Mohon tunggu...
Maria Theressa
Maria Theressa Mohon Tunggu... Guru - Seorang praktisi pendidikan yang senang belajar, menulis, dan dikritisi. Karena segala pujian hanya milik Sang Pencipta semata. Akun twitter : @hommel_edu

Seorang praktisi pendidikan yang senang belajar, menulis, dan dikritisi. Karena segala pujian hanya milik Sang Pencipta semata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Listrik Pintar, Proyek 35000 MW dan Earth Hour

21 April 2016   15:20 Diperbarui: 21 April 2016   16:14 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://www.slogansnow.com/wp-content/uploads/2015/02/236.png"][/caption]

“Buset nih PLN knp ya mati lampu mulu, parahhhh dah bnr2 tiap jam org tdr lagi bikin darting ajah nih … tar giliran bayar ma http aja mahal gak ada dispensasi nya parah bnr2 parahhhhhh.”

(A, Jakarta Barat)

“YEEEEAAAHHH LAMPU NYALAAAA!  THANKS TO PLN setelah 188 jam hidup tanpa listrik!”

(B, Kepulauan Nias)

PLN so nda hambak!!!  Tiada hari tanpa jalur mati lampu!! Yg patut jd pertnyaan, qyapa ruma2 daerah PLN nda ja mati lampu? #tolngdangpemerintah”

(C, Manado, Sulawesi Utara)

“PLN ngleketek peureup…”

(D, Tasik, Jawa Barat)

[caption caption="Screen Capture dari akun media sosial milik pribadi (Facebook)"]

[/caption]

Demikianlah segelintir kawan saya yang menuliskan keluh-kesahnya terhadap PLN di media sosial.   Mereka yang telah terbiasa hidup dikelilingi alat-alat elektronik, tentu saja mulai cemas dengan adanya pemadaman listrik  berkali-kali dalam sehari.  Selain berpotensi merusak alat-alat elektronik, pemadaman listrik juga “berpotensi” memutuskan koneksi mereka dengan dunia luar.  Alat-alat komunikasi, seperti handphone, laptop, dan aneka gadget yang memiliksi koneksi internet terancam habis daya baterainya.  Tampaknya, selagi alat-alat komunikasi masih bisa berfungsi, meluapkan kekesalan di media sosial bisa menjadi cara ampuh untuk menurunkan tingkatan stres yang mereka hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun