Hal ini bukan masalah kualitas tata tulis, itu tidaklah terlalu penting, namun yang terpenting adalah adanya tulisan atau gambar yang menjadi sarana pengolahan diri setiap hari dan bisa dijadikan sebagai pengingat di hari depan dengan melihatnya kembali.
Video inspiratif, bacaan-bacaan yang bermakna, bahkan segala hal yang tertulis dalam kitab suci dapat menjadi sumber pengolahan diri. Menyediakan waktu rutin setiap hari untuk menyerap dan memaknainya maka senantiasa akan memberikan dampak positif ke dalam diri dan juga ke luar diri bagi sesama dan semesta.
Akhirnya pengolahan diri menjadi sebuah kebutuhan dasar yang harus diusahakan dalam kebiasaan yang tulus dan konsisten. Jika harus mencintai ataupun membenci, senantiasa ada makna kehidupan yang tersalur di dalamnya. Mencintai untuk memberikan kasih tulus tanpa pamrih, dan membenci bukan mendendam tapi untuk memberikan kesadaran bagi orang lain atas ketidakbaikan yang melekat padanya. Inilah kebijaksanan hidup.
Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI