Ikuti kata hati anda selama hidup anda, jangan mengabaikan waktu yang mengikuti kata hati anda, karena mengabaikan waktu merupakan suatu perlawanan bagi nurani.(Pthatotpe)
Waktu terus berjalan dan berputar yang tak dapat dihentikan oleh siapapun dan apapun, kecuali kehendak Sang Pencipta semesta ini. Waktu terus menambahkan lama dan panjangnya perjalanan hidup setiap pribadi sesuai dengan permulaannya masing-masing hingga pada waktunya berhenti dalam peristirahatan kekal.Â
Waktu pun menjadi kesempatan bagi manusia untuk memilah dan memilih segala pilihan-pilihan hidup yang tersaji dalam dinamika kehidupan bersama sesama dan semesta.
Ada kekecewaan yang mendalam tatkala waktu berlalu tanpa rasa dan kuasa untuk menjalaninya dalam kebermaknaan yang memberikan buah-buah kebahagiaan dalam hidup.Â
Ada rasa yang tergores dalam dalam luka menyesali segala yang terjadi dalam ketidakpuasan, ketidaktepatan, dan kekacauan yang menjadi kenangan buruk masa lalu penuh duka dan rasa bersalah. Andai bisa mengulangi waktu, menjadi sebuah harapan dan sekaligus impian untuk memperbaiki segala peristiwa masa lalu menjadi lebih baik dan bermakna.Â
Namun, waktu sudah berlalu dan peristiwa sudah menjadi realita masa lalu, yang ada adalah membangun hidup baru yang berpadu dengan waktu dalam keselarasan hidup.
kegembiraan yang berkobar tatkala waktu berlalu dengan rasa yang menggerakkan segalanya dalam keceriaan dan kepuasan yang mewarnai setiap waktu di masa lalu.Â
AdaTerkadang ada euforia yang begitu menyenangkan hati dan budi atas segala pencapaian dari waktu ke waktu di masa lalu yang mengantarkan setiap pribadi pada kemapanan diri.Â
Lebih dari itu, kegembiraan itu membawa manusia pada kematangan jiwa untuk berbagi pada sesama dalam ketulusan diri tanpa mengejar timbal balik ataupun popularitas diri.Â
Semua itu menjadi selebrasi-selebrasi sederhana atas kegembiraan dan kebahagiaan dengan menorehkan simpati dan empati pada sesama demi kehidupan yang selaras.
Saat ini, di sini, kini, adalah waktu yang sedang berjalan dan hidup manusia dalam kekinian yang perlahan-lahan menjadi masa lalu dalam setiap penambahan detik per detik.Â
Pribadi-pribadi yang hidup terus-menerus ada dalam titik kekinian yang dihadapkan pada dua pilihan:Â terpasung dalam kekinian yang tak tahu harus bagaimana atau terhubung dalam motivasi dan inspirasi yang selalu siap sedia memberikan makna atas kehidupan yang terus berjalan ini. Hati dan budi terus menggerakkan jiwa dan raga manusia pada pilihan-pilihan hidup itu yang menunjukkan arah dan tujuan hidup.
Pribadi yang terpasung dalam kekinian terus-menerus berkutat pada stagnasi kehidupan yang membuat manusia kerdil dalam pemikiran dan tumpul dalam nurani. Kekinian hidup sejatinya adalah kesempatan untuk terus mengolah diri, bukan dalam perkataan dan perbuatan yang sporadis tanpa kemauan dan kemampuan untuk memaknai kekinian dengan nilai-nilai kehidupan yang bermakna.Â
Saat ini adalah saat yang tepat untuk mengembangkan diri lewat segala sumber makna kehidupan yang berdaya guna bagi diri, sesama, dan semesta. Di sini merupakan tempat pribadi berpijak pada realita kehidupan untuk melakukan segala aktivitas yang menghidupkan hidup.Â
Manusia seharusnya tidak terpasung oleh waktu, namun selalu terhubung oleh waktu untuk memberikan kesadaran penuh betapa indah dan bermaknanya hidup ini.
Pada waktunya manusia harus kembali pada kesadaran penuh bahwa waktu dan nurani adalah kolaborasi kehidupan yang penuh makna dalam menata diri dan sekaligus memaknai dunia dengan kebaikan dan kebajikan.Â
Nurani dan waktu tak pernah memberikan kekelaman pada kehidupan manusia, sebaliknya manusia yang seringkali mengabaikannya dalam ketidakbermaknaan. Biarlah waktu menjadi sahabat baik bagi nurani.
Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup.Â
@Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H