Mohon tunggu...
Martino
Martino Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Freelance Writer

Gemar Menulis, Penimba Ilmu, Pelaku Proses, Penikmat Hasil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Vote Komodo” dan Bingkai Kesejahteraan Masyarakat NTT

30 Desember 2011   15:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dampak tarif telekomunikasi murah terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia

" Taman Nasional Komodo Indonesia meliputi tiga pulau besar, Komodo, Rinca dan Padar maupun pulau kecil lainnya dengan luas total 1.817 kilometer persegi. Taman nasional didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi Komodo. Kemudian, itu juga didedikasikan untuk melindungi spesies lain, termasuk hewan laut. Pulau-pulau di Taman Nasional Komodo terbentuk dari gunung api." (New 7 Wonders)

Itulah sekilas deskripsi mengenai Taman Nasional Pulau Komodo yang terdapat dalam website resmi New Seven Wonders. Pulau Komodo berhasil masuk menjadi salah satu tujuh keajaiban alam di dunia dalam pemilihan dengan sistem popular vote melalui SMS dan polling internet yang diselenggarakan oleh New 7 Wonders Foundation yang berbasis di Zurich, Switzerland. Salah satu kekayaan alam kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur ini berhasil bersaing dengan 28 finalis keajaiban alam dari berbagai negara lainnya.

Taman Nasional Komodo dan NTT

[caption id="attachment_160081" align="alignright" width="210" caption="Komodo (varanus komodoensis) "][/caption]

Seringkali terjadi kekeliruan penyebutan letak provinsi Taman Nasional Komodo dengan menyebutnya terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), padahal aslinya terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Disebut dengan Taman Nasional Komodo karena kawasan yang pada tahun 1992 dirubah statusnya dari Suaka Margasatwa menjadi Taman Nasional ini, merupakan satu-satunya habitat alami satwa Komodo, reptil purba terbesar yang tersisa dibumi. Utamanya  Taman Nasional Komodo meliputi tiga pulau besar (Komodo, Rinca dan Padar) dan wilayah perairan laut. Fungsinya sebagai Taman Nasional ditetapkan berdasarkan penetapan Menteri Pertanian pada 6 Maret 1980. Karunia terbesar Taman Nasional Komodo adalah keberadaan satwa endemik yang memiliki nama latin varanus komodoensis. Komodo merupakan spesies kadal raksasa karena panjangnya dapat mencapai 10 kaki (3 meter) sementara beratnya hingga 300 pound (135 kg). Komodo juga disebut-sebut sebagai kadal tertua didunia karena masih berkerabat dengan Mossaur, yaitu kadal purba yang hidup sekitar 136 sampai 65 juta tahun yang lalu. merupakan tertua didunia, Dan inilah yang paling membanggakan, hewan ini habitatnya hanya terdapat di Indonesia, yakni tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar dan pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Flores. Dibelahan dunia lainnya kita tidak akan menemukan kawasan yang menjadi habitat hidup Komodo, selain di Indonesia.

Dibalik pesona keberadaan satwa Komodo, Taman Nasional Komodo masih menyimpan begitu banyak pesona berupa kekhasan dan keindahan panorama alam yang luar biasa. Dikawasan daratan, terhampar padang rumput dan padang savana, hutan tropis musim dan hutan di ketinggian yang menjadi habitat hidup beraneka ragam jenis mamalia, burung dan reptil. Topografinya yang bergelombang, berupa bukit-bukit dan gunung-gunung semakin menambah indahnya pesona kawasan ini. Kawasan perairan lautnya pun tidak kalah mempesona, panorama bawah air lengkap dengan berbagai jenis terumbu karang yang menjadi habitat lebih dari 1000 jenis ikan, 250 jenis koral pembentuk karang, 70 jenis bunga karang dan sedikitnya 105 jenis crustaceae. Pesona-pesona itulah yang membuat UNESCO pada tahun 1986, tidak ragu menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Cagar Biosphere (Man and Biosphere Reserve) dan pada tahun 1991 ditetapkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage Site) oleh badan yang sama.

Secara administratif Taman Nasional Komodo terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bagi NTT, dengan jumlah penduduknya mencapai 4.619.655 jiwa dan kepadatan 95 jiwa per kilometer persegi pesona dan kekayaan alam kawasan Taman Nasional Komodo adalah sebuah harapan akan kesejahteraan. Dari sana masyarakat berharap mendapatkan keuntungan tidak hanya dari potensi alamnya, tetapi juga aliran rupiah dari kunjungan pariwisata turis mancanegara maupun domestik. Dahulu, cara masyarakat lokal memanfaatkan kekayaan alam Taman Nasional Komodo sempat mendapat sorotan. Praktik berburu hewan seperti rusa secara besar-besaran dan penangkapan ikan dengan cara-cara yang salah  menggunakan bom ikan, bahan beracun, dan aliran listrik dilakukan tanpa mengkhawatirkan kerusakan terhadap keanekaragaman hayati yang ada. Rusa merupakan salah satu makanan favorit komodo, apabila perburuan hewan rusa dilakukan terus secara besar-besaran maka dikhawatirkan populasi rusa sebagai sumber makanan komodo menjadi berkurang. Sedangkan penangkapan ikan menggunakan bom ikan, bahan beracun, listrik dan bahan berbahaya lainnya tentu akan menyebabkan kerusakan terhadap ekosistem laut. Namun kini cara masyarakat memanfaatkan potensi kekayaan alam Taman Nasional Komodo berubah lebih bijak. Masyarakat menyadari Taman Nasional Komodo sebagai aset daerah yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui jalur pariwisata. Oleh sebab itu masyarakat berkomitmen menjaga kelestarian alam Taman Nasional Komodo sebagai aset dalam promosi pariwisata yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Perjuangan "Vote Komodo"

Adalah New 7 Wonders Foundation, sebuah yayasan yang didirikan pada tahun 2000 dan berbasis di Zurich, Switzerland, yang aktif melakukan pemilihan melalui mekanisme pemungutan suara terhadap tempat-tempat menakjubkan di seantero dunia untuk dikategorikan sebagai keajaiban dunia. Pada 11 November 2011 lalu, New 7 Wonders telah mengumumkan tujuh lokasi yang menjadi tujuh keajaiban alam dunia (New 7 Wonders of Nature), dan Taman Nasional Komodo masuk diantaranya. Perjuangan Taman Nasional Komodo dimulai ketika didaftarkan bersama Danau Toba dan Gunung Anak Krakatau sebagai nominasi mewakili Indonesia oleh Kementrian Budaya dan Pariwisata saat itu (kini berganti nama menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif). Pada Desember 2007 polling dimulai untuk memilih nominasi diantara 440 lokasi dari 220 negara yang berpartisipasi. Selanjutnya pada 7 Juli 2009, diumumkan 77 nominasi yang lolos untuk mengikuti tahapan selanjutnya.  Pada 21 Juli 2009, Taman Nasional Komodo terpilih menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhak menjadi salah satu dari 28 nominasi finalis. Akhirnya dengan dukungan masyarakat Indonesia melalui perjuangan "vote komodo", Taman Nasional Komodo berhasil masuk dalam deretan tujuh keajaiban alam dunia.

Keberhasilan Taman Nasional Komodo masuk menjadi bagian tujuh keajaiban alam dunia seakan menebus kegagalan Borobudur memenangkan pemilihan yang sama (versi New 7 Wonders) dalam kategori keajaiban dunia hasil budaya manusia pada tahun 2007. Untuk mengantarkan Taman Nasional Komodo menjadi salah satu pemenang dalam kontes ini, memerlukan dukungan penuh masyarakat Indonesia melalui mekanisme voting menggunakan polling sms dan vote melalui situs resmi www.new7wonders.com. Upaya pemenangan ini selanjutnya populer dengan istilah "vote komodo". Masyarakat yang ingin mendukung Taman Nasional Komodo dapat mengikuti poling SMS dengan mengirimkan pesan singkat melalui telepon seluler (SMS) dengan format : KOMODO dan dikirimkan ke 9819. Sementara itu untuk memberikan dukungan via situs resmi penyelenggara, dapat langsung membuka situs resmi New 7 Wonders dan melakukan vote langsung terhadap komodo. Namun upaya pemenangan ini selanjutnya tidak lepas dari perdebatan banyak pihak di tanah air terutama terkait pengelolaan dana yang terkumpul dari tarif sms "vote komodo" dan kredibilitas yayasan New 7 Wonders sebagai pelaksana. Awalnya Tarif pengiriman pesan singkat (SMS) komodo ke 9818 sebesar Rp 1.000/SMS. Dana yang terkumpul dari tarif sms inilah yang selanjutnya dipertanyakan akan dipergunakan untuk apa dan siapa pihak yang mengelolanya. Setelah mendapat banyak sorotan,akhirnya tarif pengiriman pesan singkat diturunkan menjadi Rp 1/SMS. Pada tanggal 15 Oktober, beberapa operator telekomunikasi seluler memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengirimkan SMS vote untuk komodo dengan membebaskan biaya pengiriman SMS sebagai bentuk dukungan penuh bagi Taman Nasional Komodo menjadi bagian dari tujuh keajaiban alam dunia.

Terlepas dari pro dan kontra perdebatan keikutsertaan dan upaya pemenangan Taman Nasional Komodo dalam ajang pemilihan tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari dan raih manfaatnya dari fenomena "vote komodo". Keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam ajang tersebut tentu menjadi ajang promosi pariwisata bagi Taman Nasional Komodo, dan NTT secara umum. Apalagi setelah berhasil menjadi bagian tujuh keajaiban dunia, tentu harapannya Taman Nasional Komodo menjadi semakin dikenal dan populer didunia internasional. Disisi lain kita juga dapat melihat bagaimana telekomunikasi seluler dengan tarif yang murah berperan menjadi sarana bagi masyarakat Indonesia untuk mendukung komodo. Yang tidak kalah pentingnya adalah "vote komodo" kita dapat melihat tumbuhnya rasa persatuan, rasa saling memiliki dan solidaritas masyarakat Indonesia untuk mendukung wakilnya menjadi salah satu yang terbaik di dunia Internasional. Persatuan yang mungkin sulit kita temukan dibidang kehidupan lainnya. Bayangkan, hampir seluruh lapisan masyarakat bersemangat bersatu mendukung komodo dengan mengirimkan SMS secara bulat dan yakin memilih Taman Nasional Komodo. Harapannya tentu Taman Nasional Komodo menang, pariwisata meningkat, kesejahteraan masyarakat NTT dapat terdongkrak. Jika sebagian dari kita saja rela mengirimkan SMS dengan biaya cukup mahal untuk mendukung artis idolanya diajang-ajang pencarian bakat, lalu mengapa kemudahan SMS dan internet murah untu mendukung wakil Indonesia (Taman Nasional Komodo) untuk menjadi bagian dari keajaiban dunia saja masih terus diperdebatkan?

Menilik Peran dan Dampak Telekomunikasi Seluler dalam "Vote Komodo"

Dukung komodo jadi bagian 7 keajaiban dunia,  Ketik KOMODO kirim ke 9818, tarif Rp1. Itulah bunyi pesan pendek dari operator seluler (Value Added Service) yang pernah beredar ditengah masa gencarnya kampanye vote komodo. Tidak dapat dipungkiri, telekomunikasi seluler menjadi sarana penting dalam upaya pemenangan komodo. Salah satu cara mendukung Taman Nasional Komodo yang paling banyak digunakan masyarakat tentu saja melalui pesan singkat telepon genggam (SMS). Cara ini merupakan cara yang dianggap paling praktis dan mudah untuk mengumpulkan suara secara masif. Tarif SMS yang murah pun semakin memberikan kemudahan. Penurunan tarif pengiriman pesan pendek dari Rp 1000/SMS menjadi Rp 1/SMS, merupakan kesepakatan antara operator seluler dan content provider guna memudahkan masyarakat mendukung komodo. Apalagi setelah tarif

[caption id="attachment_160083" align="alignright" width="284" caption="Tarif telekomunikasi dan internet murah, memudahkan masyarakat untuk "vote komodo""][/caption]

diturunkan menjadi Rp 0/SMS alias gratis, tentu upaya pemenangan komodo sangat terbantu dengan langkah yang diambil beberapa operator sebagai bagian dari corporate social responsibility untuk ikut mendukung komodo sebagai jalan peningkatan kesejahteraan di NTT. Vote komodo secara langsung melalui internet pun bukanlah sebuah hal yang mahal. Tarif akses internet yang ditawarkan oleh operator seluler kian terjangkau, yakni Rp 1/Kb hingga Rp 0,5/Kb dengan kecepatan data mencapai 1 Mbps. Masyarakat yang sehari-hari kini akrab dengan internet tentu paham betul cara memanfaatkan kemudahan dan tarif murah tersebut untuk mendukung Taman nasional Komodo. Hanya dengan melalui fasilitas internettelepon selulernya, masyarakat dapat menyumbangkan suara dukungannya bagi Taman Nasional Komodo. Belum lagi kita melihat bagaimana kampanye berantai yang dilakukan oleh masyarakat melalui media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Pada masa gencarnya kampanye "vote komodo", sering kita menemukan teman-teman yang menyuarakan melalui update status dalam jejaring sosial facebook maupun Twitter yang berisi ajakan mendukung komodo. Bayangkan apabila tarif telekomunikasi seluler dalam hal ini SMS maupun tarif akses internet tidak semurah saat ini, tentu banyak dari masyarakat yang kemudian kesulitan untuk mendukung dan mengkampanyekan Taman Nasional Komodo.

Rasanya tidak berlebihan apabila "vote komodo" diartikan lebih dari sekedar upaya pemenangan Taman Nasional Komodo, tetapi bersamanya terselip harapan akan kesejahteraan masyarakat khususnya Kabupaten Manggarai Barat dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Melalui pengiriman pesan pendek tersebut, tentu harapannya Taman Nasional Komodo dan NTT bisa mendapat perhatian baik dalam negeri maupun internasional sebagai alternatif tujuan wisata. Disadari atau tidak, keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam pemilihan keajaiban dunia beserta perdebatan "vote komodo" yang menyertainya telah membuat semua orang penasaran akan pesona kawasan tersebut. Tidak sedikit orang yang lantas mengarahkan browser selulernya untuk "googling" sekedar melihat dan mengetahui apa dan bagaimana pesona yang ditawarkan Taman Nasional Komodo. Dari situ diharapkan daya tarik Taman Nasional Komodo dan pesona alam kawasan sekitarnya mampu menarik minat wisatawan untuk datang dan melihat langsung pesonanya. Apalagi setelah Taman Nasional Komodo berhasil menjadi bagian dari tujuh keajaiban alam dunia, efek promosi pariwisata tersebut diharapkan semakin membesar dan berdampak bagi masyarakat.

Memang benar bahwa Taman Nasional Komodo telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai sebagai warisan dunia (Worl Heritage Site) pada tahun 1991. Artinya Taman Nasional Komodo memang telah dikenal dunia. Namun bukan berarti Taman Nasional Komodo berhenti melakukan promosi pariwisata. Toh, penetapan Taman Nasional Komodo menjadi World Heritage Site oleh UNESCO mengandung empat syarat yakni mengharuskan pemerintah dan stakeholder terkait membangun program konservasi nyata, melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar, membentuk badan pengelola kelestarian, serta melakukan promosi. Dari syarat terakhir menyebutkan perlunya melakukan promosi, tentu dengan adanya momentum "Vote Komodo" dalam pemilihan keajaiban dunia merupakan kesempatan baik promosi bagi Taman Nasional Komodo. Tentu menang atau kalah bukanlah tujuan utama, melainkan kesempatan promosi untuk bisa meyakinkan masyarakat dunia bahwa pesona alam yang kita miliki di Taman Nasional Komodo lebih menakjubkan dan pantas untuk dikunjungi dibandingkan yang dimiliki oleh negara lain. Keyakinan tersebut diharapkan mampu menarik minat masyarakat dunia untuk datang langsung membuktikan pesona alam Taman Nasional Komodo. Dari situlah kita dapat membingkai peluang peningkatan pendapatan masyarakat NTT melalui pintu gerbang pariwisata.

Bingkai Kesejahteraan itu bernama Pariwisata

Banyak yang mengkhawatirkan masuknya banyak wisatawan ke kawasan Taman Nasional Komodo akan berdampak pada terganggunya habitat komodo. Kekhawatiran tersebut wajar adanya sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian habitat komodo. Namun yang perlu dicatat tentu pola wisata dikawasan konservasi berbeda dengan wisata dikawasan lainnya. Pihak pengelola Taman Nasional Komodo tentu telah mempersiapkan manajemen wisata yang mampu menjawab rasa ingin tahu wisatawan yang datang namun sekaligus tetap menjaga kondusifitas habitat komodo tersebut. Apalagi kita berbicara tentang wisatawan luar negeri, seringkali kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam objek yang mereka kunjungi lebih baik dibandingkan kesadaran wisatawan lokal.

[caption id="attachment_160084" align="alignleft" width="287" caption="Tidak hanya keberadaan satwa komodo, Taman Nasional Komodo juga menyimpan pesona objek wisata lainnya. "][/caption]

Berkunjung ke kawasan Taman Nasional Komodo tentu bukan berarti lantas kita berhari-hari hanya mengamati komodo saja. Mengamati komodo, melihat tingkah laku dihabitatnya tentu hal yang utama, namun bukanlah satu-satunya aktivitas menarik yang dapat dilakukan ketika berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Ada banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan ini mengingat potensi alamnya yang luar biasa. Ada kegiatan wisata seperti snorkelling, berenang, mandi matahari di Pantai Merah dan Pantai Bidadari, menjelajahi gua alam Batu Cermin sepanjang 200 meter dimana terdapat aneka rupa stalagtit dan stalagmit yang masih terpelihara dengan baik, Wisata bahari menikmati panorama bawah laut dengan menyelam dan snorkelling di 36 titik seperti Pulau Tatawa, Pantai Merah, Gililawa Laut, Loh Dasami, Pillar Steen, Batu Bolong dan Taka Makasar. Selain itu ada kegiatan pengamatan satwa dan bermain kano di Loh Liang dan Loh Buaya, pengamatan burung dan treking di daerah mangrove Loh Sebita. Adapula Pulau Kalong sebagai tempat menarik mengamati koloni kelelawar dalam jumlah yang cukup besar serta menyaksikan panorama dan bentang alam yang fantastik mewakili berbagai tipe ekosistem di Taman Nasional Komodo dari Golo Kode.  Oleh sebab itu saya menganggap "vote komodo" sebagai sarana promosi pariwisata yang dapat melahirkan efek "pull and spread" (menarik dan menyebarkan). Ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Terangkatnya nama Taman Nasional Komodo sebagai salah satu keajaiban alam dunia akan menarik perhatian dan minat masyarakat dunia. Wisatawan akan datang dengan tujuan utama yakni melihat dan mengetahui bagaimana komodo di habitatnya. Ternyata setelah sampai di kawasan Taman Nasional Komodo, tidak hanya pesona komodo yang dapat mereka nikmati melainkan juga pesona alam yang lainnya telah disebutkan diatas. Para wisatawan lantas menyebar kebeberapa tempat tersebut untuk menghabiskan waktu menikmati penorama dan pesona alam kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya. Pada saat yang sama wisatawan dapat berbagi pengalamannya berwisata kepada sahabat dan kerabatnya yang lain dengan bercerita maupun mengunggah foto-foto kegiatan dan objek wisata di Taman Nasional Komodo melalui media email maupun jejaring sosial. Efek berantai inilah yang secara perlahan namun pasti diharapkan mampu mengantarkan Taman Nasional Komodo semakin dikenal dunia sebagai alternatif tujuan wisata.

Pariwisata memang sangat diharapkan dapat mendongkrak perekonomian daerah dan masyarakat NTT. Dari pengembangan pariwisata tentu daerah akan mendapatkan tambahan pemasukan kedalam kas pendapatan asli daerah. Sementara itu arus pariwisata yang ada akan menumbuhkan geliat perekonomian dimasyarakat melalui berkembangnya produksi barang maupun jasa. Masuknya para wisatawan merupakan peluang bagi masyarakat untuk membuka usaha jasa penginapan, jasa transportasi, jasa pemandu wisata, usaha rumah makan, cafe dan lainnya. Wisatawan yang datangpun tentu tidak ingin pulang dengan tangan hampa tanpa buah tangan dari objek yang disinggahinya. Peluang ini dapat dimanfaatkan masyarakat dengan memproduksi barang-barang souvenir maupun oleh-oleh yang mencirikan kekhasan NTT dan Taman Nasional Komodo. Misalnya makanan dan minuman, kaos, aneka pernak-pernik, patung replika komodo, lukisan, dan lain sebagainya. Seperti yang kita lihat di kota-kota tujuan wisata lainnya, adanya kawasan wisata selalu diikuti pertumbuhan usaha-usaha kreatif dan pusat oleh-oleh yang menyediakan souvenir mewakili kawasan wisata yang bersangkutan. Inipula yang sudah dan diharapkan akan terus tumbuh di Kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya. Dengan tumbuhnya jasa-jasa usaha, usaha-usaha kreatif, munculnya pusat-pusat souvenir, kegiatan perdagangan dan lainnya akan membantu perputaran roda perekonomian masyarakat setempat melalui penyerapan tenaga kerja, berkembangnya usaha masyarakat, terjadinya peningkatan pendapatan sehingga berpengaruh pada daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mendorong hal tersebut tentu perlu kerja keras dan dukungan semua pihak. "Gelar" sebagai salah satu tujuh keajaiban alam di dunia telah disematkan kepada Taman Nasional Komodo. Hal tersebut sedikit banyak telah membuat masyarakat dunia mengenal dan mengundang rasa ingin tahu bagaimana sebenarnya pesona yang dimiliki Taman Nasional Komodo. Inilah modal sekaligus tantangan bagi pembangunan pariwisata di NTT khususnya kawasan Taman Nasional Komodo agar dapat dimanfaatkan menjadi jalan pembuka bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu perbaikan, penataan dan penyediaan infrastruktur pendukung harus dilakukan secara berkelanjutan. Manajemen pengelolaannya pun harus dilakukan secara profesional. Selain itu kegiatan promosi harus terus dilakukan, tentu dengan tidak melupakan upaya menjaga kelestarian habitat dan satwa Komodo itu sendiri.

***

Terlepas dari perdebatan yang ada, fenomena "vote komodo" telah menunjukan bangsa ini masih memiliki rasa kesetiakawanan, persatuan dan solidaritas untuk mendukung potensi alam yang dimiliki saudara sebangsa tampil dimata dunia. Dibalik dukungan tersebut sebenarnya tertaut harapan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat dan NTT secara umum akan peningkatan kesejahteraan melalui bidang pariwisata. Sekali lagi telekomunikasi seluler tampil menyumbangkan perannya sebagai pendukung guna mencapai harapan tersebut dengan memberikan tarif murah baik tarif pengiriman pesan pendek maupun internet dalam rangkaian "vote komodo". Peran ini dapat diartikan tidak hanya sebatas dukungan terhadap Taman Nasional Komodo, tetapi juga sebagai bentuk dukungan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Tentu hasil akhir yang ingin diraih bukan hanya mengantarkan Taman Nasional Komodo menjadi salah satu keajaiban alam dunia. Lebih dari itu, dampak promosi yang diperoleh diharapkan semakin membuka gerbang pariwisata di Nusa Tenggara Timur yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Dengan namanya yang semakin dikenal dunia internasional, sekarang tinggal bagaimana semua pihak bahu-membahu memanfaatkan momentum ini agar dampaknya dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Penulis : Martino, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

(Tulisan ini diikutsertakan pada ajang XL Award 2011)

Sumber Referensi :

1.“Taman Nasional Komodo” http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/3936 diakses pada 12 Desember 2012.http://www.komodonationalpark.org/ ,official website of Komodo National Park Indonesia, diakses pada 12 Desember 2011

3.Suryopratomo. 2011. Kampanye Komodo Kenapa Dikontroversikan. http://metrotvnews.com/read/tajuk/2011/11/04/938/Kampanye-Komodo-Kenapa-Dikontroversikan/tajuk ,diakses pada 12 Desember 2011

4.Tuhusetya, Sawali. 2011. Komodo dan Ironi Nasionalisme. http://sawali.info/2011/10/23/komodo-dan-ironi-nasionalisme/ , diakses diakses pada 12 Desember 2011

Sumber gambar :

1.http://www.new7wonders.com/image-gallery?id=12&post_id=5180

2.http://www.solopos.com/2011/feature/vote-komodo-123487

3.http://www.vivanews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun