membaca doa  Allahahumma... dst". (seperti doa di atas dengan perubaha di ujungnya). HR. An-Nasa'i dalam Al-Kubra no 10661.
Akan tetapi Syu'aib Al-Arnauth mengatakan: Riwayat Ibrahim bin Abdullah dari Ali bin Abi Thalib adalah mursal. Dengan adanya dua riwayat tersebut dan masing-masing didukung oleh riwayat yang lain maka Ibnu qayyim mengambil kedua-duanya dengan mengatakan, "Maka boleh jadi Beliau mengucapkannya dalam shalat dan sesudah shalat". Zadul Ma'ad juz 1 hal 325.
- Doa : "Allaahummaj'al Fi Qalbi Nuura"
Doa yang disunnah untuk dibaca usai tarawih adalah "ALLAAHUMMAJ'AL FII QALBI NUURA, WA FII LISAANII NUURA, WAJ'AL FII SAM'I NUURA, WAJ'AL FII BASHARII NUURA, WAJ'AL MIN KHALFII NUURA, WA MIN AMAAMII NUURA, WAJ'AL MIN FAUQII NUURA, WA MIN TAHTI NUURA, ALLAHUMMA A'THINI NUURA", yang artinya "Ya Allah, jadikan cahaya di hatiku, dan cahaya di lisanku, dan jadikan cahaya di pendengaranku, dan jadikan cahaya di penglihatanku, dan jadikan cahaya dari belakangku dan cahaya dari depanku, dan jadikan cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah berikan cahaya kepadaku".
Doa ini dibaca setelah shalat witir terlebih apabila dikerjakan di akhir malam, berdasarkan hadits shahih bahwa Rasulullah saw kemudian shalat witir tiga raka'at. Kemudian muaddzin mengumandangkan adzan kemudian Beliau keluar menuju shalat (masjid) dan beliau berdoa dengan doa di atas. HR. Muslim no 763.
Demikianlah beberapa doa sesuai sunnah Nabi saw yang bisa dibaca usai shalat Witir.
Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin.
Yogyakarta, 12 Ramadhan 1441 H/ 5 Mei 2020 M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H