Mohon tunggu...
Martina Lindri Suarlembit
Martina Lindri Suarlembit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matahari

3 Juli 2023   11:52 Diperbarui: 3 Juli 2023   11:57 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore ini aku bersandar di pembatas jembatan sendirian, ku tatap nanar mentari yang perlahan-lahan tenggelam menuju peraduan lainnya. Pikiran ku berakar kemana-mana, memikirkan hal-hal yang sebenarnya tak seharusnya ku pikirkan.

Dalam keheningan itu seseorang tiba-tiba menepuk pundak ku dan dengan lembut ia berkata "pernahkah kamu menyadari bahwa senja sebenarnya sedang menangis sekarang ?"

Atas penuturannya itu aku pun lantas membalikkan badanku menghadap kearahnya dengan alis yang bertaut aku pun berkata "apa maksudmu ?"

"Lihatlah cahayanya yang hampir berwarna merah darah" ucapnya sembari menunjuk arah dimana senja berada

Aku mengikuti arah jarinya lalu kemudian terdiam lantaran menyadari bahwa apa yang dikatakan lelaki yang tak ku kenal ini benar adanya, mentari sore ini memancarkan cahaya keorangean yang pekat hingga terlihat seperti akan menjadi warna merah. Lama terdiam aku lalu kembali menatapnya yang kini telah berdiri di sebelah kanan ku, aku masih terlalu bingung dengan apa yang dia katakan barusan jadi ku putuskan untuk bertanya lagi padanya.

"Kau benar cahaya orange yang pekat itu hampir terlihat seperti warna merah, lantas kenapa ?" Ungkap ku

"Ingin mendengar cerita tentang matahari ?" Katanya yang malah balik bertanya

Alis ku kembali bertaut, semakin bingung dengan lelaki ini, namun rasa penasaran ku tentang cerita yang akan dia ceritakan membuat ku melupakan pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya ku tanya lebih awal seperti berkenalan terlebih dahulu sebelum kita masuk dalam percakapan yang menurut ku berat ini.

"Ceritakan lah, aku penasaran sekarang" kataku 

"Baiklah, sejak terbitnya matahari pagi-pagi sekali dia sudah mendengar suara orang-orang yang tengah menangis, yang putus asa, yang tengah berjuang menahan sakitnya, dan berbagai jerit kesakitan lainnya"

"Lalu apa hubungannya dengan warna cahayanya yang berwarna kemerahan ?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun