Mohon tunggu...
Martina Purna Nisa
Martina Purna Nisa Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Waktu tidak menunggu untuk kita menyumbang karya. Now or Never!

Menyukai banyak hal, kadang meledak-ledak dan tak tertebak.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Refleksi tentang Energi Kata

3 Februari 2021   21:47 Diperbarui: 3 Februari 2021   22:30 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sudah banyak mendengar jawaban dan tips tentang bagaimana memulai sebuah tulisan. Tapi tetap saja, orang orang masih akan dan terus bertanya tentang hal tersebut, lagi dan lagi.

"Saya mau memulai menulis tapi bingung dari mana"

"Saya sudah ada ide, tapi tidak tau menuangkannya"

"Saya stuck di tengah tulisan saya, dan rasa rasanya ingin berhenti menulis saja"

Dan banyak lagi ungkapan senada demikian.

Jawaban para penulis pun beragam tapi yang tidak absen adalah ucapan "tulis aja dulu" ga usah pikirkan apa apa. "Ngalir aja dulu, nanti juga dapat feel nya"

Jawaban tersebut cukup memotivasi namun secara praktisnya masih sangat abstrak dan tidak memberi jawaban sama sekali. Kenapa? Karena kebingungan, keraguan, ke stuck an penulis pemula tidak terjawab hanya dengan kata "tulis aja dulu".

Lebih dari itu, mereka butuh keyword, butuh aksi yang bisa dicontoh dan yang lebih real. Semacam jawaban yang lebih detail barangkali.

"Saat bingung menulis, bisa dimulai dengan membaca buku yang berkaitan dengan tema yang mau ditulis. Kata kunci itu di explore, dijewantahkan dengan pengalaman pribadi. Ketik saja ide pokok walau hanya sebaris. Dan lanjutkan ke ide pokok berikutnya.

Bahkan meskipun itu belum menjadi kalimat utuh. Kalo sudah selesai ide pokok, baru dilihat lagi dari awal dan lakukan penambahan penambahan kata yang efektif. Terus lakukan dan sempurnakan."

Atau yang lebih tekhnis lagi, " saat ada yang mau ditulis, ketik aja dulu pada note di androidmu, boleh berbentuk poin-poin dan simpulan yang ingin disampaikan. Tidak perlu buru buru menuliskan, tidak mengapa kumpulkan saja dulu data yang mendukung tulisan. Nanti jika tiba waktu yang selaras dengan mood mu, tulislah dan semoga energi dalam menulis bisa muncul karena sudah diperkuat dengan data"

Bahkan bisa juga dengan contohkan agenda menulis yang biasa dilakukan, misal

 well, setiap selesai sholat subuh dan menikmati pagi saya sempatkan mengambil buku dan pena. Menulis apa saja yang alam bisikkan. Apakah tentang angin, hujan atau bahkan suara kokok ayam. Apapun. Dan tanpa disadari alam mengajari kita banyak hal yang sayang sekali jika tidak dituangkan dalam ungkapan kata.

Tentu ini hanya contoh karena saya sendiri sebagai penulis pemula belum punya agenda yang rutin untuk menulis.

Terakhir yang paling penting adalah energi. Bagaimana penulis senior bisa menularkan energi nya kepada juniornya, di setiap kata saat menjawab pertanyaan. Di setiap ungkapan motivasi dan tidak merendahkan.

Di setiap kritik yang membangun dan bukan melumpuhkan. Salah satunya juga dengan adanya grup grup literasi dengan nuansa silaturrahmi yang kental dan semangat berbagi tentunya.

Energi untuk menulis dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Apapun dan dimanapun, jika ada energi di tempat itu, kunjungilah. Siapa tau kita akan bertemu dengan jutaan inspirasi di sana. Keep writing dan chayo!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun