Mohon tunggu...
Marthinus Selitubun
Marthinus Selitubun Mohon Tunggu... Penulis - Hanya seorang hamba

Seorang warga dari Keuskupan Agats Asmat, Papua. Mencoba menginspirasi orang-orang terdekat lewat doa dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dosa Favorit

2 Desember 2019   21:07 Diperbarui: 4 Desember 2019   16:56 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tatanan hidup yang lebih luas, dosa pun terjadi pada tingkat sosial atau struktural. Dosa bersama atau struktural lebih berbahaya tetapi juga berdampak pada kemampuan kita untuk mencintai citra Allah lainnya di dalam komunitas kita. Kita sering tidak menyadari bahwa kita pun turut berpartisipasi dalam dosa struktural. 

Sebagai contoh, seseorang mungkin tidak menyembunyikan sikap atau tindakan rasis, dan tetap bekerja sama dengan dosa rasisme struktural. Di kesempatan lain kita juga bisa melihat sekelompok orang dikondisikan untuk melakukan tindakan bullying berjamaah lewat media sosial. Hal yang sama bisa berlaku juga untuk jaringan perdagangan manusia. Di sisi lainnya, kita juga cenderung membiarkan ketidakadilan terjadi, atau bahkan kita secara sadar atau tidak sadar ikut mengkebiri hak-hak dasar orang lain sebagai manusia. Parahnya, dosa pada tingkat sosial ini lebih cenderung dibiarkan terbuka, dan dapat diakses melalui media sosial dengan mudah.

Pentingnya Sakramen Tobat

Entah disadari atau tidak, dosa dapat kita kategorikan sebagai suatu penyakit sangat berbahaya bagi jiwa dan raga. Nah, sebagai solusinya salah satu tindakan yang bisa menyembuhkannya adalah dengan menerima sakramen pengakuan dosa. Sebagai umat Katolik, kita tahu bahwa di dalam Sakramen Pembaptisan, dosa asal dan seluruh dosa yang kita lakukan sebelum kita dibaptis telah dihapuskan. Akan tetapi sebagai manusia, kita dapat jatuh lagi ke dalam dosa setelah pembaptisan. Dosa berat yang kita lakukan setelah Pembaptisan hanya dapat diampuni dengan menerima Sakramen Tobat, atau yang lebih dikenal dengan Sakramen Pengampunan Dosa.

Sebagai umat beriman kita percaya, bahwa di dalam Sakramen inilah, kita juga berjumpa dengan Yesus sebagai penyembuh ulung, yang hadir dalam diri seorang imam atau pastor.  Hal sederhana dan utama yang harus kita siapkan dalam proses pengampunan ini adalah kerendahan hati dan penyesalan, agar kita dipulihkan dan disembuhkan.

Semoga kita di sembuhkan dari Dosa

Setelah dikoreksi dan ditekankan tentang pentingnya menerima sakramen pengakuan dosa kepada anak-anak calon komuni pertama ini,  saya merasakan perbedaan yang cukup signifikan, dimana mereka menjadi lebih terbuka dan jujur dalam pengakuannya.  Keseragaman dalam hal dosa-dosa tidak saya dengar pada saat perayaan sakramen tobat. Masing-masing anak dengan datang ke bilik pengakuan lalu dengan lancar mengakui kesalahan-kesalahanya. Mereka sungguh memanfaatkan ruang waktu yang diberikan untuk merefleksikan sejauh mana tindakan yang dibuatnya, yang telah melukai hati Tuhan dan sesama.

Dari peristiwa ini saya belajar untuk lebih rendah hati dan terus memperbaharui relasi dengan Tuhan dan umat dalam pelayanan.  Marilah, jangan takut ke ruang pengakuan, karena Tuhan ingin menyelamatkan kita dari dosa-dosa favorit kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun