Bahkan bisa juga dengan contohkan agenda menulis yang biasa dilakukan, misal
 well, setiap selesai sholat subuh dan menikmati pagi saya sempatkan mengambil buku dan pena. Menulis apa saja yang alam bisikkan. Apakah tentang angin, hujan atau bahkan suara kokok ayam. Apapun. Dan tanpa disadari alam mengajari kita banyak hal yang sayang sekali jika tidak dituangkan dalam ungkapan kata.
Tentu ini hanya contoh karena saya sendiri sebagai penulis pemula belum punya agenda yang rutin untuk menulis.
Terakhir yang paling penting adalah energi. Bagaimana penulis senior bisa menularkan energi nya kepada juniornya, di setiap kata saat menjawab pertanyaan. Di setiap ungkapan motivasi dan tidak merendahkan.
Di setiap kritik yang membangun dan bukan melumpuhkan. Salah satunya juga dengan adanya grup grup literasi dengan nuansa silaturrahmi yang kental dan semangat berbagi tentunya.
Energi untuk menulis dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Apapun dan dimanapun, jika ada energi di tempat itu, kunjungilah. Siapa tau kita akan bertemu dengan jutaan inspirasi di sana. Keep writing dan chayo!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H