Keputusan diterapkan dengan menyampaikannya kepada mereka yang terkena dampak dan mendapatkan komitmen mereka. Bukti penelitian menunjukkan bahwa orang-orang lebih cenderung mendukung keputusan yang telah melalui beberapa tahapan pilihan daripada langsung memutuskan suatu pilihan.
8. Mengevaluasi Efektivias Keputusan
Mengevaluasi hasil atau dampak dari keputusan tersebut untuk melihat apakah masalah telah terselesaikan. Jika evaluasi menunjukkan bahwa masalahnya masih ada, maka manajer perlu menilai apa yang salah. Apakah masalahnya tidak didefinisikan dengan benar? Apakah ada kesalahan yang dibuat saat mengevaluasi alternatif? Apakah alternatif yang tepat telah dipilih tetapi tidak diimplementasikan dengan baik?
Hal-hal diatas merupakan salah satu proses-proses untuk menentukan pilihan bagi seorang manajer.
Masing-masing dari kita memiliki ciri-ciri dan karakteristik kepribadian yang unik yang mempengaruhi cara kita bertindak dan berinteraksi dengan orang lain. Ketika kita menggambarkan seseorang sebagai orang yang hangat, terbuka, santai, pemalu, atau agresif, kita menggambarkan ciri-ciri kepribadian. Sebuah organisasi juga memiliki kepribadian, yang kita sebut sebagai budaya. Dan budaya tersebut memengaruhi cara karyawan bertindak dan berinteraksi dengan orang lain.
Definisi Budaya Organisasi
Budaya organisasi digambarkan sebagai nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi, dan cara-cara bersama dalam melakukan sesuatu yang memengaruhi cara anggota organisasi bertindak dan yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. Di sebagian besar organisasi, nilai-nilai dan praktik-praktik bersama ini telah berkembang dari waktu ke waktu dan menentukan, untuk sebagian besar, bagaimana "segala sesuatunya dilakukan di sini."
Definisi tentang budaya menyiratkan tiga hal, antara lain:
1. Budaya adalah sebuah persepsi. Budaya bukanlah sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara fisik, namun karyawan mempersepsikannya berdasarkan apa yang mereka alami di dalam organisasi.
2. Budaya organisasi bersifat deskriptif. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana anggota mempersepsikan budaya dan mendeskripsikannya, bukan dengan apakah mereka menyukainya atau tidak.
3. Meskipun individu mungkin memiliki latar belakang yang berbeda atau bekerja di tingkat organisasi yang berbeda, mereka cenderung menggambarkan budaya organisasi dengan cara yang sama.Â
Penelitian menunjukkan enam dimensi yang tampaknya menangkap esensi dari budaya organisasi:
1. Kemampuan beradaptasi-Sejauh mana karyawan didorong untuk menjadi inovatif dan fleksibel serta berani mengambil risiko dan bereksperimen.
2. Perhatian terhadap detail-Tingkat di mana karyawan diharapkan untuk menunjukkan ketelitian, analisis, dan fokus pada detail.
3. Orientasi pada hasil-Tingkat sejauh mana manajemen menekankan pada hasil dan bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapainya.
4. Orientasi pada orang - Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan dampak dari hasil pada orang-orang di dalam dan di luar organisasi.
5. Orientasi tim-Tingkat sejauh mana kolaborasi didorong dan aktivitas kerja diatur di sekitar tim, bukan individu.
6. Integritas-Tingkat sejauh mana orang menunjukkan kejujuran dan prinsip-prinsip etika yang tinggi dalam pekerjaan mereka.
Masing-masing dari keenam dimensi tersebut memiliki rentang dari rendah hingga tinggi, yang berarti tidak terlalu khas budaya (rendah) atau sangat khas budaya (tinggi).