Albertus, 62 tahun, adalah salah seorang bapak tua yang terkenal sangat aktif. Saking aktifnya semua kegiatan yang diselenggarakan, baik oleh gereja dan pemerintah, selalu diikutinya. Selain sebagai bapak keluarga, dia juga terlibat di sekolah sebagai guru bantu, bahkan ikut serta dalam semua kegiatan Orang Muda yang diselenggarakan gereja dan pemerintah,Â
Luar biasa si bapak ini, kataku dalam hati.Â
Rumahnya yang terbuat dari papan terlihat sangat asri, karena terletak di lekukan sungai kecil dan dihiasi puluhan pohon kelapa. Bahkan ada perahu tradisional di dermaga kecilnya. Kebunnya selalu menjadi sasaran hampir semua petugas pastoral saat berkunjung ke desanya.Â
Tomat, cabe, singkong, atau sayur sesawi, dan lain lain, adalah hal-hal yang selalu menghiasi kebunnya. Dia juga bisa membuat ikan asin, berburu, dan masiiiih banyak lagi. Hampir semua orang di pesisir wilayah pantai selatan mengenal dia.Â
Pribadinya yang terbuka dengan semua petugas pastoral dan pemerintah, menjadikannya pemimpin ulung di desa. Soal kerja, jangan ditanya. Bapak Albertus selalu nomor satu dalam bekerja.Â
Semangatnya bisa menulari seisi kampung, lho !. Anak-anak bisa dibubarkan dari sekolah jika pastor akan berkunjung untuk merayakan ekaristi.Â
Bahkan para ibu yang sedang menjaring ikan di pantai pun, bisa bergegas ke kampung meninggalkan jaringnya di atas pasir berlumpur, ketika mendengar Albertus berteriak "hoiiiiiii...mace-mace, kamu semua bubar.... pastor su datang untuk misa ini...!!". Orang desa yang memiliki jiwa kepemimpinan yang luar biasa, pujiku tak habis-habis.Â
Di suatu pagi yang cerah saya sedang bekerja dengan beberapa anak muda di rumah pastoran. Sambil memotong kayu api, tiba-tiba terdengar ada ketukan di pintu belakang.
"Hallo anak pater, selamat siang anak pater... apa kabar?"
"Eh, Bapak Albertus.... masuk!", kataku mengajak dia masuk ke dalam pastoran dan meminta seorang anak muda membuatkan kopi kental manis kesukaannya.Â