Para miliarder selalu melangkah maju untuk pertumbuhan bisnis, namun orang biasa berpikir sangat panjang dalam memulai sesuatu dan sering tidak jadi karena takut.
kegagalan sulit bagi sebagian besar orang untuk segera bangkit dan memulai hal baru dengan lebih bersemangat. Banyak orang takut gagal, bahkan ketika mengalami
Banyak orang suskes di dunia ini yang harus mengalami banyak kegagalan, namun mereka siap bangkit dan terus berjuang hingga akhirnya mendapatkan kesuksesan. Menjalani proses yang panjang dengan berpikir positif dan optimis adalah kunci dari setiap kesuksesan yang ada.
Dunia pendidikan tidak akan jauh dari kegagalan karena setiap waktu pendidik maupun anak didik sangat mungkin mengalami kegagalan. Itu hal yang biasa dalam sebuah proses belajar untuk mengembangkan diri.
Justru menjadi hal yang tidak biasa, tatkala pendidik dan anak didik mengalami kegagalan justru jatuh pada menyalahkan orang lain dan keadaan, putus asa dan patah arang, malas untuk mencoba hal baru, dan trauma akan mengalami kegagalan lagi.Â
Dunia pendidikan sejatinya menjadi tempat untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir positif, optimisme, militansi, dan siap belajar hal-hal baru.
Manusia tercipta dan terlahir dengan serba keterbatasan yang ada, setidaknya belum bisa berbicara dan belum bisa berjalan. Dalam perjalanan waktu, bayi mungil itu mulai bisa bergerak bebas, merangkak, mulai belajar berjalan, mampu berjalan dan berlari dengan sesuka hati.Â
Melalui lingkungannya, anak-anak mulai mengucap sekecap, melafalkan kata yang diulang-ulang, dan pada akhirnya mahir berbicara dalam bertanya, bercerita, dan berkomentar.Â
Itu semua adalah perkembangan natural manusia dan pembelajaran dasar manusia dalam menjalani kehiidupan di fase dini. Sungguh mengagumkan dan menakjubkan proses belajar dari titik nol hingga mampu berjalan dan berbicara.
Sebagai manusia yang bertalenta dan dianugerahi kemampuan untuk belajar dan terus belajar, sudah seharusnya setiap orang siap gagal dan lebih dari itu siap belajar dari kegagalan untuk menjadi lebih kuat dan mahir.Â
Belajar berjalan di waktu kecil pun tidak jarang jatuh bangun, tersungkur, dan terbentur berbagai benda yang ada, namun semuanya itu dijalani sebagai proses hingga akhirnya mahir berjalan bahkan berlari dan melompat.
Keluarga dan sekolah senantiasa menjadi tempat yang ampuh untuk mengolah mentalitas dan karakter untuk siap belajar dan berkembang menjadi pribadi yang matang.
"The next day after I got fired, literally the next day, I started a new company,"Â begitu pernyataan Michael Bloomberg, Miliuner dan Bos Media di Amerika Serikat. Setiap orang bahkan orang-orang sukses pun pernah mengalami kegagalan dan kepahitan dalam hidup.Â
Namun segala kegagalan dan kepahitan itu justru menjadi acuan, pedoman, pijakan, dan motivasi untuk kembali berjuang dan memulai lagi berjuang dan berusaha kreatif dan inovatif.Â
Kegagalan adalah risiko dari sebuah proses pembelajaran hidup, bukan sebuah hukuman atau karma yang membelenggu hidup manusia. Justru dengan adanya kegagalan, setiap orang diberi kesempatan untuk mengevaluasi diri, berefleksi, dan membangun komitmen baru untuk sesuatu yang lebih baik.
Edupreneurship dalam semangat belajar di sekolah semakin memantapkan bahwa belajar di sekolah atau kampus adalah sebuah proses sinegis dan militan tentang kehidupan dan untuk hidup yang lebih hidup.Â
Dunia terus berkembang setiap detiknya, dunia pendidikan juga sudah seharusnya belajar dan berkembang setiap detiknya, inilah poin penting dalam memaknai pendidikan sebagai pembelajaran hidup, yakni siap sedia untuk belajar terus-menerus dan sepanjang hayat.Â
Akhirnya, setiap pribadi sudah seharusnya mampu memotivasi diri, mentransformasi diri, dan merefleksikan dirinya menjadi manusia yang berharga dan berdaya guna bagi sesama dan semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H