Kepemimpinan kepala sekolah dalam menghadapi tuntutan teknologi pendidikan harus berjiwa inovatif, kreatif. Oleh karena itu kepemimpinan transformasional menjadi sebuah gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, karena dalam berbagai penelitian menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional sangat berpengaruh terhadap pengembagnan sumber daya manusia berkinerja tinggi.
Gaya Kepemimpinan TransformasionalÂ
      Berbicara tentang gaya kepemimpinan, banyak konsep yang dikembangkan didasarkan pada situasi, konteks dan spirit organisasi. Seorang pemimpin tampil dalam gaya partisipatif yang mengajak semua anggota dalam pengambilan setiap keputusan. Seorang pemimpin bisa tampil dengan gaya transaksional karena ada harga dibalik setiap kesuksesan tim. Seorang pemimpin tampil dalam gaya melayani yang melakukan segala sesuatu secara jujur, tulus  tanpa memikirkan kepentingan diri dengan prinsip berkorban demi kebaikan dan keselamatan banyak orang. Seorang pemimpin juga bisa tampil dalam gaya otoriter yang mampu membuat semua anggota patuh, setia dan taat. Seorang pemimpin tampil dalam gaya tranformasional yang mempu membawa pembaharuan dan perubahan sesuai perkembangan jaman.
Berdasarkan beberapa gaya kepemimpinan di atas serta membaca realitas dalam lembaga pendidikan pada umumnya, maka dalam mengikuti dan terlibat dalam perubahan dan tuntutan tekonologi dalam pendidikan, maka kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki kemampuan mengkomunikasikan ide-ide cemerlangnya sehingga memengaruhi perilaku anggota untuk mencapai tujuan tertentu (Wahjosumidjo2002,38). Oleh karena itu  gaya kepemimpinan transformasional dinilai sebagai gaya yang tepat untuk diterapkan.
Kepemimpinan transformasional adalah istilah yang diciptakan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978. Menurut Burn (dalam Harsoyo 2022,249), gaya transformasional sebagai kemampuan mengidentifikasi perubahan, menyusun visi untuk perubahan serta melaksanakan agar perubahan itu terjadi. Lebih lanjut Bass (dalam Harsoyo 2022,251), kepemimpinan transformasional adalah gaya seorang pemimpin memotivasi anggotanya untuk meneguhkan komitmen terhadap visi dan tujuan organisasi, mendorong mereka untuk menjadi pemecah masalah secara inovatif, serta meningkatkan kapasitas mereka melalui pembinaan, bimbingan, serta memberikan tantangan dan dukungan.
Seorang pemimpin adalah transformasional diukur terutama berkaitan dengan pengaruh pemimpin terhadap pengikutnya. Pemimpin mengubah dan memotivasi pengikut agar menyadari pentingnya tugas, Â melakukan sesuatu yang melampui yang diharapkan dan memenuhi kebutuhan anggota pada tingkat yang tinggi atau dapat dikatakan pemimpin yang berpikir dan bertindak out of the box. Â Artinya seorang pemimpin berani berpikir lebih jauh ke depan, tidak hanya terbatas pada apa yang sedang dihadapi, sedang dijalankan sebagai sebuah rutinitas. Ia mampu memikirkan sesuatu jauh dari kemampuan dan kebiasaan orang-orang pada umumnya. Seorang transformasionalis berusaha agar visi, misi harus menjadi tindakan nyata dengan upaya memotivasi anggota untuk menjadi kreatif, inovatif, membangun budaya belajar, dan membangun komunikasi yang efektif (Samsudin, 2021). Menurut Bass (dalam Marbun 2021), seorang tranformasionalis juga harus meningkatkan moral dan kinerja anggota, memahami kekuatan dan kelemahan anggota, memberi tantangan baru untuk berkembang, membangun relasi pribadi dengan anggota serta menciptakan perubahan sifat dan fungsi dirinya dan anggota dalam organisasi.
 Kepemimpinan transformasional dibutuhkan dalam arus perubahan jaman untuk menjawab kebutuhan. Ketika kepemimpinan yang konvensional, yang tradisional tidak sanggup membawa perubahan maka menajemen perubahan kepemimpinan menjadi unsur penting. Karena itu Rhenal Kasali (2014,3), mengatakan bawah setiap pemimpin punya janji dan cara berbeda untuk memenuhi janjinya dan punya cara yang khas. Namun pemimpin yang hebat tidak sekedar melakukan perubahan tetapi juga mengelolanya dengan manajemen perubahan. Perubahan paling mendasar adalah mengubah cara dan kebiasaan.
Perubahan cara dan kebiasaan menegaskan bahwa gaya kepemimpinan transformasionali bukan single fighter, melainkan kebersamaan dalam tim. Kebersamaan dalam kekompakan dan keterbukaan untuk bekerjasama dan bersama menumbuhkan kecerdasan kolektif (Haryatmoko 2020,33).
Berdasarkan beberapa uraian di atas, Bass (dalam Harsoyo 2022,254) menyebutkan empat komponen penting dalam kepemimpinan transformasional atau (dalam Riyono 1999,29) menyebutkan empat ciri kepemimpinan transformasional. Keempat komponen atau cirikhas yang dimaksud adalah adalah:
idealized influece, yaitu pemimpin yang memengaruhi anggota  sehingga  percaya dan mau mengikutinya karena sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai etika dan moral  yang tinggi. Cirikhas seorang transformasionalis dengan pengaruh idealnya adalah : Perilaku dan tindakannya bermoral dan beretika, Fokus pada visi dan tujuan bersama dari pada diri sendiri, bKeberanian mengambil keputusan yang sulit, bertindak sesuai nilai-nilai  yang diyakini baik dan benar,  membangun relasi yang mendalam dengan bawahan, memiliki kepekaaan, mendengarkan dan empati terhadap anggotanya.
inspirational motivation. Ia hadir memengaruhi orang lain agar memilki semangat tim, antusiasme dan optimisme. Mampu mengintegrasikan visi dan harapan menarik untuk masa depan sehingga para anggota terlibat secara penuh dan berkomitmen terhadap visi yang mau dicapai bersama.