Mohon tunggu...
Martino
Martino Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Freelance Writer

Gemar Menulis, Penimba Ilmu, Pelaku Proses, Penikmat Hasil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Vote Komodo” dan Bingkai Kesejahteraan Masyarakat NTT

30 Desember 2011   15:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terlepas dari pro dan kontra perdebatan keikutsertaan dan upaya pemenangan Taman Nasional Komodo dalam ajang pemilihan tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari dan raih manfaatnya dari fenomena "vote komodo". Keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam ajang tersebut tentu menjadi ajang promosi pariwisata bagi Taman Nasional Komodo, dan NTT secara umum. Apalagi setelah berhasil menjadi bagian tujuh keajaiban dunia, tentu harapannya Taman Nasional Komodo menjadi semakin dikenal dan populer didunia internasional. Disisi lain kita juga dapat melihat bagaimana telekomunikasi seluler dengan tarif yang murah berperan menjadi sarana bagi masyarakat Indonesia untuk mendukung komodo. Yang tidak kalah pentingnya adalah "vote komodo" kita dapat melihat tumbuhnya rasa persatuan, rasa saling memiliki dan solidaritas masyarakat Indonesia untuk mendukung wakilnya menjadi salah satu yang terbaik di dunia Internasional. Persatuan yang mungkin sulit kita temukan dibidang kehidupan lainnya. Bayangkan, hampir seluruh lapisan masyarakat bersemangat bersatu mendukung komodo dengan mengirimkan SMS secara bulat dan yakin memilih Taman Nasional Komodo. Harapannya tentu Taman Nasional Komodo menang, pariwisata meningkat, kesejahteraan masyarakat NTT dapat terdongkrak. Jika sebagian dari kita saja rela mengirimkan SMS dengan biaya cukup mahal untuk mendukung artis idolanya diajang-ajang pencarian bakat, lalu mengapa kemudahan SMS dan internet murah untu mendukung wakil Indonesia (Taman Nasional Komodo) untuk menjadi bagian dari keajaiban dunia saja masih terus diperdebatkan?

Menilik Peran dan Dampak Telekomunikasi Seluler dalam "Vote Komodo"

Dukung komodo jadi bagian 7 keajaiban dunia,  Ketik KOMODO kirim ke 9818, tarif Rp1. Itulah bunyi pesan pendek dari operator seluler (Value Added Service) yang pernah beredar ditengah masa gencarnya kampanye vote komodo. Tidak dapat dipungkiri, telekomunikasi seluler menjadi sarana penting dalam upaya pemenangan komodo. Salah satu cara mendukung Taman Nasional Komodo yang paling banyak digunakan masyarakat tentu saja melalui pesan singkat telepon genggam (SMS). Cara ini merupakan cara yang dianggap paling praktis dan mudah untuk mengumpulkan suara secara masif. Tarif SMS yang murah pun semakin memberikan kemudahan. Penurunan tarif pengiriman pesan pendek dari Rp 1000/SMS menjadi Rp 1/SMS, merupakan kesepakatan antara operator seluler dan content provider guna memudahkan masyarakat mendukung komodo. Apalagi setelah tarif

[caption id="attachment_160083" align="alignright" width="284" caption="Tarif telekomunikasi dan internet murah, memudahkan masyarakat untuk "vote komodo""][/caption]

diturunkan menjadi Rp 0/SMS alias gratis, tentu upaya pemenangan komodo sangat terbantu dengan langkah yang diambil beberapa operator sebagai bagian dari corporate social responsibility untuk ikut mendukung komodo sebagai jalan peningkatan kesejahteraan di NTT. Vote komodo secara langsung melalui internet pun bukanlah sebuah hal yang mahal. Tarif akses internet yang ditawarkan oleh operator seluler kian terjangkau, yakni Rp 1/Kb hingga Rp 0,5/Kb dengan kecepatan data mencapai 1 Mbps. Masyarakat yang sehari-hari kini akrab dengan internet tentu paham betul cara memanfaatkan kemudahan dan tarif murah tersebut untuk mendukung Taman nasional Komodo. Hanya dengan melalui fasilitas internettelepon selulernya, masyarakat dapat menyumbangkan suara dukungannya bagi Taman Nasional Komodo. Belum lagi kita melihat bagaimana kampanye berantai yang dilakukan oleh masyarakat melalui media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Pada masa gencarnya kampanye "vote komodo", sering kita menemukan teman-teman yang menyuarakan melalui update status dalam jejaring sosial facebook maupun Twitter yang berisi ajakan mendukung komodo. Bayangkan apabila tarif telekomunikasi seluler dalam hal ini SMS maupun tarif akses internet tidak semurah saat ini, tentu banyak dari masyarakat yang kemudian kesulitan untuk mendukung dan mengkampanyekan Taman Nasional Komodo.

Rasanya tidak berlebihan apabila "vote komodo" diartikan lebih dari sekedar upaya pemenangan Taman Nasional Komodo, tetapi bersamanya terselip harapan akan kesejahteraan masyarakat khususnya Kabupaten Manggarai Barat dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Melalui pengiriman pesan pendek tersebut, tentu harapannya Taman Nasional Komodo dan NTT bisa mendapat perhatian baik dalam negeri maupun internasional sebagai alternatif tujuan wisata. Disadari atau tidak, keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam pemilihan keajaiban dunia beserta perdebatan "vote komodo" yang menyertainya telah membuat semua orang penasaran akan pesona kawasan tersebut. Tidak sedikit orang yang lantas mengarahkan browser selulernya untuk "googling" sekedar melihat dan mengetahui apa dan bagaimana pesona yang ditawarkan Taman Nasional Komodo. Dari situ diharapkan daya tarik Taman Nasional Komodo dan pesona alam kawasan sekitarnya mampu menarik minat wisatawan untuk datang dan melihat langsung pesonanya. Apalagi setelah Taman Nasional Komodo berhasil menjadi bagian dari tujuh keajaiban alam dunia, efek promosi pariwisata tersebut diharapkan semakin membesar dan berdampak bagi masyarakat.

Memang benar bahwa Taman Nasional Komodo telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai sebagai warisan dunia (Worl Heritage Site) pada tahun 1991. Artinya Taman Nasional Komodo memang telah dikenal dunia. Namun bukan berarti Taman Nasional Komodo berhenti melakukan promosi pariwisata. Toh, penetapan Taman Nasional Komodo menjadi World Heritage Site oleh UNESCO mengandung empat syarat yakni mengharuskan pemerintah dan stakeholder terkait membangun program konservasi nyata, melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar, membentuk badan pengelola kelestarian, serta melakukan promosi. Dari syarat terakhir menyebutkan perlunya melakukan promosi, tentu dengan adanya momentum "Vote Komodo" dalam pemilihan keajaiban dunia merupakan kesempatan baik promosi bagi Taman Nasional Komodo. Tentu menang atau kalah bukanlah tujuan utama, melainkan kesempatan promosi untuk bisa meyakinkan masyarakat dunia bahwa pesona alam yang kita miliki di Taman Nasional Komodo lebih menakjubkan dan pantas untuk dikunjungi dibandingkan yang dimiliki oleh negara lain. Keyakinan tersebut diharapkan mampu menarik minat masyarakat dunia untuk datang langsung membuktikan pesona alam Taman Nasional Komodo. Dari situlah kita dapat membingkai peluang peningkatan pendapatan masyarakat NTT melalui pintu gerbang pariwisata.

Bingkai Kesejahteraan itu bernama Pariwisata

Banyak yang mengkhawatirkan masuknya banyak wisatawan ke kawasan Taman Nasional Komodo akan berdampak pada terganggunya habitat komodo. Kekhawatiran tersebut wajar adanya sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian habitat komodo. Namun yang perlu dicatat tentu pola wisata dikawasan konservasi berbeda dengan wisata dikawasan lainnya. Pihak pengelola Taman Nasional Komodo tentu telah mempersiapkan manajemen wisata yang mampu menjawab rasa ingin tahu wisatawan yang datang namun sekaligus tetap menjaga kondusifitas habitat komodo tersebut. Apalagi kita berbicara tentang wisatawan luar negeri, seringkali kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam objek yang mereka kunjungi lebih baik dibandingkan kesadaran wisatawan lokal.

[caption id="attachment_160084" align="alignleft" width="287" caption="Tidak hanya keberadaan satwa komodo, Taman Nasional Komodo juga menyimpan pesona objek wisata lainnya. "][/caption]

Berkunjung ke kawasan Taman Nasional Komodo tentu bukan berarti lantas kita berhari-hari hanya mengamati komodo saja. Mengamati komodo, melihat tingkah laku dihabitatnya tentu hal yang utama, namun bukanlah satu-satunya aktivitas menarik yang dapat dilakukan ketika berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Ada banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan ini mengingat potensi alamnya yang luar biasa. Ada kegiatan wisata seperti snorkelling, berenang, mandi matahari di Pantai Merah dan Pantai Bidadari, menjelajahi gua alam Batu Cermin sepanjang 200 meter dimana terdapat aneka rupa stalagtit dan stalagmit yang masih terpelihara dengan baik, Wisata bahari menikmati panorama bawah laut dengan menyelam dan snorkelling di 36 titik seperti Pulau Tatawa, Pantai Merah, Gililawa Laut, Loh Dasami, Pillar Steen, Batu Bolong dan Taka Makasar. Selain itu ada kegiatan pengamatan satwa dan bermain kano di Loh Liang dan Loh Buaya, pengamatan burung dan treking di daerah mangrove Loh Sebita. Adapula Pulau Kalong sebagai tempat menarik mengamati koloni kelelawar dalam jumlah yang cukup besar serta menyaksikan panorama dan bentang alam yang fantastik mewakili berbagai tipe ekosistem di Taman Nasional Komodo dari Golo Kode.  Oleh sebab itu saya menganggap "vote komodo" sebagai sarana promosi pariwisata yang dapat melahirkan efek "pull and spread" (menarik dan menyebarkan). Ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Terangkatnya nama Taman Nasional Komodo sebagai salah satu keajaiban alam dunia akan menarik perhatian dan minat masyarakat dunia. Wisatawan akan datang dengan tujuan utama yakni melihat dan mengetahui bagaimana komodo di habitatnya. Ternyata setelah sampai di kawasan Taman Nasional Komodo, tidak hanya pesona komodo yang dapat mereka nikmati melainkan juga pesona alam yang lainnya telah disebutkan diatas. Para wisatawan lantas menyebar kebeberapa tempat tersebut untuk menghabiskan waktu menikmati penorama dan pesona alam kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya. Pada saat yang sama wisatawan dapat berbagi pengalamannya berwisata kepada sahabat dan kerabatnya yang lain dengan bercerita maupun mengunggah foto-foto kegiatan dan objek wisata di Taman Nasional Komodo melalui media email maupun jejaring sosial. Efek berantai inilah yang secara perlahan namun pasti diharapkan mampu mengantarkan Taman Nasional Komodo semakin dikenal dunia sebagai alternatif tujuan wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun