Seandainya untuk operasional rumah adat, kok masih ada bagian lain dari rumah adat kita yang nyaris bocor sana-sini, seperti yang ada pada gambar di bawah ini.
Bapak gubernur yang terhormat kenapa ini menjadi penting.
Pertama kekayaan alam apa yang kita banggakan selain objek wisata?. Jadi pemikiran saya seperti ini, kalau tampilan rumah adat kita elok di pandang, petugasnya pun ramah; mungkin bisa menjadi rekomendasi awal untuk turis asing atau sesama anak negeri agar berkunjung ke danau kelimutu, pulau kamodo, pantai Lasiana Kupang, pulau padar, atau pun air terjun Oehala, dan berbagai tempat indah lain di nusa bunga; dengan demikian usaha kecil masayarakat, seperti kain tenun bisa terjual. Tetapi kalau kondisinya seperti ini (lihat foto), bagimana kesan orang luar bapak?.
Kedua rumah adat NTT ada di Jakarta. Berjejer dengan rumah adat lain dari Sabang sampai Merauke; kalau kesan kumuh seperti itu menurut saya menjadi citra buruk bagi NTT itu sendiri.
Semoga bapak bisa baca tulisan saya. Kalau bagus kasih hadiah ya pak, sepaeri pak Jokowi. Kalau jelek hubungi saya (lihat alamat) di blog personal saya. Saya cinta maka saya menulis oleh karena itu saya pun bisa bertanggung jawab dengan tulisan saya***. Salam Flobamora.
Â
Â
Martin Karakabu
Jakarta, 18-2-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H