Dan tanpa kusadari, ternyata suamiku memperhatikanku sejak tadi.
"Umi nih gimana sih? Tadi awal-awal Abi liat Umi nangis gara-gara kangen Mama. Lah sekarang kok senyum-senyum gitu kenapa?" suamiku bertanya dengan rasa penasaran.
Iya, tadi nangis gara-gara kangen. Sekarang juga tertawa gara-gara kangen. Ayo gak usah banyak tanya, bantuin Umi nyusun sebuah cerita." Jawabku seraya beranjak untuk mengambil kertas dan pena. Bang Hamzah hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan. Memang aneh yang namanya wanita, gampang menangisnya namun gampang jua tertawanya. Â Begitu mungkin yang ada dalam pikirannya.
*TAMAT*
Note :
Tulisan lama di tahun 2008 silam, terkuak kembali saat rindu menyengat. Al Fatihah untuk kakek Atikah yang telah pergi mendahului kami pada Juni 2020 yang lalu (salah satu pejuang Covid 19). Allahummaghfirlahu war hamhu wa afihi wa'fu anhu. Aamiin ya rabbal aalamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H