Mohon tunggu...
Marto
Marto Mohon Tunggu... -

Manusia sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natisha

14 Oktober 2016   17:31 Diperbarui: 14 Oktober 2016   17:44 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Judul                           : Natisha

Pengarang               : Khrisna Pabichara

ISBN                           : 978-6026799-12-8

Cetakan I                  : Mei 2016

Jumlah Halaman : 413 halaman

Penerbit                  : PT. Kaurama Buana Antara

Jl Permai Raya 11, Pamulang Permai I, Blok BX 2/9, RT.002/012, Pamulang     Barat, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, 15417
 Telp: 021-7400789, HP/WA: 0812-8765-4445, Email: redaksi@kaurama.co.id
 Website: www.kaurama.co.id

Sebuah novel karya Khrisna Pabichara yang diangkat dari sebuah cerita perjalanan asmara seorang pemuda dalam memperjuangkan rasa cinta terhadap perempuan benama Natisha. Perjuangan bukan sekadar menunjukkan seberapa besar rasa cinta yang dimiliki, lebih jauh dari itu, dalam perjalanannya memperjuangkan cinta tersebut seiring sejalan dengan memperjuangkan harga diri dan kehormatan keluarga.

Kisah romansa antara Tutu dan Natisha dibumbui dengan kehadiran aroma ilmu kuno. Konon ilmu kuno ini dapat menjadikan penganutnya kaya raya, awet muda serta kebal terhadap segala jenis senjata tajam. Parakang! Sebuah sebutan untuk orang penganut ilmu kuno tersebut. Perasaan mencekam akan mengerang di ubun rasa sesaat mengarungi untaian lirik-lirik yang mengalun dalam pikiran ketika mengetahui betapa ilmu kuno masih sangat lekat pada masa itu, dan tentunya begitu menyeramkan. Ilmu ini secara turun-temurun dipelihara dan akan tetap terpelihara, karena ilmu itu wajib diturunkan terhadap penerusnya.

Demikian pula dengan narasi yang dijabarkan penulis tertuang sedemikian rupa dan tak terperi. Tentang bagaimana tatanan sosial dalam sebuah kehidupan bermasyarakat yang lekat dengan adat istiadat, budaya dan khazanah tradisi, semakin membuat para pembaca akan terbuai dan penasaran dengan kondisi kehidupan pada masa itu.

Ditulis dengan gaya bahasa yang ringan, alur cerita yang maju mundur, akan membuat anda betah dan semakin penasaran akan kisah yang menunggu di bab-bab selanjutnya. Teka-teki yang identik dengan adat dan budaya kedaerahan tentang pencarian keberadaan Natisha , dikemas begitu baik sehingga membutuhkan kejelian kita ketika mengarungi halaman demi halaman.

Namun, bukan pula hanya sekadar perkara asmara. Kasih persaudaraan bertautan dalam rajutan persahabatan juga merupakan topik tak terpisahkan dari novel ini. Bagaimana seorang Tutu tidak dapat merasakan sedikitpun aroma dendam yang telah dipupuk dan bertumbuh subur dalam jiwa sepupunya Rangka. Dendam yang tumbuh semenjak kematian ibunda Rangka. Seperti yang dikatakan penulis bahwa “betapa cinta dan angkara murka begitu tipis bedanya”. Persahabatan yang terjalin semenjak kecil hingga dewasa rupanya bukan penghalang bagi seorang Rangka untuk menyembunyikan dendam membara yang berapi-api dengan begitu baik. Hingga dendam itu kesumat dan membuncah, maka pembalasan menjadi satu-satunya cara untuk melampiaskan amarah.

Demikian ulasan singkat mengenai novel Natisha ini, dan mohon maaf untuk kekurangan dan dan kelemahan penulis dalam mereview buku ini. Terima kasih kepada para admin Fiksiana Community yang telah memilih cerpen saya “Lampet Mulana” menjadi salah satu pemenang dalam lomba tersebut. Dan mohon maaf sebesar-besarnya juga saya haturkan terlebih dahulu karena baru dapat memublish ulasan tentang buku ini dikarenakan situasi dan kondisi yang kurang berpihak kepada saya. Salam Fiksi dan selamat membaca novelnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun