Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Humanis (14): Dinamika "Meneruskan", Analisisnya Pembelajaran dalam Keragaman

15 September 2021   15:15 Diperbarui: 15 September 2021   15:16 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari aktivitas ini, sang guru memperoleh informasi tentang pribadi anak setidaknya dalam dua hal, yakni cita-cita dan gaya belajar anak. Dari apa yang dibuat anak, tampak ada begitu banyak cita-cita anak seperti ingin menjadi reporter, sutradara, arsitektur, pengacara, bahkan masih banyak lagi. Dan, dari kategori kegiatan yang dipilih, sang guru mulai mengenal gaya belajar anak. Kategori meneruskan gambar memiliki kecenderungan belajar dengan visual. Kategori meneruskan kalimat lebih cenderung belajar dengan media verbal (audio) dan tulisan. Bagi yang memilih kategori meneruskan batang korek api, mereka memiliki kecenderungan belajar dengan kinestetik. Dan bagi kategori meneruskan kasus memiliki kecenderungan belajar dengan studi kasus atau analisis.

Dengan media itu sang guru mulai mengenal karakter anak-anaknya. Tentunya informasi itu akan sangat mempermudah sang guru dalam mendesain pembelajaran untuk mereka dengan mempertimbangkan keragaman karakter anak didiknya. Bukan lagi penyeragaman yang dilakukan sang guru tetapi justru mendesain pembelajaran yang mengakomodasi keragaman itu. Hal ini menjadi sebuah pembelajaran tersendiri bagi sang guru tentang esensi pembelajaran itu sendiri bahwa pembelajaran itu ada untuk anak didik.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
@ Pendidikan Humanis: diambil dari sebuah buku yang berjudul #The_Educatorship, Seni Memanusiakan Wajah Pendidikan, yang ditulis oleh FX Aris Wahyu Prasetyo, 2016, PT Kanisius, Yogyakarta. Nilai-nilai humanis yang sangat kental dalam kisah-kisah yang tertuang dalam buku ini patut untuk dibagikan ulang sebagai inspirasi dan motivasi mengembangkan pendidikan dewasa ini. Pendidikan sejatinya memanusiakan manusia menuju taraf insani, maka mari mengembangkan humanisme dalam dunia pendidikan secara kontekstual, bermakna, dan reflektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun