Mohon tunggu...
Marto
Marto Mohon Tunggu... -

Manusia sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natisha

14 Oktober 2016   17:31 Diperbarui: 14 Oktober 2016   17:44 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Namun, bukan pula hanya sekadar perkara asmara. Kasih persaudaraan bertautan dalam rajutan persahabatan juga merupakan topik tak terpisahkan dari novel ini. Bagaimana seorang Tutu tidak dapat merasakan sedikitpun aroma dendam yang telah dipupuk dan bertumbuh subur dalam jiwa sepupunya Rangka. Dendam yang tumbuh semenjak kematian ibunda Rangka. Seperti yang dikatakan penulis bahwa “betapa cinta dan angkara murka begitu tipis bedanya”. Persahabatan yang terjalin semenjak kecil hingga dewasa rupanya bukan penghalang bagi seorang Rangka untuk menyembunyikan dendam membara yang berapi-api dengan begitu baik. Hingga dendam itu kesumat dan membuncah, maka pembalasan menjadi satu-satunya cara untuk melampiaskan amarah.

Demikian ulasan singkat mengenai novel Natisha ini, dan mohon maaf untuk kekurangan dan dan kelemahan penulis dalam mereview buku ini. Terima kasih kepada para admin Fiksiana Community yang telah memilih cerpen saya “Lampet Mulana” menjadi salah satu pemenang dalam lomba tersebut. Dan mohon maaf sebesar-besarnya juga saya haturkan terlebih dahulu karena baru dapat memublish ulasan tentang buku ini dikarenakan situasi dan kondisi yang kurang berpihak kepada saya. Salam Fiksi dan selamat membaca novelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun