Mohon tunggu...
Martina EniSiswanti
Martina EniSiswanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan membawa kemajuan

Jangan lelah untuk belajar karena belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deep Learning (Pembelajaran Mendalam)

24 Januari 2025   09:03 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami konsep secara mendalam, menghubungkan ide, dan menerapkan pengetahuan di situasi baru.

Karakteristik:

Menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan informasi baru.

Melibatkan berpikir kritis dan refleksi.

Memfokuskan pada makna dan hubungan antar-konsep.

Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan kreativitas.

Menerapkan pengetahuan dalam konteks dunia nyata atau proyek kolaboratif.

Contoh: 

Menggunakan prinsip fisika untuk merancang model pembangkit listrik mini dalam proyek energi terbarukan.

Menghubungkan peristiwa sejarah dengan isu global saat ini untuk menganalisis dampak sosial dan politik.

Menerapkan konsep matematika untuk menghitung anggaran proyek kelas yang berhubungan dengan kewirausahaan.

Kapan Deep Learning Diperlukan?

Deep Learning sangat penting untuk tahap eksplorasi dan aplikasi setelah siswa:

Menguasai dasar-dasar dari Surface Learning.

Siap untuk menganalisis, mengevaluasi, dan berinovasi menggunakan pengetahuan yang dimiliki.

Mengapa Deep Learning penting dan dibutuhkan murid?

Deep Learning menjadi sangat penting di era sekarang karena dunia terus berubah dengan cepat dan menghadirkan berbagai tantangan yang kompleks. Kemajuan teknologi, isu lingkungan, ketimpangan sosial, dan disrupsi ekonomi menuntut keterampilan yang lebih dari sekadar hafalan atau pemahaman teori. 

Melalui pendekatan ini, siswa diajak untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi serta berkomunikasi dengan baik. Mereka juga didorong untuk memiliki karakter yang kuat dan kesadaran sebagai warga dunia. Deep Learning tidak hanya berfokus pada pemahaman konsep, tetapi juga mengajak siswa menerapkannya dalam kehidupan nyata. Misalnya, mereka bisa merancang solusi inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan di komunitas sekitar atau membuat proyek teknologi sederhana yang bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, Deep Learning memanfaatkan teknologi untuk menganalisis data, menciptakan simulasi, dan mengembangkan produk yang relevan dengan kebutuhan zaman. Pendekatan ini mempersiapkan siswa menghadapi perubahan dunia kerja yang semakin dipengaruhi oleh otomatisasi dan kecerdasan buatan. Lebih jauh, pembelajaran ini juga menanamkan kesadaran sosial dengan melatih siswa menjadi agen perubahan. Mereka diajak untuk mengamati masalah di sekitar, menggagas ide, dan mengambil tindakan nyata. Dengan menghubungkan materi pelajaran ke dalam konteks dunia nyata, Deep Learning membangun motivasi belajar dan membantu siswa memahami pentingnya apa yang mereka pelajari. Lebih dari sekadar metode mengajar, Deep Learning adalah cara untuk membekali siswa dengan keterampilan yang relevan di abad ke-21. Pembelajaran ini memastikan bahwa siswa tidak hanya siap untuk bekerja, tetapi juga mampu menciptakan solusi dan menjadi pemimpin masa depan yang membawa dampak positif bagi komunitas mereka.

8 Dimensi Profil Lulusan

  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME 

Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan serta menghayati nilai-nilai 

spiritual dalam kehidupan sehari-hari. 

 

  • Kewargaan 

Individu yang memiliki rasa cinta tanah air, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan

bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan manusia dan lingkungan.

  • Penalaran Kritis 

Individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.

  • Kreativitas 

Individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau

informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.

  • Kolaborasi 

Individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk

mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.

  • Kemandirian 

Individu yang mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.

  • Kesehatan 

Individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan

kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).

  • Komunikasi 

Individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.

Apa guna Dimensi Profil Lulusan tersebut?

Panduan Kompetensi Lulusan: Memberikan gambaran tentang keterampilan dan karakter yang

diharapkan dimiliki siswa setelah mereka lulus. Ini jadi semacam kompas untuk memastikan siswa siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

Acuan Merancang Pembelajaran: Membantu guru merancang aktivitas belajar yang nggak cuma fokus pada nilai akademik, tapi juga mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan praktis yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Menghubungkan dengan Dunia Nyata: Membentuk siswa yang bisa berpikir kritis, punya ide-ide kreatif, dan mampu mengambil tindakan nyata untuk memecahkan masalah di sekitar mereka.

Mengukur Keberhasilan: Menilai keberhasilan siswa bukan cuma dari seberapa banyak yang mereka hafal, tapi juga dari bagaimana mereka menunjukkan karakter, keterampilan, dan kesiapan untuk menghadapi kehidupan.

Apakah Setiap Mapel Harus Mengacu ke 8 Dimensi?

Tidak semua dimensi harus dimasukkan dalam setiap mata pelajaran atau kegiatan belajar.

Guru dapat memilih dan menyesuaikan dimensi yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran dan materi yang diajarkan. Yang terpenting, pembelajaran dirancang agar memiliki arah yang jelas dan memberikan dampak positif bagi siswa.

Contohnya:

Fisika: Fokus pada Penalaran Kritis, Kreativitas, dan Kolaborasi melalui proyek eksperimen atau

pembuatan alat sederhana yang bermanfaat.

Bahasa Indonesia: Mengembangkan Komunikasi, Kemandirian, dan Kreativitasmelalui debat atau penulisan esai argumentasi yang tajam dan terstruktur.

Matematika: Menekankan Penalaran Kritis, Kemandirian, dan Kolaborasi melaluipenyelesaian soal cerita, diskusi kelompok, atau proyek perhitungan anggaran sederhana.

Prinsip Deep Learning, Bukan Sekadar Pembelajaran Jogat-Joget Tanpa Makna

Berkesadaran

Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadipembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. 

Contoh kegiatan : 

Guru mengajak siswa mendiskusikan mengapa materi ini penting dan bagaimana mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Guru meminta siswa menuliskan refleksi singkat di jurnal belajar tentang perasaan mereka saat memecahkan masalah, strategi yang digunakan, dan perbaikan yang bisa dilakukan di masa depan.

Bermakna

Peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/ penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.

Contoh kegiatan : 

Guru mengajak murid melakukan observasi di lingkungan sekitar.

Guru mengajak siswa diskusi singkat tentang berbagai sumber energi yang mereka gunakan sehari-hari, seperti listrik, baterai, dan bahan bakar.

Guru juga mendorong siswa untuk memikirkan solusi nyata seperti pemanfaatan energi terbarukan di rumah atau sekolah

 

Menggembirakan

Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif,menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Contoh Kegiatan 

Guru memulai kelas dengan menanyakan kondisi murid, kesiapan belajar.

Guru membagi kelas menjadi kelompok kecil dan memberikan tantangan yang sesuai.

Guru dan siswa lain memberikan apresiasi dan umpan balik positif terhadap kreativitas dan ekspresi setiap kelompok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun