Keluarga dan sekolah senantiasa menjadi tempat yang ampuh untuk mengolah mentalitas dan karakter untuk siap belajar dan berkembang menjadi pribadi yang matang.
"The next day after I got fired, literally the next day, I started a new company,"Â begitu pernyataan Michael Bloomberg, Miliuner dan Bos Media di Amerika Serikat. Setiap orang bahkan orang-orang sukses pun pernah mengalami kegagalan dan kepahitan dalam hidup.Â
Namun segala kegagalan dan kepahitan itu justru menjadi acuan, pedoman, pijakan, dan motivasi untuk kembali berjuang dan memulai lagi berjuang dan berusaha kreatif dan inovatif.Â
Kegagalan adalah risiko dari sebuah proses pembelajaran hidup, bukan sebuah hukuman atau karma yang membelenggu hidup manusia. Justru dengan adanya kegagalan, setiap orang diberi kesempatan untuk mengevaluasi diri, berefleksi, dan membangun komitmen baru untuk sesuatu yang lebih baik.
Edupreneurship dalam semangat belajar di sekolah semakin memantapkan bahwa belajar di sekolah atau kampus adalah sebuah proses sinegis dan militan tentang kehidupan dan untuk hidup yang lebih hidup.Â
Dunia terus berkembang setiap detiknya, dunia pendidikan juga sudah seharusnya belajar dan berkembang setiap detiknya, inilah poin penting dalam memaknai pendidikan sebagai pembelajaran hidup, yakni siap sedia untuk belajar terus-menerus dan sepanjang hayat.Â
Akhirnya, setiap pribadi sudah seharusnya mampu memotivasi diri, mentransformasi diri, dan merefleksikan dirinya menjadi manusia yang berharga dan berdaya guna bagi sesama dan semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H