Mohon tunggu...
martha sari
martha sari Mohon Tunggu... Guru - Physic's teacher

Physic's teacher

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kelembaman Vs Percepatan

3 Maret 2021   16:36 Diperbarui: 3 Maret 2021   17:27 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Minggu kedua di bulan Maret 2020 diinstruksikan agar seluruh siswa mengikuti pembelajaran secara daring (BDR)  memanfaatkan sistem digital agar terhindar dari wabah Covid 19.

Saat itu bagi siswa/i merasa senang karena dalam pemikiran mereka belajar dari rumah dengan waktu yang fleksibel menciptakan istilah "zona nyaman". Hal ini bisa dipahami karena dari keadaan diam (yang kurang paham  teknologi digital) cenderung untuk tetap diam (tidak belajar). Sehingga dibutuhkan suatu gaya dari luar (energi pendorong atau motivasi kuat) yang dapat memaksa siswa dari keadaan diam (tidak belajar) menjadi berada dalam keadaan belajar.

Sebaliknya, jika siswa/i berada dalam keadaan belajar dan bergerak lurus beraturan (maksudnya kita sudah memahami materi pelajaran, merasa enjoy belajarnya) dengan system PJJ, maka siswa/i sering "lupa waktu". Kita tidak merasa berat untuk belajar bahkan sering merasa tertarik untuk terus belajar, kecuali kalau ada gaya dari luar yang sangat kuat. Misalnya, acara film yang sangat disukai, main game atau kedatangan tamu spesial yang tidak bisa kita tolak.

Menurut wacana yang beredar  di media sosial, tahun ajaran baru, sekitar bulan Juli 2021, mereka kembali belajar di sekolah  bersama teman-teman,  beradaptasi dengan situasi serta  kondisi yang stagnan dan cenderung membosankan dari pukul 07.00 sampai 14.00, berbeda dengan selama PJJ, waktu belajar mereka lebih pendek dan mereka bisa belajar sambil bermain game, update status, bertanya dan mencari jawaban di internet sebagai pengganti buku cetak yang dianggap basi dan usang. 

Bagaimana cara mengalihkan kebiasaan tersebut dari belajar selalu pegang hp apalagi HP adalah teman setia 24 jam dan sudah menjadi "candu" untuk pelajar?

Mari kita flashback ke pernyataan Mas Nadiem saat PJJ dimulai: "Satu poin yang sangat penting untuk dimengerti bahwa dari semua riset yang telah dilakukan di situasi bencana lainnya, dimana sekolah itu tidak bisa melakukan pembelajaran tatap muka. Bahwa efek dari memberlakukan pembelajaran jarak jauh secara berkepanjangan, itu bagi siswa adalah efek yang bisa sangat negatif dan permanen," tutur Mendikbud dalam video di akun YouTube KEMENDIKBUD RI berjudul "Pengumuman Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19", Jumat (7/8/2020).

Dalam pemaparannya, Mas Menteri mengatakan, ada tiga dampak utama dari pembelajaran jarak jauh yang berkepanjangan. Pertama adalah ancaman putus sekolah, penurunan capaian belajar serta kekerasan pada anak dan resiko eksternal. 

"Kita beresiko mempunyai generasi dengan learning lose, lost generation, dimana akan ada dampak permanen terhadap generasi kita. Terutama bagi yang lebih muda," katanya.

Dan yang terakhir, Mendikbud mengatakan banyak sekali riset dimana peningkatan kekerasan terhadap anak dan resiko psiko sosial, seperti stres di dalam rumah karena tidak dapat keluar, tidak bertemu teman, dan sebagainya. "Jadi dampak psikologis, dampak masa depan anak-anak kita untuk melakukan PJJ secara berkepanjangan ini real".

Proses adaptasi baru akan dimulai lagi dari situasi PJJ menjadi PBM di kelas bersama teman-teman baru. Hal itu tdk semudah membalikkan tangan karena menurut Newton manusia memiliki sifat kelembaman. 

Kita tinjau hukum I Newton di mana sebuah benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan (kecepatan benda tetap) jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda itu. 

Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa suatu benda akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan awal jika benda tidak dikenai gaya atau resultan gaya atau F = 0. Oleh sebab itu benda memiliki sifat kelembaman (mempertahankan posisi awal).

Jadi, menurut Hukum I Newton, siswa/i sebaiknya belajar secara berkesinambungan dan teratur serta menghindari atau mengatasi segala sesuatu yang dapat menghambat usaha belajar mereka sesuai dengan kecepatan penguasaan materi yang sama. 

Dari Hukum II Newton dapat kita nyatakan, diperlukan gaya (motivasi) untuk mengubah kecepatan pengusaan materi belajar. Jika besarnya motivasi untuk maju sama besar dengan keengganan kita /kelembaman untuk maju (yang berdampak pada suatu kemunduran), maka resultan gaya sama dengan nol. 

Berarti, proses belajar siswa tidak mengalami kemajuan (tetap segitu-gitu aja). Tanpa adanya motivasi untuk lebih cepat menguasai materi atau motivasi untuk lebih banyak materi yang dikuasai. Bila kita menginginkan percepatan yang besar, diperlukan suatu motivasi yang semakin besar.

Fakta di lapangan kita ketahui bahwa materi di sekolah selalu berjenjang, dimulai dari tingkat dasar (termudah) sampai tingkat lanjut yang mulai agak sulit. Untuk tingkat penguasaan yang sama (setara), materi pelajaran yang lebih sulit memerlukan motivasi lebih besar daripada materi pelajaran yang relatif lebih mudah. 

Jika tingkat motivasi untuk pelajaran yang sangat sulit (kita memang mengalami kesulitan untuk menguasainya) kita buat sama dengan tingkat motivasi untuk pelajaran yang mudah, maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh akan berbeda.

Sebagai guru kita dituntut perhatiannya untuk memperhatikan perubahan pola asuh di kelas dengan tetap memperhatikan nilai karakter yang harus ditanamkan dan model pembelajaran berbasis IT untuk memotivasi siswa tetap berjalan lurus dengan kecepatan tetap bukan lagi diam dan kembali ke zaman kuda gigit besi dimana guru menjadi orang yang paling benar agar kelembaman pada setiap peserta didik  berubah menjadi percepatan.

Bahan kajian: dari berbagai sumber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun