Mohon tunggu...
Makruf Amari Lc MSi
Makruf Amari Lc MSi Mohon Tunggu... Guru - Pengasuh Sekolah Fiqih (SELFI) Yogyakarta

Alumni Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, melanjutkan S1 di LIPIA Jakarta dan S2 di UII Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Salat Anda Khusyu atau Pura-pura Khusyu?

13 April 2020   09:41 Diperbarui: 13 April 2020   10:11 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : minanews.com

Begitulah gambaran betapa seseorang tatkala melaksanakan shalat dia ingin meraih kekhusyu'an itu. Sebagian ada yang meraihnya di sebagian besar shalatnya dan ada yang meraihnya hanya di sebagian kecil shalatnya, dan sangat sedikit orang yang meraihnya di semua shalatnya.

Makna Khusyu' dalam Shalat

Apa sebenarnya khusyu' dalam shalat itu? Sahabat Ali ra mengatakan -- sekalipun riwayatnya diperselisihkan -- bahwa khusyu' itu di hati. Dari kekhusyu'an yang bersumberdari hati itu kemudian muncul rasa takut dan gerakan tenang dalam shalat. Begitulah yang dikatakan oleh sahabat Ibnu Abbas dalam mentafsirkan "yaitu orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya". (QS. Al-Mu'minun : 2)

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih tentang khusyu' ini kita simak ungkapan Abdurrahman As-Sa'di dalam tafsirnya:

"Khusyu' dalam shalat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah Ta'ala dengan merasakan kedekatan-Nya, sehingga hatinya tenang dan jiwanya tenteram,  (sehingga) semua gerakan (angota badannya) menjadi tenang, tidak menoleh, beradab di hadapan Allah, dengan menghayati semua ucapan dan perbuatan di dalam shalatnya, dari awal sampai akhir".

"Maka dengan ini akan sirna bisikan-bisikan dan pikiran-pikiran yang buruk. Inilah ruh dan tujuan shalat, inilah (pahala) yang didapat seorang hamba. Maka shalat yang tidak terdapat kekhusyu'an dan kehadiran hati --sekalipun mendapatkan balasan dan pahala-- sesungguhnya pahala sesuai dengan apa yang dihayati hati", demikian penjelasan Syaikh As-Sa'di.

Pura-pura Khusyu'

Hati-hati dengan khusyu' yang palsu, karena bukan itu yang dituntut. Khusyu' palsu adalah shalat dengan gerakan badan seakan-akan khusyu' tetapi pikiran dan hatinya tidak membersamai shalatnya. Ini adalah "khusyu' nifak" kata para ulama, yang bisa terjemahkan dengan pura-pura khusyu'.

Ini terbalik, semestinya khusyu' bersumber dari hati kemudian berdampak kepada mata telinga dan semua anggota badan lainnya. Ibnu Rajab mengatakan, "Karena anggota badan mengikuti hati". Dengan demikian khusyu' yang sebenarnya bukan dari gerakan-gerakan yang semu yang mungkin tidak otomatis dapat mengendalikan hatinya.

Wallahu a'lam bish shawab.

Yogyakarta, 19 Sya'ban 1441/ 13 April 2020

Daftar Pustaka

Abdurrahman As-Sa'di, Taisirul Karimur Rahman, Mu'assasah Ar-Risalah, Cet 1, th 2000, hal 547-548

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun