sekolah bukan semata-mata tentang belajar di kelas dan bergulat dengan materi ajar, namun lebih dari itu belajar tentang persahabatan sejati untuk saling berbagi ide dan perhatian. Bahkan, sekolah menjadi tempat yang tepat untuk membangun komitmen bersama tentang kebaikan, kebajikan, dan kebijaksanaan." (Audacia) "Belajar di
Mayoritas anak di sekolah Ganny berasal dari satu sekolah yang sangat favorit di kota itu, sedangkan Ganny tidak berasal dari sekolah tersebut. Walaupun demikian, Ganny tetap nyaman dan menikmati proses belajar dan bergaul di sekolah tersebut karena semuanya dapat melebur dalam keseharian. Selain itu, para guru pun tidak membeda-bedakan pada anak didik walaupun banyak anak berasal dari sekolah yang berbeda-beda.
Suatu ketika wali kelas Ganny membagi kelompok dengan tajuk "Sahabat Belajar" untuk kelas tersebut. Kelompok Sahabat Belajar itu berlaku selama satu semester dan terdiri dari beberapa siswa. Sahabat Belajar ada dimaksudkan untuk menjadi kelompok belajar bersama dan saling mendukung satu sama lain dalam dinamika pelajaran.
 Ganny menyambut baik dan senang dengan kelompok ini karena dia bisa berbagi sekaligus dibantu bersama teman-teman dalam kelompoknya. Sahabat belajar sungguh-sungguh membantu Ganny dalam beradaptasi dan mengembangkan potensinya.
Ganny yang sangat menguasai Geografi dengan senang hati membantu teman-temannya dalam kelompok di saat kesulitan memahami materi Geografi ataupun ada tugas yang membutuhkan pemahaman yang mendalam dan aplikatif.Â
Sebaliknya, Ganny sangat lemah dalam Bahasa Inggris dan Ekonomi. Tak jarang teman lain dalam kelompok Sahabat Belajar memberikan bantuan pada Ganny sehingga dia dapat memahami dan menguasai Bahasa Inggris dan Ekonomi dengan baik.
Merdeka untuk Berbagi
Merdeka belajar sejatinya bukan sekadar merdeka dalam mempelajari materi pembelajaran, namun lebih dari itu merdeka belajar memberikan makna yang mendalam tentang merdeka dalam pergaulan, bersahabat untuk berbuat baik satu sama lain. Berbagi satu sama lain dalam komunitas atau kelompok belajar merupakan semangat positif yang terus bertumbuh kembang dalam label pendidikan dengan mengusung semangat merdeka belajar.
Pribadi-pribadi yang merdeka sesungguhnya adalah pribadi-pribadi yang mampu memerdekakan dirinya sendiri untuk bisa berbagi dan berempati pada sesama dalam sebuah ketulusan dan semangat berkembang bersama. Egoisme diri menjadi indikator yang nyata bahwa seseorang belum merdeka dengan dirinya sekaligus dengan orang lain karena ada ketakutan dan kekhawatiran yang selalu menyelimuti dirinya sehingga segala sesuatu hanya diperuntukkan untuk dirinya sendiri.
Ganny merasakan betul semangat merdeka belajar dalam komunitas Sahabat Belajar, di mana pribadi-pribadi yang ada di dalamnya sungguh-sungguh sudah merdeka sehingga siap berbagai satu sama lain tanpa kecurigaan dan kekhawatiran. Ganny dengan mudah dan sukarela berbagai ilmu pada kelompoknya, begitupula teman-teman yang lain juga dengan sukacita berbagi satu sama lain.
Kebersamaan penuh makna ini menjadikan Ganny belajar tentang kehidupan yang penuh makna, sekaligus dia memahami bahwa pergi ke sekolah bukan hanya untuk transfer ilmu dan mendapat nilai bagus, namun pergi ke sekolah menjadi proses menjalin persahabatan sejati untuk siap berbagi. Sekolah bukan lagi menjadi tempat yang menjemukan ataupun menjadi arena kompetisi yang saling mengalahkan satu sama lain, justru sebaliknya sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dan menjadi taman indah untuk bersahabat dengan gembira.
Membangun Humanisme
Sahabat Belajar sungguh-sungguh menjadi kesempatan yang baik bagi Ganny dan teman-temannya untuk bersinergi dan berkolaborasi. Satu semester dalam kelompok Sahabat Belajar menjadi kesempatan yang baik pula untuk mengenal satu sama lain secara pribadi dan karakternya. Berusaha mengenal dan memahami satu sama lain dalam dinamika belajar adalah sebuah proses humanisme yang sangat hebat karena anak-anak mulai belajar nilai-nilai kemanusiaan dalam relasi dan komunikasi.
Perjumpaan dengan sesama dalam sebuah komunitas bersama dalam kurun waktu tertentu menjadi sebuah sarana yang baik untuk mengolah nilai-nilai humanisme. Mengenali karakter diri menjadi kesempatan untuk mengembangkan diri tentang menjadi pribadi yang holistik dalam berpikir dan berlogika, matang dalam mengolah hati dan afeksi, siap sedia dalam kepedulian pada sesama, dan setia pada komitmen baik.Â
Ganny merasakan sungguh pengalaman diri itu dalam memposisikan dirinya tatkala berelasi dan bekerjasama dengan setiap pribadi dalam kelompok Sahabat Belajar. Ganny semakin memahami kelebihan dan kekurangan dalam dirinya.
Yang menarik lagi adalah Sahabat Belajar menjadi tempat saling memahami dan menghargai satu sama lain dalam setiap interaksi yang ada. Sekolah sungguh-sungguh menjadi sebuah lingkungan belajar yang menyenangkan, mengembangkan, dan memberikan makna yang berdaya guna bagi diri dan sesama.Â
Persahabatan dan persaudaraan sungguh-sungguh nyata dalam realita belajar, bukan sekadar teori atau angan-angan yang jauh dari tindakan dan perbuatan nyata.
Pada akhirnya, merdeka belajar menjadi sebuah sarana yang ampuh bagi siapa saja yang terlibat dalam proses pendidikan, baik anak didik maupun pendidik, untuk memberikan kesempatan untuk bertumbuh kembang dalam komitmen humanisme sepanjang hayat.Â
Biarlah dunia pendidikan menjadi dunia aman, nyaman, damai, dan bermakna untuk siapapun menggali nilai-nilai humanisme dalam kebaikan, kebajikan, dan kebijaksanaan hidup. Sungguh bahwa hidup hendaknya menghidupkan siapapun untuk kehidupan yang lebih baik dan pendidikan menjadi sarana yang ampuh untuk mewujudnyatakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H