Mohon tunggu...
Martianadt
Martianadt Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cintai Bumi dengan Melakukan Diet Plastik

19 Desember 2020   21:09 Diperbarui: 19 Desember 2020   21:16 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlakukan bumi dengan kebaikan (dokpri)

Penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari ini memang sulit untuk dihindari karena plastik ini bersifat ringan, mudah ditemukan, dan praktis digunakan sehingga seperti sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari kita telah sering membuang sampah plastik. Mulai dari botol, sedotan, kantung plastik dari pasar ke rumah, dan lainnya. Padahal plastik ini memerlukan waktu yang lama untuk terurai.

Sampah plastik merupakan salah satu faktor penyebab masalah pencemaran lingkungan terbesar di dunia. Sampah plastik yang menumpuk ini akan sangat berbahaya dan dapat mengancam kesehatan dan keseimbangan lingkungan sekitar.

Greenpeace menyebutkan bahwa sampah plastik berpotensi terbelah menjadi partikel-partikel kecil, yang disebut sebagai mikroplastik dengan ukuran sebesar 0,3 hingga 5 milimeter. Apabila partikel tersebut masuk ke dalam tubuh manusia akan menimbulkan penyakit kanker, stroke, dan penyakit pernapasan.

Sampah plastik ini tidak hanya mengancam kelangsungan hidup di daratan saja melainkan juga di laut. Banyak berita mengenai hewan laut yang mati karena sampah plastik, seperti ikan paus yang mati karena di dalam perutnya ditemukan banyak sekali sampah plastik. Tidak hanya paus yang terkena dampak bahayanya sampah plastik ini tetapi penyu, ikan-ikan, serta hewan lainnya rentan terluka akibat sampah plastik.

Polusi plastik sangat berbahaya bagi semua makhluk hidup. Dilansir dari kompas.com, sebuah studi baru memproyeksikan bahwa pada tahun 2040 plastik sebanyak 1,3 miliar ton akan mencemari dunia kecuali jika beberapa langkah yang signifikan diambil untuk mengatasi masalah tersebut.

Sudah banyak aturan dan himbauan seperti melalui kampanye dan lain sebagainya terkait diet plastik atau pengurangan penggunaan plastik yang dilakukan, namun sampai saat ini hasilnya masih belum terlihat. Pengurangan penggunaan plastik atau diet plastik ini harus semakin kita tingkatkan demi kehidupan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.

Memang penggunaan plastik sangat sulit dihindari, namum sangat mungkin untuk dikurangi terutama dengan mengubah kebiasaan hal kecil. Kita bisa memulai diet plastik dengan cara mudah berikut ini.

1. Beralih menggunakan Stainless Steel Reusable Straw

Sedotan ini dapat digunakan kembali dimanapun kita membawanya. Baiknya kita tolak atau kembalikan sedotan plastik dari restoran dan menggantinya dengan sedotan yang dapat dicuci dan dipakai kembali ini.

2. Membawa alat makan sendiri yang dapat digunakan kembali pada saat bepergian.

Biasakan membawa alat makan sendiri saat bepergian, seperti tumbler, kotak makan, dan sebagainya. Bahkan, pada beberapa sekolah di Jakarta sudah menganjurkan siswanya untuk membawa alat makan sendiri dari rumah.

Saat kita membeli kopi atau boba, kita juga bisa meminta barista untuk menuangkan minuman yang kita pesan ke dalam botol yang kita bawa. Banyak penjual kopi atau boba yang memberikan diskon untuk pelanggan yang membawa botol minum sendiri loh. Jika kita ingin membeli es krim, pilihlah es krim dengan cone dibanding yang menggunakan gelas plastik. Dengan membeli es krim cone kita tidak akan meninggalkan sampah.

3. Stop menggunakan kantong plastik. 

Memang sudah ada peraturan mengenai larangan kantong plastik sekali pakai di mall, supermarket, minimarket, hingga pasar. Larangan tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat. Kita bisa mulai diet plastik dengan cara membiasakan membawa tote bag atau ecobag yang berbahan kain atau kanvas kemanapun. Cara ini memang terlihat kecil, tetapi memiliki efek yang panjang jika kita membiasakannya. Apabila lupa untuk membawa tas belanja, kita bisa meminta kasir untuk menggunakan kardus bekas yang disediakan di supermarket atau penjual besar di pasar.

4. Stop menggunakan tisu basah.

Tisu basah tidak bisa larut dalam air karena terbuat dari resin plastik. Jika membutuhkan tisu basah ketika bepergian, mulai membiasakan membawa saputangan kemanapun. Apabila membutuhkan tisu basah dirumah, kita bisa menggunakan lap kain yang dibasahi sebagai pengganti tisu basah.

5. Biasakan buang sampah pada tempatnya.

Hindari buang sampah sembarangan yang dapat merusak lingkungan kita ini. Biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Bila perlu, pisahkan sampah organik dan anorganik sehingga sebagian sampah tersebut bisa kita daur ulang menjadi barang yang berguna.

6. Mendaur ulang sampah plastik.

Dengan mendaur ulang sampah plastik, secara otomatis kita juga peduli dan membantu lingkungan. Tidak hanya dapat membantu mengurangi volume sampah plastik di lingkungan, tetapi ini bisa dijadikan sebagai lahan bisnis baru.

Plastik bisa didaur ulang menjadi barang fungsional dari plastik dengan menggunakan kreativitas kita. Seperti pot, lampu, dan tempat alat tulis dari botol plastik, keranjang pakaian dari plastik, dan lain sebagainya.

Ayo, mulai sekarang jagalah lingkungan dan bumi kita ini dengan melakukan diet plastik atau mengurangi penggunaan sampah plastik. Kalau bukan kita yang melakukan, siapa lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun