Mohon tunggu...
Martina Prianti
Martina Prianti Mohon Tunggu... -

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kerja Bakti Masih Ada dan Masih Bisa Dieksekusi! FGIM Buktinya

7 Oktober 2013   21:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:51 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan ketika dipakai dengan bekerja, waktu rasanya berjalan begitu cepat. Melewati pukul 11 malam, satu per satu teman pulang ke rumah masing-masing hingga tertinggal 6 orang yang kemudian menyusut menjadi 4 orang pada pukul 1 pagi (6/9) dan menjadi 3 orang begitu saya pulang pada pukul 2 lewat (6/9). Yah, dengan pertimbangan beberapa hal, ada tiga teman relawan dewan guru Kartupedia yang bermalam di lokasi.

Dan hari yang dinanti pun tiba. Tanggal 5 Oktober yang bertepatan dengan HUT TNI, hari pertama pelaksanaan kerja bakti FGIM dimulai. Saya sendiri tidak hadir karena ada urusan yang perlu saya kerjakan. Namun dari jauh, melalui dunia kicauan dan juga layar kaca serta berita online, saya tahu bahwa di negeri tercinta kita ini, memang masih banyak orang yang peduli pada sesama wabil terkait pendidikan! Bagaimana tidak, dari laporan juru warta, disebutkan setiap wahana dalam FGIM dipenuhi relawan peserta. Lega sekaligus bersyukur.

Kemudian, hari kedua FGIM pun tiba. Saya bersama teman-teman relawan panitia maupun relawan peserta sejak pagi-pagi benar, menuju Ancol, Jakarta Utara. Yah menyiapkan alat bantu pendidikan untuk diberikan kepada 126 Sekolah Dasar (SD) di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua. Saya pribadi begitu sampai Ecopark, langsung merinding begitu melihat banyaknya teman-teman relawan peserta yang sudah memenuhi Ecopark.

Hingga kemudian pukul 09.45 pintu masuk di buka sebagai tanda kerja bakti dimulai. Nampak begitu jelas di mata saya, mereka tergerak lalu bergerak begitu saja menuju wahana sesuai yang paling diminati. Tidak terkecuali, wahana Kartupedia.

Saya bersama teman-teman relawan panitia lainnya pun otomatis berkutat melakukan apa yang menjadi tugas kami masing-masing. Sebagai relawan fasilitator, saya dan teman-teman menjelaskan apa dan tujuannya apa wahana kami masing-masing; kotak cakrawala, kartu pedia, kemas-kemas sains, teater dongeng, kepingpedia, video profesi, melodi ceria, sains berdendang, surat semangat, dan aula sekolah. Kartupedia sendiri merupakan wahana yang mengajak relawan peserta untuk membuat 'kartu pintar' yang terdiri dari; penemuan, flora fauna, pahlawan nasional, luar angkasa, dan keliling dunia.

Mengapa kita perlu membuat Kartupedia maupun alat-alat peraga pendidikan lainnya? Bagi kita yang berada di kota besar terlebih Jakarta, menurut saya, seperti apapun keadaan ekonomi, akan tetap lebih mudah mendapatkan akses jika ingin tahu tentang sesuatu misalnya siapa penemu listrik atau, ada di mana serta yang merancang Monas? Tinggal tanya kepada mbah google dan atau pergi ke toko buku atau perpustakaan, kita bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaan tadi. Tapi bagaimana dengan siswa-siswa SD yang berada di daerah terpencil dengan keterbatasan buku tersedia serta listrik bahkan sarana untuk bertanya pada mbah google. Melihat pelbagai keterbatasan itulah, kartupedia mencoba menjadi 'jembatan' bagi mereka.

"Teman-teman sudah ada yang pernah ke Aceh..Teman-teman sudah ada yang pernah ke Majene Sulawesi Barat..Teman-teman sudah ada yang pernah ke Bima..," demikian bagian kata-kata awal saya kepada teman-teman relawan peserta kartupedia sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai apa dan tujuan kartupedia. "Setidaknya, melalui tulisan kita ini kita bisa berada di Aceh jadi mari menulis sebaik dan semenarik mungkin," ucap saya disela-sela melihat relawan peserta menulis.

Dalam FGIM, jangan bicara soal gender, jangan bicara soal suku, jangan bicara soal agama, atau jangan bicara warna kulit. Karena kami masing-masing, tergerak lalu bergerak sendiri. Bersama-sama kami menyanyikan Indonesia Raya dalam upacara yang sudah sekian tahun lalu dilewati bagi teman-teman yang sudah berusia lanjut. Upacara, yah dua kali dalam satu hari saat pembukaan acara maupun penutupan FGIM.

Terima kasih teman-teman relawan panitia maupun relawan peserta, dengan atau tidak secara langsung kalian telah memberi sekaligus mengajari saya. Maka, perkenankan melalui tulisan ini, saya mengucapkan terima kasih banyak karena kalian telah menjadi bagian yang memberi contoh nyata bahwa; kasih itu indah. Terima kasih juga perseroan yang sudah turut serta berpartisipasi menyukseskan FGIM diantaranya: PGN, BNI, PPP, Mandiri, PLN, Ancol, JNE, Indika Energy, Indosat, dan Kompas Gramedia.

Saya pun sadar, tulisan ini hanya menggambarkan sedikit saja tentang betapa indahnya kebersamaan yang tertuang secara nyata dalam FGIM. Tulisan ini dibuat dalam kondisi badan yang masih cukup lemas pasca jatuh dari motor saat dalam perjalanan dari Ancol menuju Kemanggisan, tadi malam. Namun demikian, mari tetap semangat dalam berbagi dan menjadikan kita semua, jadi lebih baik.

"Berhenti mengeluh tidaklah cukup. Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup. Lakukan aksi nyata. Sekarang," FGIM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun