Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar, Memaknai Lingkungan dalam Kerangka Pendidikan

4 September 2024   05:05 Diperbarui: 4 September 2024   05:35 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontekstualisasi Pendidikan lewat realita di masyarakat. Sumber: https://kipinakids.sch.id/

"Lingkungan masyarakat adalah dunia belajar yang kaya tentang pengetahuan, pemahaman, penyadaran, dan permenungan nilai-nilai pendidikan yang menghidupkan hidup setiap insan pendidikan. Pendidikan sudah waktunya menembus batas-batas yang mengkerdilkan." (Audacia)

Sepulang sekolah bercerita banyak tentang pengalamannya belajar hari ini di sekolah. Ada antusiasme dan semangat yang membara terujar dari tutur kata yang terus terangkai dengan lancar dan derasnya. Celo benar-benar menikmati pembelajaran hari itu dan menjadikannya pengalaman yang memuaskan hati dan pikirannya sehingga dia tampak ingin berbagi banyak hal tentang pengalamannya.

Rupanya saat pembelajar awal, guru kelasnya mengajak anak-anak keluar kelas bahkan keluar kompleks sekolah untuk jalan-jalan ke pasar tradisional yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Bagi Celo dan sebagian besar anak, pasar tradisional menjadi sesuatu yang agak asing karena mereka terbiasa dengan pasar modern, seperti minimarket, supermarket, bahkan mall yang memiliki karakter jauh berbeda dengan pasar tradisional. Bagi Celo, ini adalah pengalaman pertamanya pergi ke pasar tradisional.

Celo sangat terkagum-kagum dengan berbagai barang yang dijual di sana karena sangat berbeda dengan pasar modern, bahkan dia pun terheran-heran dengan harganya yang relatif murah. Berlanjut Celo bercerita, dia sangat heran dengan model tawar-menawar di pasar tradisional karena dia terbiasa segala sesuatu sudah ada label harganya jika pergi ke pasar tradisonal.

Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) terapan ini memberikan nuansa baru bagi Celo dan teman-temannya tentang model ekonomi dan sosiologi nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Belajar dari kehidupan nyata sejatinya menjadi cerminan merdeka belajar yang otentik dan bermakna sehingga anak-anak mampu membangun pengetahuan dan sekaligus kesadaran yang menggugah nurani dan kepedulian nyata.

Memaknai Lingkungan Sosial Secara Edukatif

Merdeka belajar sangat terbuka dengan pengalaman edukatif di luar tembok sekolah karena hal itu menjadi bagian dari spirit merdeka belajar untuk mengkontekstualisasikan dan mengaktualisasikan pembelajaran yang bermakna. Belajar bukan lagi hanya terperangkap dalam buku teks ataupun tembok kelas, namun belajar sejatinya membuka lebar-lebar mata hati dan pikiran pada realita kehidupan lalu memaknainya dalam kebijaksanaan hidup.

Rasa kagum dan terheran-heran yang Celo rasakan adalah kekayaan yang berharga dalam proses merdeka belajar. Kemerdekaan hati dan perasaan menjadi bagian dari pengolahan rasa yang mengalirkan olah rasa yang baik, seperti empati, simpati, peduli, penghargaan, dan apresiasi diri pada sesama. Buah-buah olah rasa yang positif menjadi bagian dari pengolahan pendidikan yang mengalir pada pembentukan karakter baik.

Bahkan kemampuan Celo melihat perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern bukanlah sesuatu yang buruk, namun justru menjadi olah pikir yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan kritis. Perbedaan itu memberikan pengalaman baru dalam pikirannya sehingga semakin memperluas wawasan Celo tentang realita di masyarakat. Menikmati perbedaan dan memaknainya sebagai realita yang harus diterima merupakan proses yang baik dalam pendidikan untuk membangun rasa menghargai, menghormati, mengapresiasi, dan toleransi atas keragaman yang ada.

Sudah Waktunya Berubah

Dunia terus berkembang, pendidikan pun sudah seharusnya mengikuti perkembangan itu dalam balutan kreativitas, inovasi, dan perubahan ke arah yang lebih baik. Ada sesuatu yang berbeda, jika Celo mendapatkan pemahaman dan kesadaran itu hanya dari buku teks atau berita tertentu. Pastinya ada kedalaman budi dan hati yang sangat berbeda dibandingkan dengan pengalaman langsung di masyarakat.

Pendidikan di zaman sekarang harus berani mendobrak cara-cara lama yang sudah tidak relevan dalam pembelajaran, seperti duduk, diam, dan belajar. Merdeka belajar sesungguhnya menjawab perkembangan zaman dan sekaligus kebutuhan anak bahwa belajar itu dinamis namun tetap menjaga nilai-nilai kehidupan dalam pemaknaannya, terseret arus tanpa harus hanyut. Dinamika di masyarakat, kemajuan teknologi, dan pola hidup masyarakat pastinya tidak bisa kita lawan, namun di sisi lain tidak perlu kita ikuti semuanya. Di sanalah posisi pendidikan sangat penting, mendewasakan diri untuk menjadi bijak dalam berpikir dan mengolah hati.

Dunia berubah, semuanya sudah waktunya berubah menuju ke hal-hal baik dan bijak. Cara berpikir Celo pun berubah tentang dunia sekitarnya setelah mengalami pembelajaran luar kelas di pasar tradisional. Dia menemukan hal-hal yang mengagumkan dan unik tentang lingkungan sekitarnya. Ada olah hati dan budi yang mengalir dalam dirinya tentang hal-hal yang berbeda dengan dunianya sebelumnya.

Sudah waktunya pendidikan memberikan kesempatan yang luas untuk para pendidik dan anak didik untuk berproses dalam desain pendidikan yang sungguh-sungguh memerdekakan hati dan budi. Paradigma belajar yang menembus batas-batas teori belaka sudah sewaktunya dikedepankan sehingga ada peluang untuk menggali nilai-nilai kehidupan dan kebijaksanaan hidup. Merdeka belajar benar-benar menjadi sarana yang tepat untuk menjadi manusia yang merdeka dalam bernalar budi, bernurani peduli, dan berkomitmen baik sehingga membentuk manusia yang utuh menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun